Viral Video Minta Maaf Disebut Penjual Dawet yang Sempat Viral Mengaku Jadi Saksi Tragedi Kanjuruhan
Beredar sebuah video yang memperlihatkan wanita disebut penjual dawet meminta maaf kepada korban Tragedi Kanjuruhan atas viralnya kesaksiannya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Beredar video minta maaf dari disebut penjual dawet' yang sempat viral karena memberikan kesaksian terkait Tragedi Kanjuruhan.
Video yang diunggah oleh akun Twitter @AremaniaCulture pada Rabu (12/10/2022) tersebut menjelaskan bahwa wanita di dalam video itu adalah sosok 'penjual dawet' yang sempat viral.
Menurut penjelasan dari akun itu, permintaan maaf tersebut disampaikan kepada salah satu keluarga korban meninggal dunia bernama Nawi.
"Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord," tulis akun tersebut.
Sementara video berdurasi 2 menit 20 detik itu diawali dengan perkenalan dari wanita 'penjual dawet' tersebut.
Ia mengaku bernama Suprapti.
Baca juga: Temuan Komnas HAM Soal Tragedi Kanjuruhan: Kapasitas Stadion 38 Ribu, Tapi Dicetak 43 Ribu Tiket
Selanjutnya, Suprapti meminta maaf kepada pihak keluarga Nawi terkait kesaksian saat Tragedi Kanjuruhan yang viral dalam bentuk voice note itu.
"Saya Suprapti memohon maaf karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin, saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum (Nawi)," katanya.
Suprapti menyebut tidak ada maksud untuk menjelekkan Nawi dan siapapun terkait insiden yang menewaskan 132 orang itu.
Ia pun kembali memohon maaf kepada pihak keluarga Nawi atas pernyataan dirinya yang sempat viral tersebut.
"Terimakasih jika panjenengan (anda) menerima permohonan maaf saya ini ya," ujarnya.
Suprapti juga menegaskan dirinya bukan suruhan siapa-siapa terkait kesaksian yang disampaikannya itu.
Selanjutnya, Suprapti pun menangis di pangkuan salah satu anggota keluarga Nawi.
Anggota keluarga Nawi pun terlihat menenangkan Suprapti yang menangis tersebut.
Kemudian, pertemuan itu diakhiri dengan Suprapti memeluk salah satu anggota keluarga Nawi.
Sempat Beredar Kesaksian 'Penjual Dawet' saat Tragedi Kanjuruhan, Sebut Aremania Minum Alkohol
Sebelumnya, beredar sebuah voice note dari seorang perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di sekitaran Stadion Kanjuruhan dan memberi kesaksian atas tragedi tersebut.
Ia menyebut bahwa gas air mata yang dilontarkan oleh kepolisian tidak seberapa.
Hanya saja, dirinya mengatakan Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak.
"Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata,' ujarnya dalam voice note itu.
"Nah gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu (banyak -red) kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter," imbuhnya.
Baca juga: Hasil Investigasi TGIPF Kanjuruhan Dilaporkan ke Jokowi Pekan Ini, Mahfud MD: Bahan Sudah Dimiliki
Kemudian, perempuan tersebut mengaku berjualan dawet di dekat pintu 3 Stadion Kanjuruhan dan melihat adanya anak kecil terjepit.
Lalu, katanya, anak kecil itu ditolong oleh polisi bernama Arif.
"Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang Batu, polisi Batu," jelas wanita itu.
Selanjutnya, perempuan itu menuding bahwa Aremania mengkonsumsi alkohol saat menyaksikan pertandingan.
Perempaun tersebut juga menyebut korban meninggal dunia berbau alkohol.
"Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua)."
"Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol," kata perempuan itu.
Rekaman itu pun menimbulkan hujatan dari Aremania karena dinilai menggiring bahwa tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan karena gas air mata tetapi saling berdesakan dan terinjak-injak sesama suporter.
Dikutip dari Kompas.com, pada pintu 3 yang disebut perempuan itu tempat dirinya berjualan dawet, justru ditemukan toko meubel.
Baca juga: Komnas HAM Lakukan Uji Selongsong Gas Air Mata yang Didapat Usai Tragedi Kanjuruhan ke Laboratorium
Selain itu, ditemukan pula toko penjual kopi dan mie instan.
Menurut pegawai meubel, Jaya, tidak ada yang berjualan dawet di area pintu 3 itu.
"Tidak pernah ada penjual dawet di sini. Hanya meubel ini dan penjual kopi dan mie instan di samping ini," tutur Jaya.
Kendati begitu, Jaya mengakui di area Stadion Kanjuruhan memang ada penjual dawet.
Hanya saja, katanya, penjual dawet itu berjenis kelamin pria dan berjualan menggunakan rombong kaki lima dan bukannya di sebuah warung.
"Tapi penjualnya bukan perempuan, tapi pria. Kalau yang perempuan tidak ada," ujar Jaya.
Ia memastikan bahwa rekaman voice note itu adalah hoaks.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Imron Hakiki)
Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan