Pengamat Connie Rahakundini: Indonesia Harus Berani Tarik Aset Negara di Amerika Serikat
Indonesia harus mempunyai keberanian untuk menarik aset milik negara di Amerika Serikat (AS) dalam menyikapi tensi geopolitik dunia saat ini.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia harus mempunyai keberanian untuk menarik aset milik negara di Amerika Serikat (AS) dalam menyikapi tensi geopolitik dunia saat ini.
Hal ini ditegaskan Pengamat Militer dan Pertahanan, Connie Rahakundini Bakri dalam diskusi yang diselenggarakan Partai Gelora bertajuk 'Babak Baru Perang Rusia - Ukraina dan Dampaknya bagi Dunia', Rabu (8/11/2022).
Connie menilai apapun bisa terjadi di masa depan, dan aset Indonesia di AS menurutnya angkanya sangat fantastis dalam bentuk dollar.
"Karena waktu itu dunia dipaksa untuk melakukan penghitungan dalam bentuk dolar, maka dolar kita yang tersimpan besar sekali jumlahnya. Saya tidak mau sebutkan berapa, tapi angkanya sangat membuat terkejut," kata Connie.
Baca juga: Hasto Ingatkan Pentingnya Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Hadapi Masalah Global
Menurutnya jika terjadi sesuatu kedepan, tidak menutup kemungkinan AS bisa dengan mudah mengancam Indonesia dengan pembekuan, sebagaimana yang dilakukan AS kepada Rusia.
Connie mengatakan perang Rusia-Ukraina telah mengajarkan banyak hal, bahwa apa yang kemandirian negara sangatlah penting.
"Kita tarik aset dari sana, kita rubah mau ke Yen kan, Rubel kah, terserah tapi tidak lagi ke US dollar," ujarnya.
Connie mengatakan, jika Rusia tidak belajar banyak dari bapak bangsa Indonesia, Soekarno, Rusia kemungkinan sudah luluh lantah karena perang yang berkelanjutan saat ini.
Sebab Rusia seolah-olah dikeroyok banyak negara.
Baca juga: Pemerintah Perlu Waspada Dampak Konflik Geopolitik Tiongkok-Taiwan ke Perekonomian Indonesia
Sedangkan Ukraina adalah negara yang bergantung dengan negara lainnya.
Menurutnya Rusia mandiri dalam sejumlah aspek, termasuk pangan, energi, ekonomi, politik hingga sumber daya alam maupun manusia sehingga bisa bertahan di tengah desakan sanksi barat.
"Sebab dia berdikari di dalam aspek-aspek strategis, airspacenya kuat, kemampuan teknologi informasinya kuat," kata Connie.
Menarik aset Indonesia supaya kembali ke Indonesia penting saat ini.
Connie mengatakan saat ini dunia tidak seimbang, pasalnya dari total kekayaan yang ada di dunia sebagian besar dikuasai negara barat.
"Kita harus mandiri," ujarnya.