Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Aremania saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan: Ada Saling Serang Petugas dan Suporter

Salah satu suporter Arema FC ini juga mengaku melihat ada anggota kepolisian yang dikeroyok. Diduga karena tidak terima ditembaki gas air mata.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kesaksian Aremania saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan: Ada Saling Serang Petugas dan Suporter
Tribun Jatim/Purwanto
Suporter Arema FC, Aremania turun ke dalam stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.Salah satu suporter Arema FC ini juga mengaku melihat ada anggota kepolisian yang dikeroyok. Diduga karena tidak terima ditembaki gas air mata. 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu suporter Arema FC atau Aremania, Muhammad Rezqi Wahyu Aji Sumarno (24) mengungkapkan kesaksian terkait kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/9/2022).

Rezqi menceritakan seusai pertandingan, suporter Arema FC meluapkan kekecewaan atas kekalahan yang menimpa Singo Edan.

Lalu, katanya, pemain Arema FC berkumpul di tengah lapangan dan berjalan menuju ke tribun penonton untuk meminta maaf atas kekalahan dari Persebaya.

Kemudian, Rezqi mengungkapkan ada salah satu suporter yang menyelinap untuk menghampiri pemain Arema FC.

“Ada satu suporter dari tribun Selatan, itu dia menyelinap mengelabui petugas keamanannya. Kemudian langsung memeluk Sergio dan Maringa,” katanya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/9/2022).

Menurutnya, masuknya salah satu supporter itu dalam rangka untuk memberikan kritik kepada pemain Arema FC.

Baca juga: Sampaikan Duka, Bali United Ingatkan Para Suporter: 90 Menit di Lapangan, di Luar Kita Saudara

Lalu, katanya, beberapa suporter lain ikut masuk ke dalam lapangan dan membuat suasana menjadi tidak kondusif.

Berita Rekomendasi

Imbasnya, pemain Arema FC dan Persebaya pun digiring oleh petugas keamanan ke ruang ganti.

“Makin banyak lagi yang masuk ke lapangan,” imbuh Rezqi.

Akibat suasana tidak kondusif, Rezqi melihat ada saling serang antara petugas keamanan dan suporter di jalur menuju ruang ganti pemain.

“Ditertibkan aparat pakai pentungan, menendang-nendang suporter, mendorong dengan tameng juga. Kemudian suporter Arema mundur.”

“Kemudian ada lagi maju yang baru masuk lapangan, mengkoordinasikan dari Tribun Selatan dan Utara. Aparat kembali mundur di Tribun Selatan dan Tribun Utara (aparat) maju. Itu chaos banget,” katanya.

Tidak Kondusif, Tembakan Gas Air Mata Diarahkan ke Lapangan dan Tribun Penonton

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.
Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Rezqi menyebut saat suasana tidak kondusif, aparat kepolisian menembakan gas air mata ke arah suporter yang berada di lapangan.

Tidak hanya di lapangan, gas air mata juga ditembakan ke arah tribun suporter.

“Para aparat malah menembaki Tribun 10 karena saya ada di Tribun 9. Yang saya lihat (penembakan gas air mata) di Tribun 10. Nggak tahu lagi di tribun lainnya,” cerita Rezqi.

Baca juga: Imbas Ricuh Suporter Arema FC di Kanjuruhan, Persebaya Surabaya Balik Kandang Naik Barracuda

Akibatnya, Rezqi dan supporter yang berada satu tribun dengannya mengalami iritasi mata akibat gas air mata yang ditembakan.

“Di situ kami udah panas banget. Dari mata pedih, hidung juga sesak tenggorokan, panas seluruh wajah,” ujar Rezqi.

Puluhan Penonton Perempuan Pingsan di Luar Stadion

Rezqi menceritakan bahwa dirinya berhasil keluar dari stadion untuk menyelamatkan diri dengan cara melompat dari tribun penonton.

Namun, sesampainya di luar stadion, ia mengaku melihat penonton perempuan pingsan.

“Ada banyak sekali anak perempuan dan ibu-ibu bergelimpangan, pingsan, sesak nafas, megap-megap sampai kayak gitu,” ujarnya.

Bahkan, penjual minuman yang berada di sekitar stadion memberikan air mineral kepada penonton yang terkena gas air mata.

Air mineral itu, kata Rezqi, diguyurkan ke badan para suporter yang telah keluar dari stadion.

Aparat Kepolisian Ada yang Dikeroyok oleh Suporter

Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.
Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Saat berjalan di luar stadion, Rezqi juga melihat adanya pengeroyokan terhadap aparat kepolisian oleh suporter Arema.

Menurutnya, pengeroyokan itu diduga karena suporter tidak terima ditembaki gas air mata oleh aparat kepolisian.

“Di luar stadion ada beberapa aparat atau polisi dikeroyok sama suporter karena suporter kan ngerasa gak keterima kalau suporter dikurung, disekap gas air mata dari segala arah,” ujarnya.

Baca juga: Cerita Penonton Laga Arema FC vs Persebaya yang Berujung Rusuh: Titik Terendah Saya Menjadi Suporter

Selain itu, Rezqi juga melihat adanya mobil polisi yang hancur di sekitar stadion.

“Yang pertama di dekat Patung Singa, yang kedua di depan Gapura Kanjuruhan. Itu udah gak berbentuk mobil lagi itu. Udah digeprek,” ungkapnya.

Pada saat itu, ia juga melihat korban yang berlumuran darah dan orang-orang yang meminta pertolongan di sekitaran Stadion Kanjuruhan

Selanjutnya, Rezqi pun langsung pulang bersama satu rekannya ke rumah.

“Sampai rumah jam 1 (dini hari). Alhamdulillah saya selamat dengan teman saya. Kebetulan saya cuma dua orang,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas