TRIBUNNEWS.COM - Partai Golongan Karya atau Partai Golkar menjadi salah satu partai tertua yang besar di era Presiden Soeharto dan masih eksis hingga era Presiden Joko Widodo.

Bagaimana sejarah singkat Golkar? Mengutip dari laman resmi Golkar, tiga tokoh bangsa yakni Soekarno, Soepomo dan Ki Hadjar Dewantara mengajukan gagasan integralistik-kolektivis sejak 1940. Kala itu, gagasan tersebut dinamakan Golongan Fungsional.

Barulah pada 1959, nama ini diubah dalam bahasa sansekerta menjadi Golongan Karya. Pemilu pertamanya, yakni tahun 1971, Golkar berhasil memenangkan suara sebesar 62,8 persen dan mendapatkan 227 kursi di DPR.

Sejak saat itu, selama orde baru, Golkar semakin besar dengan selalu memenangkan pemilu pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Soeharto adalah tokoh besar dan penting dalam sejarah partai berlambang pohon beringin itu. Ia mengawali pendirian Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) di akhir pemerintahan Soekarno.

Golkar yang sempat mengalami kejatuhan seusai Soeharto mundur dari kursi presiden, perlahan mampu bangkit lagi menjadi salah satu partai konsisten di Indonesia hingga era Presiden Joko Widodo.

Video yang diunggah di YouTube Channel G24 tersebut mengulas kesamaan dua tokoh besar bangsa Indonesia itu. Disebutkan ada beberapa kesamaan antara Soeharto dan Jokowi.

Dikatakan, bahwa Soeharto ketika memimpin kerap membuat sesi tanya jawab dan bercanda dengan anak-anak.

Sikap yang serupa juga sering ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo setiap kali melakukan kunjungan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga kerap menunjukkan kedekatan dengan rakyat tanpa sekat.

Kini, Golkar yang besar di era Soeharto masih eksis hingga di era Jokowi dengan hasil survei CSIS menyebut partai ini paling populer bagi pemilih milenial. Pada survei yang digelar pada 8 hingga 13 Agustus 2022 dengan responden berusia 17-39 tahun, Golkar mencuat sebagai partai popularitas tertinggi, yakni sebesar 94 persen.