Minta Waktu Bertemu Jenderal Dudung, Effendi Simbolon Akui Belum Direspons, Siap Menghadap Sendiri
Effendi Simbolon minta maaf. Ia menegaskan tidak bermaksud untuk menstigmakan TNI seperti gerombolan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ucapan kontroversial Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon berbuntut panjang.
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) bakal memanggil Effendi Simbolon terkait pernyataannya yang memicu polemik di tubuh TNI, besok, Kamis (15/9/2022).
Diketahui, Effendi Simbolon dalam rapat Komisi I DPR bersama TNI dan Kementerian Pertahanan yang digelar Senin (5/9/2022), menyinggung insubordinasi hingga isu disharmoni di tubuh TNI.
Kemudian yang membuat merah kuping prajurit TNI saat Effendi menyebut TNI seperti gerombolan dan melebihi organisasi masyarakat atau ormas.
Ucapan politisi PDIP tersebut ramai-ramai dikecam prajurit TNI.
Untuk meredakan situasi yang memanas, Effendi sudah menemui Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk meminta maaf terkait ucapannya.
Namun, ia belum bisa menemui Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, untuk menyampaikan maaf secara langsung.
Baca juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Beri Pesan untuk Anak-anak Citayam Fashion Week
"Ke Pak Dudung belum direspons, saya sudah minta waktu, saya akan hadir sendiri. Saya bertanggung jawab atas apa yang saya sampaikan," kata Effendi di Ruang Fraksi PDIP, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Lebih lanjut, Effendi menegaskan dirinya tidak bermaksud untuk menstigmakan TNI layaknya seperti gerombolan.
Effendi mengungkapkan, dia hanya ingin mendapat penjelasan terkait adanya isu disharmoni di dalam internal TNI.
"Demi Allah, demi Tuhan, saya tidak pernah men-judge sebagaimana apa yang beredar, apalagi saya sendiri juga bagian dari keluarga besar TNI," ucapnya.
Sekali lagi Effendi minta maaf atas ucapannya. Ia tak bermaksud menyinggung prajurit TNI.
"Saya dari lubuk hati yang paling dalam atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti prajurit TNI, dari mulai tamtama, bintara, perwira, sesepuh yang tidak nyaman dengan perkataan yang mungkin tadi sudah ditekankan. Dan saya sendiri enggak ada maksud menyatakan sebagaimana yang sekarang bergulir."
"Sekali lagi saya mohon maaf kepada seluruh prajurit baik yang bertugas dan sudah purna," ujar Effendi, Rabu (14/9/2022), dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews.
Tak hanya pada institusi TNI, Effendi juga menyampaikan permintaan maaf pada sejumlah pemimpin TNI.
Yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa; Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman; Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono; serta Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.
"Dan juga pada Panglima TNI saya mohon maaf, Kepala Staf Angkatan Darat, juga Kepala Staf Angkatan Laut, juga Kepala Staf Angkatan Udara yang mungkin merasa ada hal yang kurang nyaman, saya mohon maaf," ucap Effendi.
Arahan jenderal Dudung berkait ucapan Effendi Simbolon
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman ternyata yang memberikan arahan langsung kepada prajurit TNI AD untuk merespons ucapan Effendi Simbolon itu.
Dalam video yang viral di media sosial, Jenderal Dudung menyampaikan supaya semua personil TNI bergerak, karena Effendi Simbolon sudah mempermalukan nama TNI.
Berikut pernyataan lengkap Jenderal Dudung Abdurachman.
"Kita harus jadi petarung, jadi jagoan, jangan jadi ayam sayur. Saya lihat itu diam semua. Jangan kita diam saja, dia itu siapa, nggak berpengaruh.
Nggak berpengaruh. Harga diri kehormatan kita kok diinjak-injak sama dia. Karena saya tahu juga dia dapat angin masalahnya.
Sehingga tetap duduk semua, diam. Kedepan, nggak ada lagi orang-orang seperti itu. Saya sudah diajarin apa yang harus saya sampaikan di media.
Jangan salahkan nanti prajurit kita ngamuk, gituloh. Prajurit kita sekarang di grup di kelompok tamtama saja sudah menggelora, sudah panas.
Kelompok bintara sudah marah, kok kita kelompok perwira santai-santai saja, gitu loh. nggak ada yang tergerak sedikitpun.
Apakah jabatannya dilepas apa bagaimana. danrem, dandim, juga saya lihat santai aja menina bobokan jabatannya.
Jangan terbiasa seperti itu saya minta. Silakan kalian tergerak berdayakan itu fkppi dan segala macam untuk tidak menerima penyampaian effendi simbolon.
Masif, lakukan nggak usah ada yang takut. Nggak usah takut kalian dicopot dan segala macam, saya tanggung jawab.
Saya minta ini buktikan, jangan kemudian diam saja, takut, pangkat dan jabatannya dicopot.
Pangkat dan jabatan itu gusti Allah, Tuhan yang atur. Bukan siapapun.
Jadi nggak usah takut. Harga diri, kehormatan sudah diinjak-injak kok kita diam saja gituloh. Saya tidak liat ada Letkol, kolonel, ngomong.
Bintang satu, bintang dua ngomong bergejolak, gituloh, tidak ada yang saya lihat.
Diam-diam saja dan dia pun jadi artinya merasa benar. Agar tidak ada lagi pengkondisian dari effendi simbolon untuk kita minta ke wilayah, nggak usah takut kita.
Kalian nggak usah takut, tidak berpengaruh. Komisi I itu tidak berpengaruh".
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari menyebut tidak ada instruksi khusus dari pimpinan TNI AD untuk menanggapi ucapan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.
Hamim mengatakan saat ini siapapun bisa menyampaikan dan mengakses apapun melalui medsos.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari (Tribunpapua.com)
"Tetapi saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut," kata Hamim ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (13/9/2022).
Ia menduga video dan pernyataan yang beredar di media sosial tersebut merupakan reaksi spontan baik dari prajurit maupun masyarakat.
"Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," kata Hamim.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com pada Selasa (13/9/2022), beredar video di media sosial berisi pernyataan sejumlah prajurit TNI yang tidak terima atas pernyataan Effendi.
Dalam salah satu video yang beredar berdurasi 22 detik, tampak seorang prajurit TNI bersama dengan sejumlah prajurit lainnya meminta klarifikasi Effendi terkait pernyataannya.
"Hai Effendi Simbolon apa maksud Saudara mengatakan TNI seperti gerombolan, lebih-lebih dari ormas. Kami tidak terima. Jangan adu domba TNI. TNI tetap solid. Kami tunggu klarifikasi anda. Bravo TNI!" kata prajurit dalam video tersebut.(Tribunnews.com/ Chaerul Umam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.