Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

9 Fakta Proklamasi RI 17 Agustus 1945: Fotografer Frans Diburu Jepang dan Yusuf Ronodipuro Ditangkap

9 fakta Proklamasi RI 17 Agustus 1945: Fotografer Frans diburu Jepang dan Yusuf Ronodipuro ditangkap karena menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in 9 Fakta Proklamasi RI 17 Agustus 1945: Fotografer Frans Diburu Jepang dan Yusuf Ronodipuro Ditangkap
IPPHOS/FRANS MENDOER
Ir Soekarno saat sambutan dan membacakan teks proklamasi. Mikrofon yang dipakai di depannya memiliki sejarah tersendiri. - Berikut ini 9 fakta proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta-fakta kemerdekaan Republik Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945.

Ada banyak peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan.

Misalnya, draf teks proklamasi yang sempat hilang dan ditemukan di tempat sampah.

Jepang yang masih menjajah Indonesia saat itu mulai bergerak untuk mencegah Ir Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.

Selain itu, Jepang juga memburu Frans Sumarto Mendoer yang mengabadikan foto peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Berikut ini fakta 17 Agustus 1945, dikutip dari Indonesia Baik, Kemendikbud, dan SMP Katolik Santo Petrus

Baca juga: Baju Adat Buton Presiden Jokowi saat Upacara HUT Kemerdekaan ke-77 RI di Istana Merdeka

1. Proklamasi Kemerdekaan RI bertepatan dengan Ramadhan

Berita Rekomendasi

Soekarno mengatakan yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah waktu yang tepat.

Proklamasi kemerdekaan kemudian dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Diketahui, hari pembacaan Teks Proklamasi terjadi pada Jumat, 9 Ramadhan 1364 H.

2. Penanggalan dalam Teks Proklamasi

Naskah konsep teks proklamasi ditunjukkan saat penyerahan sementara dokumen naskah konsep teks proklamasi dari ANRI ke Istana Negara di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Minggu (16/8/2020). Dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI, naskah konsep teks proklamasi tulisan Bung Karno yang disimpan di ANRI akan turut dihadirkan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Naskah konsep teks proklamasi ditunjukkan saat penyerahan sementara dokumen naskah konsep teks proklamasi dari ANRI ke Istana Negara di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Minggu (16/8/2020). Dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI, naskah konsep teks proklamasi tulisan Bung Karno yang disimpan di ANRI akan turut dihadirkan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pada tulisan asli teks proklamasi tertera tanggal, Djakarta 17-8-’05 bukan tahun 1945.

Hal ini ternyata berkaitan dengan penanggalan yang digunakan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang.

Pada saat itu yang berlaku adalah penanggalan Jepang sebagai otoritas tertinggi.

Angka '05' sendiri diambil dari tahun 2605 tahun yang berlaku saat itu.

Baca juga: LINK Download Twibbon HUT ke-77 RI Beserta Cara Buat dan Share di Medsos

3. Naskah Proklamasi diketik dengan bantuan Angkatan Laut Jerman

Penulisan teks proklamasi kemerdekaan menggunakan mesin ketik milik kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (laut) DR. Hermann Kandeler.

Ini terjadi karena saat itu hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji Jepang di kediaman Laksamana Maeda.

Sebelum diketik, draf naskah Proklamasi ditulis tangan oleh Ir Soekarno pada dini hari 17 Agustus 1945.

Teks Proklamasi Kmerdekaan RI.
Teks Proklamasi Kmerdekaan RI. (via munasprok.go.id)

4. Draf Proklamasi sempat hilang

Kerangka teks proklamasi kemerdekaan RI hampir hilang setelah diketik oleh Sayuti Melik.

Draf ini berhasil ditemukan oleh BM Diah di bak sampah karena dianggap sudah tidak diperlukan.

Namun, akhirnya draf proklamasi ini disimpan selama 49 tahun hingga akhirnya diserahkan kepada pemerintah Orde Baru pada 29 Mei 1992.

5. Jepang memburu fotografer peristiwa Proklamasi

Ir. Soekarno saat sambutan dan membacakan teks proklamasi. Mikrofon yang dipakai di depannya memiliki sejarah tersendiri.
Ir. Soekarno saat sambutan dan membacakan teks proklamasi. Mikrofon yang dipakai di depannya memiliki sejarah tersendiri. (IPPHOS/FRANS MENDOER)

Frans Sumarto Mendoer bersaudara merupakan dua tokoh yang sempat mengabadikan peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui foto.

Saat itu, tentara Jepang memburu Mendoer bersaudara karena mengancam pendudukan Jepang saat itu.

Mendoer mengatakan ia tidak memiliki negatif film dari peristiwa itu karena sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.

Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.

Faktanya, negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.

Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang.

Berkat Mendoer bersaudara, rakyat Indonesia dapat melihat tiga foto peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Baca juga: Rute 14 Pesawat Tempur F-16 dan Bendera Raksasa yang Akan Meramaikan HUT Ke-77 RI Hari Ini

6. Kemerdekaan RI disebarkan melalui radio

Yusuf Ronodipuro adalah tokoh yang menyiarkan kabar kemerdekaan Indonesia melalui radio Jepang, Hoso Kyoku.

Karena keberaniannya itu, Yusuf disiksa oleh tentara Jepang.

Siaran radio Yusuf akhirnya ditutup.

7. Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati

Peran Fatmawati, sang penjahit Bendera Merah Putih yang dikibarkan saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Peran Fatmawati, sang penjahit Bendera Merah Putih yang dikibarkan saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. (wikipedia)

Bendera Merah Putih dijahit oleh ibu Fatmawati, istri ketiga Ir Soekarno.

Fatmawati menghabiskan waktu selama dua hari untuk menyelesaikan bendera berukuran 2x3 meter itu.

Ibu Fatmawati menjahit bendera merah putih dari kain pemberian Hitoshi Shimizu, kepala Departemen Propaganda, yang didapat dari gudang Jepang di daerah Pintu Air Jakarta Pusat.

8. Suara Teks Proklamasi

Suara Ir Soekarno yang membacakan teks proklamasi yang biasa didengar ternyata bukanlah suara yang direkam tepat pada proklamasi 17 Agustus 1945.

Rekaman suara asli Presiden Ir Soekarno tersebut adalah suara yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI).

Perekaman suara tersebut disarankan oleh Jusuf Ronodipuro, tokoh pendiri RRI.

9. Soekarno sakit sebelum pembacaan Proklamasi Kemerdekaan

Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, proklamator kemerdekaan Indonesia. (Buku tematik kelas 5 tema 7)

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini.

Ir Soekarno terkena gejala malaria tertiana.

Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Saat itu, tepat di tengah-tengah bulan Ramadhan.

Pada pukul 09.00 pagi, Ir Soekarno terbangun.

Beliau lalu berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00 pagi, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah Ir Soekarno.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait 17 Agustus 1945

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas