Mendikbudristek dan LP Ma'arif NU Resmikan Satgas Ma'arif Bermartabat
Satgas Maarif Bermartabat Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan, Perundungan, dan Intoleransi (P2KPI) diluncurkan.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Maarif Bermartabat Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan, Perundungan, dan Intoleransi (P2KPI) diluncurkan di Aula Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma), Ahad (28/8/2022).
Peluncuran Ma'arif Bermartabat P2KPI dilakukan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dan Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Ali Ramdhani.
Peluncuran ini ditandai dengan menekan tombol yang dilakukan Mendikbudriatek dan Ketua LP Ma'arif PBNU.
Keduanya didampingi Sekretaris LP Maarif PBNU Harianto Oghie, Ketua LP Ma'arif Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Shodiq Askandar, dan Rektor Unisma Prof Maskuri.
Nadiem mengapresiasi pembentukan Satgas Ma'arif Bermartabat P2KPI ini.
Baca juga: Mendikbudristek Sangat Kecewa Rektor Unila Prof Karomani Ditangkap KPK
Sebab, ia menyebut bahwa LP Maarif NU merupakan lembaga pertama yang membuat Satgas ini.
Nadiem menyampaikan terima kasih kepada LP Maarif NU karena telah membentuk Satgas tersebut.
Ia merasa dibantu dengan hadirnya Satgas Ma'arif Bermartabat mengingat pihaknya membutuhkan dorongan lebih dalam menangani tiga dosa di satuan pendidikan itu.
Menurutnya, pembentukan satgas serupa bisa dicontoh oleh organisasi masyarakat (ormas) lain agar tidak ada lagi tiga dosa di dalam satuan pendidikan.
"Bisa jadi contoh untuk mengikuti NU dalam proaktif melawan ini (kekerasan, perundungan, dan intoleransi)," katanya.
Baca juga: Mendikbudristek Dijadwalkan Hadiri Rakernas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PBNU
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa Satgas perlu melibatkan tenaga pendidik secara sukarela.
Mereka memanf terlibat secara sadar atas pilihan dan kemauannya sendiri.
"Mereka memilih sebagai volunteer (sukarelawan). Saya mau menjadi kepala satgas. Itu salah satu hal yang kita lakukan di Perguruan Tinggi," katanya.
Nadiem menegaskan bahwa pilihan sukarela itu lebih efektif daripada dipilih.
"Jangan dipaksa, tetapi mau," kata pria yang menamatkan studi sarjana dan masternya di Amerika Serikat itu.
Belajar dari UNICEF, Nadiem juga menyampaikan perlunya pelibat pelajar yang menonjol atau populer dalam Satgas tersebut.
"Peran anak-anak yang populer di kelas sangat penting, anak yang sangat disenangi atau bandel," katanya.
Mereka perlu dilibatkan untuk menjadi otoritas yang menangani perundungan, intoleransi, dan kekerasan. Sebab, menurutnya, mereka merupakan mini pemengaruh (influencer).
Sementara itu, Ketua LP Maarif PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan bahwa satgas ini dibentuk sebagai upaya pencegahan agar tidak ada tiga persoalan di atas berkembang di satuan pendidikan LP Maarif.
Ia meyakini tidak ada tiga persoalan di atas dalam satuan pendidikan LP Maarif.
“Ini hanya untuk memberikan aktivitas-aktivitas preventif di satu sisi dan yang kedua memberikan contoh kepada satuan pendidikan yang lain agar setiap satuan pendidikan menjamin kemartabatan dari lembaga pendidikan yaitu dengan menjaga hak dan martabat dari siswa-siswa didiknya,” tegasnya.