Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PDI Perjuangan: Prabowo dan Partai Gerindra Tak Pernah Bicara Antitesa Jokowi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai antitesis Presiden Joko Widodo

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Sekjen PDI Perjuangan: Prabowo dan Partai Gerindra Tak Pernah Bicara Antitesa Jokowi
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (13/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan Anies antitesis Jokowi sebelumnya disampaikan Politikus NasDem Zulfan Lindan.

"Dari gubernur saja sudah antitesa. Nah itu kebetulan diperjelas sebagai antitesa. Ini hal yang kemudian dikritisi oleh PDIP," kata Hasto di kantor Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Hasto pun menjawab alasan mengapa PDIP tak mengkritisi Partai Gerindra yang sudah lebih awal mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai capres.

Ia menyebut Partai Gerindra dan Prabowo tak pernah berbicara sebagai antitesis Jokowi.

"Pak Prabowo tidak pernah berbicara antitesa, Gerindra tidak pernah berbicara antitesa," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Karenanya, Hasto menganggap kritikan yang disampaikannya bisa dipertanggungjawabkan secara politik dan akademis.

"Jadi kami fair apa yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan secara politik dan akademis. Karena risetnya ada," ungkap dia.

Sebelumnya, Zulfan mengatakan Anies Baswedan merupakan antitesis dari Presiden Jokowi.

Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa NasDem mendeklarasikan Anies sebgai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

Baca juga: Hasto PDI Perjuangan Menduga Zulfan Lindan Dinonaktifkan dari NasDem karena Bongkar Rahasia Terdalam

Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.

“Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebgai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.

Dengan Anies sebagai antitesis, Zulfan berharap hal ini akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga pada pemilu 2029 mendatang.

Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies. Sedangkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga digadang-gadang maju pilpres tidak memiliki antitesis tersebut.

“Diharapkan dari dua ini dari Jokowi, kemudian dari Anies, sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029,” ujarnya.

“Karena memang kalau misalnya Ganjar dari tesa ke tesa, enggak ada anti-tesa. Prabowo dari tesa ke tesa,” Zulfan menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas