Sidang Komisi Program Kerja AMAN Diwarnai Protes Peserta
Pimpinan Sidang, Aco Bahri dari Majene Sulawesi , Sekertaris Sidang, Agus Bengkulu, dan Anggota Rosa Adah Sasak Lombok dipilih berdasarkan musyawarah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUNNEWS.COM, SENTANI - Sidang Komisi Program Kerja Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI menuai banyak protes dan interupsi oleh peserta.
Pemuda adat dari Komunitas Masyarakat Adat Kecamatan Subah, Sambas, Kalimantan Barat, Maman Putra Baya menjelaskan hal itu terjadi karena pimpinan sidang tidak membacakan tata tertib sidang dan tigas tegas dalam memipin sidang.
"Tata terbit sidang seharusnya dibacakan sejak awal, tata tertib bicara, menyampaikan pendapat, harusnya ada, "katanya usai sesi pertama Sidang Komisi Program Kerja di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Jumat (28/10/2022).
Menjadi tujuan sidang ini, katanya, yaitu penentuan, masukan untuk sekertaris jendral (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang akan menjabat di periode selanjutnya.
"Tentunya di sidang Komisi C Program Kerja, dengan pemimpin sidang, yaitu ketua, sekertaris, dan anggota, saya melihat karena tidak ada tata tertib tidak dihargai karena dia dia sendiri yang tidak menghormati dirinya sendiri sebagai pimpinan sidang,"ujarnya.
Baca juga: Peserta Sidang Komisi Organisasi KMAN VI Sepakat Pasal 1 dan 2 Anggaran Dasar AMAN Diubah
Mayan juga menambahkan ada kekeliruan dalam draft yang sudah dinyatakan sebagai draft final seharusnya tidak perlu dibahas lagi.
Tapi kalau hanya dibilang draft, kita hari ini bahas, kesalahan fatal dari pimpinan sidang karena mereka dipilih dan mau dihargai tapi mengahrgai diri sendiri.
Adapun Pimpinan Sidang, Aco Bahri dari Majene Sulawesi , Sekertaris Sidang, Agus Bengkulu, dan Anggota Rosa Adah Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dipikih berdasarkan hasil musyawarah.
Mereka merupakan utusan dari komunitas adat, pemuda adat, dan perempuan adat sebelum sidang dimulai.
Sementara itu peserta sidang dari Komunitas Wilayah Pengorganisasian AMAN Sumatera Utara (Sumut), Fauzan Zulkarnain mengatakan sidang sesi pertama berpacu dengan politik dan hukum sehingga diskusinya cukup pelik.
Fauzan meminta agar pimpinan sidang tegas dalam mengambil keputusan.
"Ketegasan dari pimpinan harus ada, karena banyak yang memberi masukan,"tegasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.