Program PATEN Milik Koalisi Indonesia Bersatu Diharapkan Lebih Membumi
Pakar komunikasi politik komentari Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN) milik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNBEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar, PAN, dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN) Penyampaian Visi dan Misi KIB dalam menghadapi Pemilu 2024 di Surabaya.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo mengungkapkan, apresiasi terhadap visi-misi tersebut. Meski demikian, KIB sepatutnya memperhatikan kondisi masyarakat akar rumput.
"Gagasan itu bagus memang. Saya lihat yang diundang para akademisi, rektor, pengusaha, tapi kan yang memilih masyarakat akar rumput yang pemikirannya tidak sampai pada globalisasi, inflasi, atau apalah. Mereka tidak mengerti," kata Suko Widodo, kepada wartawan, Kamis (18/7/2022).
Widodo mengungkapkan kelemahan partai politik (parpol) secara umum adalah kemampuan dalam membumikan gagasan sehingga lebih mengena pada masyarakat bawah.
Gagasan itu bisa berkontribusi pada pemenangan suara ketika mampu diserap oleh masyarakat.
Baca juga: Respons Golkar Seusai PAN Beri Sinyal Usung Sandiaga Uno Maju Capres 2024
"Kelemahan politik kita, parpol kita adalah membumikan gagasan. Maka gagasan itu baru bisa menang ketika dibumikan. Bagaimana gagasan itu bekerja di grass root," ujarnya.
Dalam KIB, hal senada terjadi. Gagasan PATEN yang bagus belum diturunkan menjadi program yang bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat.
"KIB itu masih di awang-awang, hanya menjadi wacana para pemikir. Tapi bagi pelaku dan masyarakat luas kayaknya kok belum terbumikan dengan bagus. Itu yang menurut saya bagaimana gagasan itu dibumikan dengan bagus dengan bahasa sederhana dan sebagainya," ujarnya.
Widodo menekankan pentingnya penerjemahan dan penyampaian gagasan besar dengan cara yang mampu meyakinkan konstituen. Sebab saat ini, masyarakat tengah dilanda krisis kepercayaan terhadap partai politik.
"Yang penting bagi parpol, bagaimana gagasan itu diyakinkan kepada masyarakat banyak. Sekarang repotnya, masyarakat sedang krisis kepercayaan, sehingga tidak cukup mudah untuk meyakinkan masyarakat," katanya.
Oleh sebab itu, sangat disarankan agar parpol mengubah caya politik lama menjadi gaya politik baru untuk bisa meyakinkan massa. Bagaimanapun, pemilih pada Pemilu 2024 diperkirakan akan didominasi oleh banyak pemilih milenial yang akrab dunia maya. Mereka terbiasa untuk mencari segala sesuatu melalui internet, termasuk rekam jejak suatu partai.
Baca juga: Golkar Harap Ada Kompetisi Sehat antara Airlangga dan Prabowo di Pilpres 2024
"Jadi ada apatisme anak muda, orang tua, (ada) distrust ketidakpercayaan, padahal pemilihnya sebagian besar golongan Z dan Y, golongan millenial. Mereka kan butuh bukti dan mereka bisa searching (mencari) bukti-bukti. Jadi parpol menurut saya harus berubah orientasi kampanyenya, strategi komunikasi politiknya. Harus berubah dari cara-cara lama. Mestinya harus dicarikan bahasa yang tepat, simpel, dan yang menyampaikan juga mendapat kepercayaan masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, KIB bertekad membawa Indonesia yang saat ini berada di negara berpenghasilan menengah atas menjadi negara yang maju berpendapatan tinggi pada 2035.
"Pada penyampaian visi dan misi ini, sengaja kita me-'launching' program ke depan, yaitu Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN)," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Program PATEN mengakselerasi transformasi ekonomi nasional untuk mencapai kesejahteraan menyambut bonus demografi pada 2025-2035.
“Dimana 2025-2035 bonus demografi kita ini 191 juta penduduk, kita harus mengatur ekonomi agar kita mencapai kesejahteraan dari sekarang income perkapita kita 4.000 (dolar AS per tahun) jadi 12 ribu (dolar AS per tahun," ucap Airlangga.