Lestarikan Budaya, ISI Surakarta Gelar Pelatihan Souvenir Batik Bagi Perajin Girilayu Karanganyar
Kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 ini bertujuan untuk mengembangkan motif hias relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (FSRD ISI) Surakarta yang tergabung dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) baru saja mengadakan pelatihan di Desa Girilayu, Matesih, Karanganyar.
Dari rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (10/11/2022) kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus dan berakhir di Oktober 2022 ini bertujuan untuk mengembangkan motif hias relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa untuk meningkatkan produk souvenir batik Giri Arum.
Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan wawasan. Sebagai tindak lanjutnya kemudian diadakan Focus Grop Discussion (FGD) oleh Tim PKM.
Dalam pelaksanaan FGD, tim PKM bermitra dengan Paguyuban Batik Giri Arum yang diselenggarakan di ruang Galery Rumah Batik, Senin (31/10/2022).
Baca juga: Komunitas Seni dan Budaya Sunda Dukung Ganjar Pranowo Jadi Capres
Adapun agenda FGD ini dihadiri 30 peserta yang terdiri dari pejabat Desa Girilayu, tokoh pendidikan, tim PKM ISI Surakarta, ketua dari 12 kelompok Batik yang tergabung paguyuban Batik Giri Arum.
Turut hadir pula, anggota pembatik “Wahyu Sari” yang telah berlatih membuat batik kayu dan batik lukis hias motif wayang.
Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat yang diinisiasi oleh Tim PKM.
Kegiatannya meliputi pelatihan dan praktik mandiri untuk perajin batik terpilih.
Tim PKM membuatkan pola yang mengacu motif relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa.
Sebanyak 10 perajin batik diberikan kesempatan untuk praktek menyanthing dan membatik pada kain mori.
Cara serupa juga diterapkan pada kayu dan selanjutnya diwarna dengan teknik batik, yakni dilorot dan finishing.
Acara pun berjalan lancar, yang sebelumnya diawalai sambutan dari perwakilan ISI Surakarta, pejabat desa dan sesepuh Batik di Girilayu.
Baca juga: Buku Terbaru “Cahaya, Seni, dan Kehidupan”: Tawarkan Rumus Canggih Jalani Kehidupan yang Damai
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi dan diskusi.
Adapun Tim Dosen PKM yang memberi ceramah dalam FGD yaitu Drs. Agus Ahmadi, M.Sn. yang mengusung tema Program Pelatihan dan Pengembangan Batik Hias untuk Souvenir Wisata di Girilayu.
Danang Priyanto, S.Tr.M.Sn menjelaskan tentang Proses Pembuatan Batik Secara Tradisional dan Pewarnaan Batik Hias, juga Moh. Ubaidul Izza, S.Sn., M.Sn. berceramah tentang Pengenalan Batik Kayu dan Keberagaman Produk Batik Kayu Untuk Souvenir.
Batik Girilayu
Batik Girilayu ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Sepanjang prosesnya, banyak buruh wanita yang mengerjakan penyanthingan batik tulis halus yang dikerjakan di desa Girilayu.
Batik-batik tersebut mayoritas dipergunakan untuk kain jarik yang dipakai keluarga Raja Mankunegara dan pengusaha batik di Solo.
Ibu-ibu perajin batik di Girilayu diharapkan untuk tidak melupakan sejarah dan dapat terus-meneruskan batik kepada generasi muda sebagai bentuk pelestarian budaya.
Sehingga Girilayu sebagai “Desa Wisata Batik” yang diresmikan oleh Bupati Karanganyar pada tgl 19 November 2020, bisa lebih maju dan berkembang.
Lebih lanjut, PKM rintisan ISI Surakarta ini bisa menjadi titik awal yang baik dalam meningkatkan produk souvenir batik dalam rangka mendukung wisata religi Girilayu.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)