Survei Indikator: Publik Tak Percaya Brigadir J Lakukan Pelecehan Seksual ke Putri Candrawathi
Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait pengungkapan motif atas kematian Brigadir J di rumah eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait pengungkapan motif atas kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di rumah eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Hasilnya, mayoritas atau 65,4 persen responden pernah dengar bahwa Brigadir J dituduh melakukan pengancaman dan pelecehan seksual kepada Putri Candrawathi. Kemudian sisanya atau 34,6 persen menyatakan tak tahu.
Dari mereka yang tahu, sebanyak 86,4 persen di antaranya tidak percaya dengan kabar tersebut. Secara rinci di antaranya sebanyak 52,6 responden tidak percaya sama sekali dan 33,8 kurang percaya.
Sementara itu, hanya 9,8 persen yang menyatakan percaya dengan tuduhan tersebut dengan rincian 7,9 cukup percaya dan 1,9 sangat percaya. Adapun 3,7 persen responde tidak menjawab sama sekali.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk Persepsi Publik terhadap Kasus Sambo: Antara Penegakan Hukum dan Harapan Warga secara virtual, Kamis (25/8/2022).
“Yang tahu isu ini itu 65 persen. Sebagian masyarakat tidak percaya bahwa Brigadir J melakukan pengancaman dan pelecehan seksual terhadap istri FS,” kata Burhanuddin Muhtadi.
Adapun metode survei yang digunakan dalam survei ini adalah random digit dialing (RDD), yang mana memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Baca juga: Kapolri Ungkap Dugaan Motif: Ferdy Sambo Marah dan Emosi Dipicu Masalah Kesusilaan di Magelang
Survei dilakukan pada 11 sampai 17 Agustus 2022 dengan jumlah responden mencapai 1.229 orang. Responden dipilih melalui proses tersebut dan divalidasi serta dipindai sasarannya.
Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Wawancara responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Target populasi survei adalah Warga Negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Kemudian mereka terpilih adalah yang memiliki telepon.