Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Hal Ini Disebut Jadi Penyebab Isu Jokowi Cawapres hingga Tiga Periode Selalu Mencuat 

Ari Nurcahyo mengungkapkan ada sejumlah hal yang membuat isu tiga periode Joko Widodo (Jokowi) hingga Cawapres pada Pilpres mendatang.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tiga Hal Ini Disebut Jadi Penyebab Isu Jokowi Cawapres hingga Tiga Periode Selalu Mencuat 
Tribunnews.com/Naufal Lanten
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo dalam diskusi bertajuk ‘Jokowi Cawapres 2024 vs Capres-Cawapres Alternatif’ di Jakarta, Rabu (21/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengungkapkan ada sejumlah hal yang membuat isu tiga periode Joko Widodo (Jokowi) hingga Cawapres pada Pilpres mendatang.

Ari mengatakan isu-isu tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan ada pihak yang mendorong agar kabar tersebut mencuat ke publik.

“Ada upaya sekelompok orang, sebut saja loyalis Jokowi, yang ingin kekuasaan Pak Jokowi itu terus dipertahankan. Tentu mereka yang selama ini menikmati kekuasaan,” kata Ari Nurcahyo dalam diskusi bertajuk ‘Jokowi Cawapres 2024 vs Capres-Cawapres Alternatif’ di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Ia pun lantas mengungkapkan mengapa isu-isu ini kerap terjadi.

Menurut dia, publik saat ini sedang menghadapi permasalahan yang disebut dengan disorientasi politik. Problem tersebut disebabkan oleh tiga faktor utama.

“Ada sindrom Jokowi, kedua ada sindrom soal survei, yang ketiga ada proses decapresinasi,” kata Ari.

Sindrom Jokowi, kata dia, lantaran masyarakat merasa nyaman pada masa pemerintahan mantan Walikota Solo itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Berita Rekomendasi

Dengan kenyamanan itu, sejumlah loyalis Jokowi menginginkan agar Kader PDIP tetap langgeng di Istana.

“Entah itu dengan isu capres 3 periode, entah itu penudaan Pemilu dengan durasi lebih lama atau dengan sebagai cawapres,” katanya.

Baca juga: Puji Kepemimpinan Presiden Jokowi, Jokpro: Lanjut Tiga Periode

Ari melanjutkan, Sindrom Jokowi ini tanpa disadari juga menyeret ke Jokowi itu sendiri, walaupun isu tersebut bukan hadir dari orang nomor satu di RI ini.

“Tetapi ini juga mengenakan ke figur-figur lain. orang mengimpikan bahwa 2024 orang yang kira-kira punya karakter mirip seperti Pak Jokowi,” ujarnya.

Kemudian yang kedua adalah Sindrom Survei. Ari mengatakan sindrom survei ini juga sekarang menghadapi sejumlah partai politik.

Pasalnya, sejumlah survei yang dilakukan belakangan ini memunculkan nama capres dan cawapres yang itu-itu saja.

“Yang tiga besar Prabowo, Ganjar, Anies. Relatif nama-nama lain tenggelam,” katanya.

Dari nama tokoh yang itu-itu saja, lanjut dia, menyebababkan adanya sebuah stagnansi elektabilitas. Hal itu tercermin dari angka elektabilitas yang berada di 25 hingga 30 persen pada hasil survei.

“Tokohnya itu-itu saja, terjadi kejumutan publik karena itu-itu saja dan saya lihat ada stagnasi elektabilitas,” ucapnya.

Menurut dia, hal itu bukan berarti kesalahan dari lembaga yang melakukan kegiatan survei.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Kolase Tribunnews.com (Tribunnews.com/Dani Permana dan Tribun Jabar/Richard Susilo))

Namun minimnya calon presiden potensial membuat sosok yang muncul pada survei hanya itu-itu saja.

Sehingga, publik sudah terframing terhadap nama capres potensial yang kerap muncul pada hasil survei, yang pada akhirnya dapat membatasi pilihan publik.

“Makanya pentingnya publik sebagai pemilik kedaulatan itu menyuarakan capres alternatif untuk ditangkap oleh parpol sebagai rumah kader,” tuturnya.

Kemudian yang ketiga adalah Decapresiansi Partai Politik. Ari menilai saat ini parpol merasa tidak percaya diri dan terkesan terkungkung lantaran hasil survei tersebut. Terlebih, ada pembatas lainnya, yakni Presidential Treshold.

“Marilah kita buka untuk melawan tadi, Sindrom Jokowi, Sindrom Survei dan Decapresinasi itu dengan mengusung capres dan cawapres alternatif. Kita punta putra putri terbaik bangsa,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas