Bagaimana Nasib KIB setelah Suharso Monoarfa Dicopot dari Ketua Umum PPP? Ini Kata Pengamat
Pengamat menilai koalisi KIB akan bubar usai Suharso Monoarfa tidak menjabat sebagai Ketum PPP. Berbedanya visi Plt dianggap sebagai faktor utama.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Politican Review (IPR), Ujang Komarudin mengomentari terkait nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP seusai Suharso Monoarfa dicopot sebagai Ketua Umum PPP dan diganti oleh Muhammad Mardiono menjadi Plt.
Ujang menilai adanya kemungkinan KIB akan bubar.
Hal tersebut, kata Ujang, dilihat dari penggantian Ketua Umum PPP yang memungkinkan adanya pengoreksian arah kebijakan saat Suharso menjabat termasuk soal KIB.
“Saya melihatnya dari sudut pandang pergantian kepemimpinan itu, saya melihat arah-arah berpisah dibandingkan bertahan.”
“Bisa jadi (Plt Ketua Umum PPP) juga mengkoreksi kepemimpinan Suharso Monoarfa,” katanya kepada Tribunnews, Senin (5/9/2022).
Selain itu, Ujang melihat pergantian kepemimpinan di tubuh partai berlambang Ka’bah itu juga memiliki kebijakan dan kepentingan baru oleh Muhammad Mardiono.
Baca juga: Suharso Diberhentikan dari Ketua Umum PPP, PAN Sebut KIB Fokus Konsolidasi Jelang Pilpres 2024
Analisa Ujang ini berdasarkan tidak terealisasinya PPP untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 setelah Suharso Monoarfa menjabat sebagai ketua umum.
Golkar dan PAN Harus Cari Pengganti jika PPP ‘Angkat Kaki’ dari KIB
Ujang pun menilai Golkar dan PAN akan berkonsolidasi dengan Muhammad Mardiono selaku Plt Ketua Umum PPP terkait keberlangsungan KIB.
Namun jika konsolidasi tersebut berakhir buntu maka Golkar dan PAN akan mencari partai lain untuk masuk dalam KIB.
“Tentu mereka (Golkar dan PAN) akan mensolidkan diri, akan melobi Ketua Umum (PPP) yang baru ya. Saya rasa agar nanti juga Golkar dan PAN dapat tiket (Pilpres 2024).”
“Tapi kalau tidak adanya kesepahaman antara Golkar, PAN, dan pengurus PPP atau ketua umum yang baru, ya bisa goodbye dan ini berbahaya bagi KIB,” katanya.
Sehingga, Ujang menganggap Golkar dan PAN pun akan mencari partai lain untuk bergabung dengan KIB seperti Partai Demokrat, PKS, ataupun Partai NasDem.
“Golkar dan PAN harus mencari pengganti PPP. Kan masih ada (partai) Demokrat, PKS, dan NasDem ya.