Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyesuaian Harga BBM Jadi Momentum Perbaikan Struktur Pemberian Subsidi

langkah pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki alokasi dan struktur pemberian

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Penyesuaian Harga BBM Jadi Momentum Perbaikan Struktur Pemberian Subsidi
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
DEMO KENAIKAN HARGA BBM - Ribuan massa kader dan simpatisan PKS Kota Tangerang, melakukan aksi unjukrasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi sambil membentangkan poster dan spanduk mereka berjajar sepanjang 5 kilometer di Jalan Sudirman Kota Tangerang, Sabtu (10/9/2022). Mereka menolak kebijakan pemerintah tersebut yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat yang sedang kesulitan ekonomi akibat terdampak pandemi, sehingga kebijakan ini akan membuat rakyat semakin susah. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Wisnu Wibowo mengatakan, langkah pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki alokasi dan struktur pemberian subsidi kepada masyarakat.

Dia mengatakan, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM saat ini sudah sangat tepat, pasal sejak awal tahun harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan pada bulan Maret sempat tembus lebih dari USD 100 per barel.

”Sekarang memang ada penurunan yaitu sekitar USD 85 per barel, tapi jangan lupa asumsi APBN kita untuk BBM hanya USD 63 per barel. Ini yang membuat sistem fiskal kita jebol. Jadi penyesuaian harga ini adalah alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan APBN kita,” kata Wisnu dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).

Wisnu menjelaskan sejak Maret pemerintah sebenarnya berkeinginan menaikkan harga BBM karena besarnya disparitas antara asumsi harga BBM di APBN dengan harga minyak dunia.

Tetapi pemerintah menilai saat itu waktunya belum tepat karena mendekati puasa dan Hari Raya Idul Fitri sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Sementara untuk saat ini, Wisnu berpendapat merupakan waktu tepat karena imbas inflasi dari puasa dan Lebaran sudah terkendali juga masih ada waktu dari momen hari besar lainnya yaitu Natal dan tahun baru.

Penyesuaian harga yang dilakukan sekarang ini menurutnya juga sebagai momen memperbaiki alokasi dan struktur pemberian subsidi kepada masyarakat.

BERITA TERKAIT

Selama ini, masih banyak masyarakat di luar kelompok tersasar yang ikut menikmati subsidi BBM. Wisnu mencontohkan banyak kendaraan di atas 2000 CC yang mengonsumsi BBM subsidi jenis Pertalite sehingga kuota jebol karena konsumsinya berlebihan.

Baca juga: KSPSI Bawa Keranda saat Demo Tolak Kenaikan BBM: Itu Bentuk Penderitaan

"Selain itu dengan berkurangnya disparitas harga antara Pertalite dan Pertamax diharapkan bisa membuat kelompok masyarakat yang lebih mampu untuk beralih menggunakan BBM yang tidak bersubsidi namun lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Wisnu menambahkan dengan dimulainya uji coba pendaftaran kendaraan melalui website Pertamina dikatakan Wisnu merupakan peluang bagi pemerintah membangun data base terkait siapa yang layak menerima subsidi.

”Kita kan sudah terbiasa menggunakan peduli lindungi. Nah ini nanti kurang lebih sama. Ketika database siapa yang layak menerima subsidi sudah terbangun dengan pendekatan digitalisasi data, maka pemerintah akan semakin berani memberikan subsidi karena potensi kebocoran lebih bisa dikendalikan,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas