TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani adalah salah satu nama yang memiliki kans maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Hasil survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO), elektabilitas dan popularitas Puan Maharani ada peningkatan.

IPO mendapati jika elektabilitas Puan Maharani berada di angka 4,1 persen, berdasarkan hasil wawancara 1.200 responden dalam rentang 19 hingga 24 Oktober 2022.

Diketahui, survei bertajuk Evaluasi Publik atas Penegakan Hukum, Situasi Sosial, Ekonomi dan Konstelasi Politik 2024 itu dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan tingkat akurasi mencapai 95 persen.

“Jika dibandingkan survei sebelumnya, bulan Mei 2022, elektabilitas Puan terus naik, dari 2,4 menjadi 4,1 persen," jelas Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Jumat (28/10/2022).

Dedi menilai, naiknya elektabilitas cucu Presiden Soekarno itu tidak terlepas dari semakin baiknya komunikasi politik yang dilakukan Puan Maharani.

“Masifnya pemasangan alat peraga kampanye, safari politik ke daerah dan komunikasi politik dengan para elite parpol berdampak langsung pada kenaikan elektabilitas tersebut," kata Dedi.

Selain itu, Dedi mengatakan kehadiran kader dan relawan juga berdampak sangat signifikan terhadap tren positif tersebut.

Seperti diketahui, di berbagai daerah, muncul aktivitas berbagai relawan yang mendukung Puan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

"Jika kerja-kerja politik ini konsisten dan terus ditingkatkan, analisa kami elektabilitas ini masih bisa terus naik, dan PDIP makin percaya diri untuk mengusung Puan," ungkap Dedi.

Sementara Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif'an mengatakan, kerja-kerja politik perlu dilakukan karena waktu kian mepet.

Baca juga: Puan Maharani Tawarkan Paradigma Perdamaian Sebagai Solusi Masalah Keamanan di Asia-Pasifik

"Kerja keras yang perlu terus dilakukan adalah terus membangun brand value (branding politik), juga menaikkan tingkat kesukaan masyarakat. Itulah tantangan yang harus dilakukan," ujarnya.

Kerja keras itu harus dilakukan karena Puan memiliki kompetitor internal yaitu Ganjar Pranowo.

"Terlebih jika Anis Baswedan dan Prabowo maju, posisi puan makin berat lagi," ujarnya.