Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Kang Maman Lewati Pandemi 2020, Berhasil Menjual 40.000 Buku

Banyak orang mengatakan ada kematian dalam dunia perbukuan ketika pandemi melanda Maret 2020. 

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cerita Kang Maman Lewati Pandemi 2020, Berhasil Menjual 40.000 Buku
Ist
Kang Maman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang mengatakan ada kematian dalam dunia perbukuan ketika pandemi melanda Maret 2020. 

Kala itu lockdown membuat toko buku banyak yang tutup, lalu bagaimana penulis bisa berjualan buku. Bisnis buku dinilai bakal berakhir.

Penulis sekaligus mantan pemimpin redaksi Kelompok Kompas Gramedia Maman Suherman atau dikenal sebagai Kang Maman memandang pandemi 2020 dengan sudut pandang positif.

“Ketika pandemi melanda 2020 lalu justru saya lagi produktif-produktifnya dalam setahun buat delapan buku. Terbit semuanya dua diantaranya dicetak penerbit Grasindo dan KPG.” kata Kang Maman saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Alumni jurusan Ilmu Kriminologi Universitas Indonesia ini berhasil mencetak delapan buku di tahun 2020 lalu. Empat buku diantaranya menjadi penjualan terbaik.

“Cetak delapan buku tahun 2020 rata-rata dicetak 3000 eksemplar, kalau dikali delapan saja sudah 24.000 eksemplar. Kemudian empat diantaranya menempati posisi penjualan terbaik, kalau saya hitung-hitung sederhana bisa mencapai 40.000 eksemplar. Buat penulis kita cukup hidup dengan royalti tersebut,” katanya.

Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Luncurkan Buku Biografi: Hidup Penuh Misteri

Berita Rekomendasi

Pria yang dikenal juga sebagai notulen dalam acara Indonesia Lawak Klub ini mengatakan bahwa pencapaiannya itu lahir dari optimise dan kolaborasi.

“Penerbit Grasindo dan KPG masih berani mencetak buku dikala pandemi dan tetap optimis buku masih punya pembaca. Bagaimana caranya? Kita pikirkan bareng-bareng,”

Kenang Kang Maman ketika memasuki masa awal pandemi 2020, ia menggantungkan penjualan bukunya dengan marketplace dan mengandeng komunitas yang dulu ia bina dan bimbing. Komunitas tersebut membantu menyebarkan pemberitahuan kepada publik buku karyanya hadir dan bisa dipesan.

Kemudian selain memanfaatkan marketplace dan komunitas. Penggagas Panasonic Gobel Awards ini juga menggunakan teknik 4C untuk memasarkan bukunya.

“Ada teknik marketing 4P Product, Price, Place, dan Promotion. Kita ubah jadi 4C co-creation, currency, communal dan conversation. Itu semua yang akhirnya menarik orang untuk membeli,” tutup penulis buku berjudul Kisah Gelap Dunia Seleb tersebut.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas