Cara Mengatasi Jika Terkena Gas Air Mata, Berikut Gejala yang Dialami
Gas air mata menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata. Berikut cara mengatasi jika terkena gas air mata beserta gejala yang dialami.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Simak cara mengatasi jika terkena gas air mata di artikel berikut ini.
Gas air mata menjadi salah satu senjata kimia yang sering sekali digunakan untuk melawan musuh, atau pun melawan penjahat dalam keadaan berbahaya.
Biasanya, gas air mata berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar.
Setelah ditembakkan dan jatuh, gas air mata akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih.
Jika manusia terkena asap ini, maka secara langsung organ tubuh seperti mata, hidung, dan mulut akan bereaksi.
Mengutip Healthline, gas air mata berisi kumpulan bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata.
Baca juga: Mengenal Gas Air Mata: Efek dan Pertolongan Pertama Saat Terkena
Bahan ini biasanya digunakan dari tabung, granat, atau semprotan bertekanan.
Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas.
Ini adalah bubuk bertekanan yang menciptakan asap saat digunakan.
Bentuk gas air mata yang paling umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS).
Lantas, apa cara untuk mengatasi jika terkena gas air mata?
Tidak ada obat penawar untuk gas air mata.
Jadi pengobatan bergantung pada gejala yang dialami setiap individu.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, kita harus segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar dan mencari udara segar.
Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan.
Bisa juga dengan melepaskan pakaian yang mungkin telah terkontaminasi.
Kemudian mandi dengan sabun dan air untuk menghilangkan uap dari kulit.
Kita dapat menjernihkan mata dengan membilasnya dengan air sampai gas air mata benar-benar hilang.
Cara mencegah efek gas air mata
Komplikasi gas air mata bisa semakin parah semakin lama kita terpapar.
Meminimalkan jumlah waktu bersentuhan dengan gas dengan menjauh secepat mungkin dapat meminimalkan risiko mengembangkan efek samping yang lebih parah.
Kita dapat meminimalkan paparan gas air mata dengan menutupi mata, mulut, hidung, dan kulit sebisa mungkin.
Mengenakan syal atau penutup hidung dan mulut dapat membantu mencegah sebagian gas memasuki saluran udara kita.
Mengenakan kacamata juga dapat membantu melindungi mata kita.
Gejala terkena gas air mata
Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit.
Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.
Baca juga: Efek Gas Air Mata Dirasakan Lebih Berat pada Anak-anak
TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan minyak dalam mustard, wasabi, dan lobak untuk memberi mereka rasa yang kuat.
Gas CS dan CR lebih dari 10.000 kali lebih kuat daripada minyak yang ditemukan dalam sayuran ini.
Beberapa efek potensial dari paparan gas air mata meliputi:
Gejala Mata
Setelah terpapar gas air mata, mata dapat mengalami gejala berikut:
- Sobek
- Penutupan kelopak mata yang tidak disengaja
- Gatal
- Kebutaan sementara
- Pandangan yang kabur
- Luka bakar kimia
Gejala Pernapasan dan Gastrointestinal
Menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas.
Gejala pernapasan dan gastrointestinal meliputi:
- Tersedak
- Terbakar dan gatal pada hidung dan tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Batuk
- Mengeluarkan air liur
- Sesak dada
- Mual
- Muntah
- Diare
- Gagal napas.
Gejala Kulit
Ketika gas air mata bersentuhan dengan kulit yang terbuka, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit.
Iritasi dapat berlangsung selama berhari-hari dalam kasus yang parah.
Gejala lain termasuk:
- Gatal
- Kemerahan
- Melepuh
- Dermatitis alergi
- Luka bakar kimia.
(Tribunnews.com/Yurika)