Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuat Maruf Sempat Titipkan HT dan Pisau kepada Seorang Polisi pada Malam Kematian Brigadir J

Dititipkannya benda-benda ini kepada Prayogi lantaran Kuat akan menjalani pemeriksaan soal kasus kematian Brigadir J.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kuat Maruf Sempat Titipkan HT dan Pisau kepada Seorang Polisi pada Malam Kematian Brigadir J
WARTA KOTA/YULIANTO
Terdakwa Kuat Ma'ruf menghadiri sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (7/11/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang polisi bernama Prayogi Iktara Wakaton yang merupakan ajudan dari Ferdy Sambo memaparkan keterangan baru saat bersaksi di pengadilan.

Dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Rabu (9/11/2022) kemarin, Prayogi Iktara Wakaton mengatakan Kuat Maruf sempat menitipkan dua bilah pisau di malam kematian Brigadir J.

Tak hanya pisau, Prayogi juga dititipkan handy talkie (HT) oleh Kuat Maruf.

Dititipkannya benda-benda ini kepada Prayogi lantaran Kuat akan menjalani pemeriksaan soal kasus kematian Brigadir J.

"Siap (betul saya dititipi dua pisau dan HT dari Kuat Maruf)."

"Dititipi malam kejadian tanggal 8, kurang lebih hampir jam 9 kurang lebih," kata Prayogi saat ditanyai Majelis Hakim, dikutip dari tayangan Kompas Tv.

Prayogi menjelaskan model pisau tersebut kecil seperti pisau dapur.

Baca juga: Sebelum Brigadir J Dieksekusi di Rumah Ferdy Sambo, Kodir Laporan: Om Kuat Rumah Sudah Bersih

Berita Rekomendasi

"Seperti pisau dapur kecil, ada dua bilah," lanjut Prayogi.

Mendengar kesaksian Prayogi, Majelis Hakim lantas meminta kepada timnya untuk mempertontonkan dua pisau dan HT dari Kuat Maruf itu.

Sementara itu, merespons kesaksian Prayogi, Kuat bersama penasehat hukumnya terlihat sedang berdiskusi dan tertangkap kamera.

Pisau di Tangan Kuat Maruf

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Ricky kabarnya sempat mendengar Kuat Maruf membawa pisau dan mengejar Brigadir J.

Hal itu diungkapkan terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Bripka Ricky Rizal, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).

Ricky mengaku sebelumnya melihat Susi menangis di tangga.

"Waktu kejadian di Magelang kami dikasih tahu oleh Richard bahwa disuruh untuk pulang."

"Itu saya memang ketemu dengan Susi di tangga, Susi sedang menangis," kata Ricky.

Ricky lalu menanyakan apa sesungguhnya yang terjadi kepada Kuat Maruf.

"Saya cuma menanyakan ke Om Kuat ada apa? Lalu dijawab Om Kuat bahwa tadi sempat melihat Yosua naik turun tangga, terus dia mengejar menggunakan pisau," jelas Ricky.

Saat Susi mengecek kondisi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di kamarnya, ia terkaget melihat Putri Candrawathi yang tergeletak di dekat kamar mandi.

Susi berteriak minta tolong untuk meminta bantuan orang lain menolong Putri Candrawathi.

Teriakan itu pun didengar Kuat Maruf dan Brigadir J yang berada di lantai bawah.

Mendengar suara Susi, Kuat Maruf justru terlibat pertengkaran dengan Brigadir J.

Terdengar suara larangan Kuat kepada Brigadir J untuk tidak naik ke tangga menuju kamar Putri Candrawathi.

Baca juga: Kuat Maruf Titipkan 2 Bilah Pisau kepada Ajudan Prayogi di Malam Kematian Brigadir J

Susi mengatakan bahwa dirinya mendengar suara itu dari lantai atas rumah tersebut.

"Om Kuat berkata 'Yos, jangan naik satu langkah' gitu," kata Susi.

Susi mengaku tak tahu alasan Kuat Maruf melarang Brigadir J untuk membantu Putri Candrawathi.

Tidak ada kepanikan

Eks ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer menyebut tidak ada kepanikan terlihat dari Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas ditembak.

Dalam kesaksiannya, Romer menyebut langsung masuk ke dalam rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan usai mendengar suara tembakan.

"Ketika saksi mendengar tembakan, masuk ke dalam, sebelum masuk ke dalam saksi bertemu saudara RR atau KM lebih dulu?" tanya Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).

"Pak Ferdy dulu," jawab Romer.

Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), Romer menyebut jika setelah itu dia melihat Ricky dan Kuat Ma'ruf diam mematung.

Selanjutnya, Jaksa mengkonfirmasi apakah terlihat ada kegelisahan pada dua terdakwa tersebut usai Brigadir Yosua tewas.

Romer hanya menyebut jika tidak ada kepanikan dari diri Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf saat itu.

"Tidak kah saudara melihat adanya kegelisahan dari terdakwa RR dan KM?" tanya JPU kembali.

"Ketika saya tanya tidak dijawab," jawab Romer.

"Tidak ada kepanikan?" ucap JPU.

"Iya, betul (tidak ada kepanikan)," ungkap Romer.

Sebut Ubah Keterangan karena Takut Ferdy dengan Sambo

Mantan ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer mengaku sempat takut saat memberikan keterangan terkait dengan dugaan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal itu diungkapkan Romer saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang atas terdakwa Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, Rabu (9/11/2022).

Mulanya, Romer dalam ruang sidang kena cecar jaksa karena keteragan kerap berubah.

"Apa yang menyebabkan keterangan saudara berubah-ubah?" tanya jaksa dalam ruang sidang utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

"Karena awalnya kami masih takut memberikan kejujuran," jawab Romer.

Mendengar keterangan tersebut, lantas jaksa kembali menanyakan siapa pihak yang membuat Romer merasa takut padahal menurut Jaksa setiap orang hanya boleh takut pada Tuhan.

"Takut memberikan kejujuran, takut kepada siapa? Kita kan takut pada Tuhan, kita takut mati atau kita takut apa?" tanya jaksa.

"Takut sama bapak, Pak," jawab Romer singkat.

"Bapak siapa?" cecar jaksa.

"Pak Sambo," jawab lagi Romer.

"Jadi takut dengan Ferdy Sambo?" tanya jaksa memastikan.

"Iya," jawab Romer.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas