Airlangga dan Prabowo Lakukan Pertemuan, Pengamat Nilai Peta Koalisi Pilpres Masih Dinamis
Prabowo Subianto menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin (19/9/2022).
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin (19/9/2022).
Pertemuan empat mata tersebut berlangsung di ruang kerja Airlangga.
Keduanya bertukar pikiran mengenai tantangan nasional saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai pertemuannya menarik untuk diikuti.
Bukan hanya keduanya merupakan menteri andalan Presiden Jokowi, namun baik Airlangga dan Prabowo sama-sama memiliki kekuatan politik untuk Pemilu 2024.
Baca juga: Bertemu Prabowo, Airlangga Mengaku Membahas Politik Nasional Juga
Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar punya gerbong besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN.
Sementara Prabowo punya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diusung bersama PKB.
"Kalau dilihat dari sudut pandang istana, keduanya lebih intens membahas pemerintahan dan masih jauh dari potensi berkoalisi, meskipun bebicara empat mata, kedua tokoh ini lebih membahas gagasan-gagasan politik kebangsaan meskipun keduanya berpotensi menjadi calon lawan politik di 2024 nanti," kata Ikhwan saat dihubungi wartawan.
Ia menilai, kondisi perpolitikan menuju tahun politik 2024 masih sangat dinamis. Potensi koalisi antara Prabowo dan Airlangga masih jauh dari sekadar pertemuan empat mata.
"Kondisinya sekarang masih dinamis, meskipun keduanya sudah membentuk koalisi, Airlangga KIB, Prabowo KIR, kedua koalisi belum secara terang-terangan mendeklarasikan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres," jelasnya.
Terlebih, KIB masih belum mendeklarasikan siapa Capres dan Cawapres yang diusung. Sehingga, peluang koalisi masih sangat terbuka untuk pihak manapun.
"Pertemuan kedua tokoh ini lebih cenderung membahas kinerja di pemerintahan Presiden Jokowi apalagi KIB sebagai koalisi yang pertama kali dibentuk sampai sekarang belum mengerucutkan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres. Jadi pertemuan antar elit partai politik tidak bisa diklaim langsung membentuk koalisi karena kondisinya sekarang masih dinamis," ujarnya.
Ikhwan menilai, dari kacamata politik, pertemuan Airlangga dan Prabowo lebih kepada Power Sharing.
Sehingga bisa menentukan ke depannya apakah potensi koalisi bisa terbuka atau justru tertutup.
"Mungkin pertemuan keduanya lebih kepada power sharing disamping sebagai ketua umum partai keduanya memiliki posisi penting di Presiden Pemerintah Jokowi, kondisinya masih cair daya tarik menarik antara elit partai politik masih kuat masih jauh dari potensi berkoalisi," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.