Megawati: Melalui Spirit Pancasila, Persaudaraan Dibangun demi Terwujudnya Perdamaian Dunia
Megawati Soekarnoputri mendorong agar spirit Pancasila dan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dan Gerakan Non Blok (GNB) diadopsi negara dunia.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendorong agar spirit Pancasila dan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dan Gerakan Non Blok (GNB) diadopsi oleh negara-negara di dunia untuk menghentikan peperangan dan menciptakan perdamaian.
Megawati menjelaskan, bahwa perdamaian abadi merupakan salah satu tujuan bernegara bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di Jeju Forum for Peace and Prosperity tahun 2022, di Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022).
“Kami memiliki credo: 'bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'. Begitu bunyinya,” kata Megawati.
Megawati agak terisak saat menyampaikan kata-kata itu.
Megawati menjadi pembicara kunci di Jeju Peace Forum itu bersama mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Gubernur Maryland AS Larry Hogan.
Megawati mengatakan, harus diingat pula bahwa perdamaian dunia hanya dapat diwujudkan, apabila setiap negara menghormati kedaulatan suatu negara dan menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan dalam sistem internasional, serta mengedepankan penyelesaian konflik melalui perundingan.
Belajar dari sejarah, kata Putri Proklamator RI Ir. Soekarno itu, ketika dunia terbagi dalam dua blok yang saling bertikai, bangsa Asia dan Afrika memberikan kontribusi penting.
Baca juga: Megawati Harap Modernisasi Tak Lupakan Pentingnya Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Itulah Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok yang menjadi jawaban terhadap Perang Dingin.
“Spirit konferensi tersebut tetap relevan
hingga saat ini. Spirit yang menjadi jembatan perdamaian dan terciptanya solidaritas antar bangsa untuk bersatu mengakhiri segala bentuk perang dan tindakan kekerasan atas nama
kepentingan nasional suatu negara,” ujar Megawati.
Megawati juga menyampaikan pandangan Bapak Bangsa dan sekaligus Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Bahwa selama dunia masih diwarnai ketidakadilan dan penjajahan dalam segala bentuknya, maka sistem internasional akan selalu bersifat anarkis.
Dijelaskannya, Soekarno berpidato di PBB pada tahun 1960, yang dikenal dengan To Build The World A New.
Saat itu, Bung Karno menyerukan pentingnya penguatan kewenangan PBB di dalam menciptakan perdamaian.
Syaratnya, PBB harus melakukan reformasi internal, dengan menempatkan setiap anggota PBB memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa adanya preferensi hak veto.
“Itulah demokratisasi di lembaga dunia tersebut. Dalam upaya ini, guna memperkuat seluruh landasan filosofi kelahiran PBB, Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila menjadi bagian Piagam PBB,” ujar Megawati.
Pancasila, adalah lima prinsip dasar, terdiri dari Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi dan Keadilan Sosial. Menurutnya, kelima prinsip tersebut bersifat universal.
“Dengan Pancasila, persaudaraan dunia dibangun, agar bangsa-bangsa hidup berdampingan secara damai, dan berjuang bersama bagi dunia yang lebih makmur dan berkeadilan,” kata Megawati.
Baca juga: Tanam Pohon di Jeju Korsel, Megawati Gaungkan Cintai Lingkungan Demi Hindari Kepunahan
“Gagasan pokok untuk mewujudkan tata dunia baru tersebut tetap relevan dalam situasi apapun. Dunia yang damai, makmur, dan berkeadilan adalah suara seluruh warga bangsa; suara umat manusia tanpa kecuali. Melalui Jeju Forum ini, marilah kita bergandengan tangan dalam satu solidaritas bangsa-bangsa yang mendambakan perdamaian abadi. Seluruh komitmen perdamaian tersebut dimulai dari sini, dari Jeju, bumi perdamaian,” pungkas Megawati.