Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ridwan Soplanit Pernah Curhat ke HK Karena Kesulitan Periksa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Ridwan Soplanit dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang untuk terdakwa Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria dan Irfan Widyant

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ridwan Soplanit Pernah Curhat ke HK Karena Kesulitan Periksa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Warta Kota/YULIANTO
Terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi setelah berpelukan disela-sela sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). Sidang Ferdy Sambo dan Putri akan berlanjut ke tahap pembuktian. Sidang lanjutan ini diputuskan setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak nota keberatan atau eksepsi Sambo dan Putri Candrawathi. Untuk pertama kalinya usai pembunuhan Yosua Ferdy Sambo dan Putri akan bertatap muka dengan keluarga Yosua di persidangan. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengaku pernah curhat ke terdakwa dugaan perintangan penyidikan atau obstraction of justice tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Hendra Kurniawan (HK).

Curahan hati itu dilontarkan oleh Ridwan sehari setelah insiden penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan atau tepatnya Sabtu 9 Juli 2022.

Mulanya Ridwan menyatakan usai penembakan yang menewaskan Brigadir J, beberapa anggotanya di Unit Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan dipanggil ke Div Propam Polri.

"Tanggal 9 itu saya ke Propam dulu, saya ketemu Pak HK. Saat itu memang anggota saya dipanggil ke propam untuk  melakukan penyelidikan," kata Ridwan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Ridwan Soplanit Dibentak Anak Buah Ferdy Sambo saat Larang Amankan Senpi Pembunuhan Brigadir Yosua

Ridwan menyebut kedatangan pihaknya di Div Propam Polri pada Sabtu siang atau sekitar pukul 10.00 WIB untuk menyiapkan proses penyelidikan atas kasus tersebut.

Saat bertemu Hendra Kurniawan, Ridwan mengaku bercerita atau curhat dengan mantan Karopaminal Div Propam Polri itu.

Berita Rekomendasi

Kepada Hendra Kurniawan, Ridwan mengaku kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Padahal keduanya harus dimintai keterangan untuk berita acara pemeriksaan (BAP).

"Setelah saya sampai Mabes, Propam Mabes (Polri), kemudian saya ketemu dengan pak HK, kemudian saya menyampaikan kendala, 'kami ingin melakukan pemeriksaan kepada Bu PC dengan Pak FS, yang selama ini kita terkendala untuk akses, kita harus segera melakukan BAP'," kata Ridwan meniru pernyataannya ke Hendra Kurniawan.

Setelah menyampaikan kendala tersebut, Ridwan mengaku mendapat respons dari Hendra Kurniawan.

Hendra, kata dia, meminta waktu kepada Ridwan untuk melakukan koordinasi agar apa yang menjadi kendala itu bisa terselesaikan.

"Ya Pak HK bilang nanti saya koordinasikan," kata Ridwan.

Mendengar respons tersebut, Ridwan mengaku langsung beranjak pulang mengingat kondisi tubuhnya sedang tidak fit.

Namun selang beberapa jam, Ridwan ditelepon oleh tim penyidik Polres Metro Jakarta Selatan untuk melakukan peragaan awal di lokasi kejadian yang turut dihadirkan oleh Ferdy Sambo.

"Bersama dengan penyidik dari Polres, kemudian ada dari Propam juga kemudian juga ada pak FS disitu," tutur dia.

Akan tetapi karena peragaan awal itu bukan merupakan pra-rekonstruksi maka kata Ridwan, tidak ada kesimpulan yang didapat.

Adapun peragaan ulang awal itu dilakukan dari pukul 2 siang hingga 5 sore yang didasari atas arahan dari Propam Polri yang dipimpin oleh terdakwa Agus Nurpatria yang disampaikan kepada penyidik.

"Ya karena disitu bukan rekonstruksi menurut saya ya. Waktu itu dan kami tidak buat berita acara saat itu untuk prarekonstruksi, karena memang dasar dari kegiatan tersebut bukan dari BAP kami atau perintah waktu itu penyidik Polres Jakarta Selatan," tukas dia.

Sebagai informasi, Ridwan Soplanit dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang untuk terdakwa Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria dan Irfan Widyanto.

Diketahui, dalam perkara ini ada tujuh anggota polri yang ditetapkan sebagai terdakwa melakukan perintangan penyidikan atau obstraction of justice tewasnya Brigadir J dengan menghancurkan dan menghilangkan barang bukti termasuk CCTV.

Mereka adalah Ferdy Sambo, Hendra Kurniawan; Agus Nurpatria; Chuck Putranto; Irfan Widianto; Arif Rahman Arifin; dan Baiquni Wibowo.

Keseluruhannya didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas