Enjot Kehilangan 11 Anggota Keluarga Karena Gempa Cianjur, Dengar Korban MintaTolong dari Reruntuhan
Kini Enjot mengunjungi orang-orang terkasihnya yang dirawat di rumah sakit dan mencoba membangun kembali hidupnya yang hancur.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Gempa bumi berkekuatan M 5,6 yang melanda Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022) mengakibatkan 265 orang meninggal dunia.
Ribuan warga mengungsi dan masih banyak warga yang dinyatakan hilang.
Enjot salah satunya.
Saat gempa mengguncang Cianjur, Enjot sedang menggembalakan sapinya di perbukitan dekat rumahnya.
Gempa menewaskan lebih dari 265 orang, termasuk 11 anggota keluarga Enjot.
Kakak iparnya dan dua anaknya terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Nasib Dua Ibu Hamil yang Tertimpa Bangunan Roboh Akibat Gempa Cianjur
Kini Enjot mengunjungi orang-orang terkasihnya yang dirawat di rumah sakit dan mencoba membangun kembali hidupnya yang hancur.
“Hidup saya tiba-tiba berubah,” kata Enjot yang berusia 45 tahun.
"Saya harus hidup (dengan cara ini) mulai sekarang," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Pusat gempa berada tepat di sebelah selatan kampung halaman Enjot.
Setelah mendapat telepon dari putrinya, Enjot langsung melompat ke atas sepeda motornya dan berlari pulang.
Dia tiba di rumahnya dalam beberapa menit dan melihat lingkungan sekitar rumahnya sudah rata dengan tanah.
”Pria, wanita, dan anak-anak menangis sementara orang-orang yang terjebak di dalam rumah yang roboh berteriak minta tolong,” kenangnya.
"Saya melihat kehancuran yang mengerikan dan pemandangan yang menyayat hati," ujarnya.
Kakak iparnya dan anak-anaknya, sedang berkunjung dari desa terdekat.
Mereka sembat terjebak di puing bangunan dan berteriak untuk meminta pertolongan.
Warga yang lain mendengar teriakan mereka dari puing-puing dan menarik mereka keluar.
Wanita dan anak-anak itu menderita luka parah di kepala dan patah tulang serta dirawat di rumah sakit.
Rumah sakit pun kini kewalahan karena banyaknya korban yang harus mereka rawat.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga Selasa malam lebih dari 265 orang tewas, ratusan hilang dan luka-luka, hampir semuanya berada di Cianjur dan sekitarnya. Jumlah korban diperkirakan masih akan meningkat.
Seperti banyak penduduk desa lainnya, Enjot mati-matian menggali puing-puing untuk mencari yang selamat dan dia berhasil menyelamatkan beberapa orang.
Tetapi jalan yang tertutup dan jembatan yang rusak membuat pihak berwenang tidak dapat membawa alat berat yang diperlukan untuk memindahkan lempengan beton yang besar dan puing-puing lainnya.
Sepanjang hari, warga meratap saat mereka menyaksikan tim penyelamat menarik tubuh berlumuran lumpur dari bangunan yang hancur, termasuk salah satu keponakan Enjot.
Tak jauh dari rumah Enjot, gempa susulan memicu tanah longsor yang menimpa rumah salah seorang kerabatnya dan menimbun tujuh orang di dalamnya.
Empat berhasil diselamatkan, tetapi dua keponakan dan seorang sepupunya tewas.
“Di desa tetangga, saudara perempuan saya, seorang sepupu dan enam kerabat lainnya tewas ketika rumah mereka runtuh,” kata Enjot.
Menghadapi kematian anggota yang tiba-tiba dan kehilangan tempat tinggal, Enjot bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dia bersama ribuan orang lainnya kini harus tinggal di tenda atau tempat penampungan sementara lainnya yang didirikan oleh para sukarelawan.
Tenda ini hampir tidak cukup untuk melindungi mereka dari hujan lebat.
“Situasinya lebih buruk daripada yang terlihat di televisi,” kata Enjot.
“Kami kelaparan, kehausan, dan kedinginan tanpa tenda dan tidak punya pakaian yang memadai, tidak ada air bersih,” katanya.
"Yang tersisa adalah pakaian yang saya kenakan sejak kemarin," ujarnya pilu.
Data Terbaru
Hari kedua pasca-gempa, Selasa (22/11/2022) malam, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan M 5,6 itu bertambah menjadi 268 orang.
Korban diperkirakan masih terus bertambah sebab sejumlah orang dikabarkan masih hilang dan ada yang tertimbun bangunan yang runtuh.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru dampak gempa Cianjur per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB.
Dari jumlah 268 korban meninggal dunia, sebanyak 122 korban sudah berhasil diidentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia ada 268. Dari 268 yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya sebanyak 122 jenazah," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers kemarin sore.
Suharyanto mengataian jumlah korban hilang akibat gempa Cianjur mencapai 151 orang.
Hingga kini, BNPB dan sejumlah pihak terkait masih terus melakukan pencarian korban hilang.
"Apakah 151 orang ini bagian yang belum teridentifikasi, nanti kami dalami lebih lanjut," kata Suharyanto.
Sementara korban luka-luka mencapai 1.083 orang dan 58.362 warga terpaksa harus mengungsi akibat gempa.
Untuk kerugian material, lanjut Suharyanto, sebanyak 22.198 rumah dinyatakan rusak.
Hampir sebagian besar di antaranya dalam kondisi rusak berat.
Berikut rincian kerugian material akibat gempa Cianjur sesuai data yang dirilis BNPB per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB:
- Rusak ringan: 6.570 rumah
- Rusak sedang: 2.071 rumah
- Rusak berat: 12.641 rumah
"Sisanya masih terus kami lakukan pendataan," kata Suharyanto.