Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendemo Diminta Waspadai 'Penumpang Gelap' Tunggangi Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM

Emrus Sihombing mengingatkan seluruh elemen masyarakat terutama mahasiswa agar tetap waspada 'penumpang gelap' menunggangi demonstrasi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pendemo Diminta Waspadai 'Penumpang Gelap' Tunggangi Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa demo tolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022). beberapa elemen buruh dan mahasiswa membawakan beberapa tuntutan dalam demonstrasi hari ini. Tuntutan yang mereka bawa antaranya menolak kenaikan harga BBM yang baru saja diumumkan pemerintah pada 3 September lalu. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombang aksi unjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus bermunculan di beberapa daerah termasuk Jakarta dan sekitarnya.

Pakar Komunikasi Politik UPH, Emrus Sihombing mengingatkan seluruh elemen masyarakat terutama mahasiswa agar tetap waspada 'penumpang gelap' menunggangi demonstrasi.

"Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan. Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media. Sehingga masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap," kata Emrus, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Pemanah Disebut Muncul Saat Kericuhan Demo Tolak Kenaikan BBM di Makassar, Ini Jawaban Polda Sulsel

Emrus menilai sejauh ini demokrasi di Indonesia belum dewasa, cenderung mengedepankan emosional. Padahal, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik, seharusnya menyampaikan aspirasi secara lebih elegan.

Menurut Emrus, dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa.

"Akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta. Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkretkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan. Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa?"ujarnya.

BERITA TERKAIT

Dalam isu penyesuaian harga BBM bersubsidi, Emrus juga mengkritisi pola komunikasi pemerintah.

Menurut Emrus, pemerintah seharusnya berdiskusi dengan komponen masyarakat sebelum memutuskan kebijakan.

Sebab, dampak penyesuaian harga BBM sangat luas.

"Pemerintah harus berdialog dengan saudara kita di tempat terpencil atau tinggal di kantong kemiskinan kota untuk merumuskan skema atau pengaturan distribusi BBM. Dialog mutlak dalam negara demokrasi," tegas Emrus. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas