Aksi Perempuan Terobos Istana, Pengamat Duga Simpatisan ISIS hingga Singgung Keamanan Jelang KTT G20
Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menyoroti aksi nekat perempuan terobos Istana Presiden, Selasa (25/10/2022).
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Direktur The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib menyoroti aksi nekat perempuan terobos Istana Presiden, Selasa (25/10/2022).
Perempuan yang mengenakan cadar itu telah diamankan pasukan pengamanan presiden (Paspampres).
Petugas sempat curiga dengan gerak-gerik perempuan itu, dan akhirnya menghamipirinya.
Namun tiba-tiba perempuan itu mengacungkan senjata api jenis FN ke arah anggota Paspampres dan akhirnya langsung ditangkap.
Baca juga: Perempuan Bersenjata yang Hendak Terobos Istana Sempat Berontak Saat Diamankan Petugas
Diduga Simpatisan ISIS
Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib menduga wanita tersebut merupakan simpatisan organisasi teroris dunia, ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria.
Hal itu terlihat dari aksi yang dilakukan, yakni lone wolf dan juga dilakukan oleh seorang perempuan.
“Pelaku kemungkinan besar adalah lone wolf (pelaku tunggal) yang terkait dengan jaringan ISIS,” kata Ridlwan Habib saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).
Ridlwan mengatakan, hanya ISIS yang membolehkan kaum wanita melakukan tindakan penyerangan.
Pada kelompok terorisme lain, mereka biasanya hanya membolehkan laki-laki yang terjun ke medan menjadi penyerang dan melarang wanita melakukannya.
“Hanya ISIS yang memperbolehkan wanita melakukan serangan. Al Qaeda dan kelompok teror lain melarang wanita ikut berperang dan hanya laki laki yang menjadi penyerang,” katanya.
Baca juga: Moeldoko Duga Perempuan Bersenjata yang Hendak Terobos Istana Bertindak Sendirian
Siap Mati
Ridlwan menilai, aksi yang dilakukan wanita bercadar itu memang sengaja dilakukan dan pelaku telah siap dengan segela risiko yang ada.
Bahkan menurut Ridlwan, wanita itu juga telah siap mati, mengingat Istana Preisden merupakan objek vital dengan pengamanan ketat.
"Kami menduga wanita ini memang sengaja ingin mencari mati atau dalam istilah mereka aksi istihadiyah, mencari syahid versi mereka."
"Ia berharap ditembak, dilumpuhkan sampai meninggal dunia," kata Ridlwan.
Soroti Keamanan Jelang G20
Lebih lanjut Ridlwan mengingatkan agar stakeholder terkait waspada dengan aksi lanjutan yang bisa saja terjadi.
Hal ini mengingat kejadian ini hanya terpaut 20 hari jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15 November 2022.
Menurutnya ini menjadi perhatian penting, khususnya bagi aparat keamanan dan intelijen untuk memperkuat sumber informasi melalui berbagai jaringan yang ada.
"Ini terjadi 20 hari jelang KTT G20 di Bali. Ini harus menjadi warning atau peringatan terutama bagi aparat keamanan dan intelijen untuk lebih memperkuat dan memperketat keamanan,” terangnya.
Baca juga: Jokowi Blusukan di Pasar Klandasan Saat Perempuan Bersenjata Hendak Terobos Istana Presiden
Apresiasi Langkah Berani Paspampres
Ridlwan sendiri mengapresiasi langkah berani yang dilakukan oleh Paspampres yang bertugas.
"Ini sungguh sangat berani, karena sebenarnya berisiko juga, karena mungkin saja di dalam tubuhnya ada bom," kata dia.
Menurutnya, tindakan melumpuhkan tanpa harus membunuh pelaku penerobosan itu sudah tepat dilakukan.
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.