Puskesmas di Bali Layani Pengobatan Tradisional Akupuntur, Bisa dengan BPJS Kesehatan
Ghufron Mukti menyambut positif upaya penguatan promotif dan preventif yang dilakukan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Bangli Utara.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti melakukan kunjungan ke Puskesmas Bangli Utara.
Ghufron Mukti menyambut positif upaya penguatan promotif dan preventif yang dilakukan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ini.
Baca juga: Puskesmas Bangli Utara Bali, Contoh Layanan Promprev yang Baik
Salah satunya, pelayanan kesehatan tradisional dan juga komplementer.
"Kami memberikan apresiasi penuh kepada Puskesmas Bangli Utara atas upayanya dalam memberikan akses layanan jaminan kesehatan bagi masyarakat."
"Artinya, inovasi yang dihadirkan, ini merupakan hal positif yang bisa diterapkan oleh FKTP lainnya demi menunjang kemudahan pelayanan bagi masyarakat," ungkap Ghufron di lokasi beberapa waktu lalu.
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi atas inovasi ruang konsultasi layanan kesehatan yang sudah diterapkan.
Harapannya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh peserta dan tidak menemukan kesulitan saat mengakses pelayanan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, I Nyoman Arsana menyebutkan dari jumlah peserta JKN sebanyak 26 ribu jiwa di Kabupaten Bangli, sebanyak 15.030 jiwa terdaftar di Puskesmas Bangli.
Dengan jumlah besaran dana kapitasi sebesar 70 hingga 80 juta yang dikelola BLUD, jumlah tersebut tidak semua digunakan untuk pengobatan, namun dimanfaatkan untuk menunjang pengobatan tradisional komplementer, layanan konsultasi digitalisasi dan pengobatan dengan menggunakan bahan herbal.
Baca juga: BPJS Kesehatan Siap Tanggung Pengobatan Covid-19 Jika Status Jadi Endemi
"Saat ini, implementasi program rujuk balik dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) sudah diterapkan dengan baik."
"Kami juga sudah bekerja sama dengan desa adat agar kunjungan sehat dan pelayanan kepada masyarakat, khususnya peserta JKN dapat berjalan maksimal. Selain itu, harapannya ke depan adalah dengan inovasi dan peningkatan pelayanan yang diterapkan bisa menekan angka kesakitan dan kematian khususnya di wilayah Kabupaten Bangli," tambah Nyoman.
Pimpinan Puskesmas Bangli Utara, I Made Arimbawa mengatakan bahwa Puskesmas Bangli Utara telah mengintegrasikan Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer Kolaborasi Program Kesehatan Lingkungan.
Dengan adanya layanan pijat, akupuntur hingga hypnoteraphi di Puskesmas Bangli Utara, masyarakat tidak perlu membayar dan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos.
"Masyarakat bisa mendapatkan layanan tersebut secara gratis dengan hanya perlu membawa dan menukarkan pupuk kompos atau olahan sampah organik seperti dedaunan, rumput, ranting pohon, kulit buah dan lain-lain."
"Nantinya, bagi masyarakat yang mengakses layanan tersebut akan diberikan API SI RAJA RAMA (Alas Pijak Refleksi dan Ramuan Jahe Merah dengan Madu Klanceng)," kata Made.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi menjelaskan penerapan bahan herbal sebagai salah satu pengobatan tradisional merupakan hal yang bagus dan perlu dicontoh oleh FKTP lainnya sebagai salah satu upaya promotif dan preventif.
Menurutnya, upaya tersebut merupakan hal positif yang dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah datangnya penyakit.
"Adanya ruang konsultasi juga perlu diapresiasi untuk mengakomodir pertanyaan dan keluhan dari peserta. Selain itu, adanya ketersediaan wifi di Puskesmas Bangli Utara juga sangat bagus karena idealnya tempat publik dihadirkan juga jaringan internet gratis untuk bisa diakses peserta," tambah Tulus.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menjelaskan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Bangli Utara juga sangat baik.
Menurutnya, dengan adanya informasi terkait alur pelayanan hal tersebut bisa mempermudah peserta dalam mendapatkan layanan.
"Tentu harapannya, peran puskesmas untuk melaksanakan promotif dan preventif terus diperkuat, sehingga angka kunjungan ke Puskesmas bisa lebih berkurang dan bisa hidup lebih sehat," harap Timboel.