Bahas Bjorka di RDP, Pimpinan Komisi II Singgung 250 Hacker China yang Cemari Pemilu 2014
Syamsurizal pun khawatir apa yang dilakukan Bjorka membuat penyelenggaraan pemilu 2024 menjadi tercela.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Syamsurizal sempat menyinggung hebohnya hacker Bjorka membongkar data yang diduga milik lembaga negara bahkan data Presiden RI.
Hal ini disinggung dalam rapat dengar pendapat (RDP), di Komisi II DPR RI bersama KPU, Bawaslu dan DKPP, Senin (12/9/2022).
Syamsurizal pun khawatir apa yang dilakukan Bjorka membuat penyelenggaraan pemilu 2024 menjadi tercela.
"Persoalan data presiden pun dibongkar kelompok Bjorka. Kita khawatir ini menjadi semacam alat yang membuat hasil penyelenggaraan pemilu kita tercela," terang Syamsurizal dalam rapat.
Ia kemudian mengungkit persoalan hacker yang terjadi pada pemilu 2014 silam, di mana sebanyak 250 hacker China mencemari pelaksanaan pemilu di Indonesia.
Menurutnya, terlepas benar atau tidak soal data yang dibongkar, aksi hacker tersebut telah mencemari penyelenggaraan pemilu pada waktu itu.
"Seperti yang terjadi pada 2014 lalu ada 250 hacker China yang dikatakan apakah hoaks atau benar, ini sempat mencemari penyelenggaraan pemilu kita," terangnya.
Baca juga: Sepak Terjang Hacker Bjorka Sebelum Akun Twitter dan Telegramnya Hilang
Syamsurizal pun menyinggung hacker Bjorka yang disebut sudah membongkar data pribadi Erick Thohir, hingga Menkominfo Johnny G Plate.
Berkenaan dengan itu, menurutnya pengalaman hacker di tahun 2014 dan hebohnya Bjorka membongkar data kementerian/lembaga belakangan ini perlu dijadikan acuan menyusun dan mengemas regulasi.
Ia mengatakan hal ini patut dicemaskan sebagai pembelajaran dan penyempurnaan perlindungan data ke depan, khususnya terkait kepemiluan.
"Ini patut diantisipasi sejauh mana kita siapkan pengamanannya," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.