Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuma 2 Orang Sejak Indonesia Merdeka, Inilah Profil Panglima TNI yang Berasal dari Angkatan Laut

Teka-teki siapa Panglima TNI baru masih belum terjawab, meski santer kabar yang beredar, jabatan itu akan diemban oleh Laksamana Yudo Margono.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Cuma 2 Orang Sejak Indonesia Merdeka, Inilah Profil Panglima TNI yang Berasal dari Angkatan Laut
Kolase foto
Laksamana (Purn) Widodo AS dan Laksamana (Purn) Agus Suhartono. Keduanya merupakan mantan Panglima TNI yang berasal dari matra Laut. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak Indonesia berdiri, baru dua perwira Angkatan Laut yang berhasil mencatatkan nama mereka sebagai Panglima TNI, yakni Widodo AS dan Agus Suhartono.

Kebanyakan di antara Panglima TNI atau ABRI adalah para jenderal yang berasal dari matra darat.

Teka-teki siapa pengganti Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI masih belum terjawab, meski santer kabar yang beredar, jabatan itu akan diemban oleh Laksamana Yudo Margono, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Staf TNI AL atau KSAL.

Seperti diberitakan, Presiden Jokowi batal mengirimkan surat presiden terkait pergantian Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (23/11/2022) kemarin.

Sekjen DPR RI Indra Iskandar mengatakan pemerintah batal mengirim surat itu lantaran Ketua DPR RI Puan Maharani masih berada di luar negeri yakni di Kamboja.

Indra menyebut Surpres Panglima TNI itu sebetulnya sudah ditandatangani oleh Presiden dan tinggal dikirim ke DPR.

Ia menyebut penyerahan ke DPR itu hanya prosedur secara teknis.

Berita Rekomendasi

Sebagai informasi, Calon Panglima TNI yang akan diusulkan Presiden adalah satu nama.

Baca juga: Pimpinan DPR Sebut Semua Matra Berpeluang Jadi Panglima TNI Gantikan Jenderal Andika Perkasa

Dikutip dari artikel Kompas.id berjudul "Yudo Margono Bakal Ditunjuk Presiden Jadi Calon Panglima TNI" disebutkan bahwa calon Panglima TNI tersebut adalah Laksamana Yudo Margono, yang kini masih menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

”Pokoknya yang delapan tahun lalu (korpsnya) belum menjadi Panglima TNI,” ujar sumber Kompas memberikan petunjuk, Rabu (23/11/2022) pagi di Istana, Jakarta.

Jika informasi ini benar, maka Yudo Margono akan menjadi orang ketiga dari TNI AL yang berhasil meraih jabatan tertinggi di angkatan bersenjata Indonesia.

Lantas siapa saja dua orang sebelumnya? Berikut profil mereka.

1. Laksamana (Purn) Widodo AS

Lahir di kelahiran Boyolali, 1 Agustus 1944, Laksamana Widodo Adi Sucipto adalah Panglima TNI pertama yang berasal dari luar Angkatan Darat.

Ia menjabat Panglima TNI sejak 26 Oktober 1999 hingga 7 Juni 2002 di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Widodo AS adalah lulusan Akademi Militer Nasional (AMN 1968).

Setelah menyelesaikan pendidikan, ia langsung mengemban tugas sebagai Perwira Senjata di KRI Irian.

Di zaman Presiden Gus Dur, Widodo diangkat menjadi Panglima TNI.

Setelah pensiun, Widodo dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia mengemban tugas sebagai Menko Polhukam selama lima tahun, sejak 21 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2009.

2. Laksamana (Purn) Agus Suhartono

Agus Suhartono adalah perwira AL kelahiran di Blitar pada 25 Agustus 1955.

Ia adalah lulusan Akademi Angkatan Laut pada 1978.

Kemudian ia menamatkan Sekolah Staf Komando TNI AL pada 1994, Sesko TNI pada 1999, dan Lembaga Ketahanan Nasional pada 2003.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim dan Asisten Operasi KSAL.

Sebelum diangkat menjadi KSAL, ia menjabat sebagai Irjen Departemen Pertahanan.

Laksamana Agus diajukan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Pada 27 September 2010, ia lolos uji kelayakan oleh DPR dan diangkat menjadi Panglima TNI.

Yudo Margono calon kuat

Sejumlah sumber Tribunnews.com menyebutkan, nama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memang telah digadang menjadi calon kuat Panglima TNI berikutnya menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

Yudo Margono bahkan kabarnya sempat dipanggil menemui Mensesneg Pratikno di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta pada Senin (21/11/2022) lalu.

Keduanya disebut terlibat perbincangan yang cukup intens selama satu jam.

Menurut anggota Komisi I DPR RI, Rudianto Tjen, Panglima TNI yang baru idealnya memang diisi matra Angkatan Laut atau AL.

"Ya mungkin ya mungkin itu angkatan kan udah nih darat, masa darat lagi? Kalau bisa kan laut, memang harusnya kan laut," kata Rudianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11).

Jika dilihat pola atau sistem pergantian Panglima TNI sesuai dengan giliran setiap matra, Rudianto menilai setelah matra Angkatan Laut, maka ada Angkatan Udara atau AU yang menjabat.

"Baru AD lagi seperti itu. Kan sudah diatur UU-nya kan sebaiknya memang seperti itu, kadang-kadang kan punya diskresilah kalau misalnya dua kali begitu," kata Legislator PDIP itu. 

Sementara ketika ditanya soal sosok Laksamana Yudo, Rudi menilai Yudo sebagai figur yang mumpuni jadi Panglima TNI.

"Saya pikir beliau sangat mumpuni untuk menjadi Panglima TNI. Beliau kan kalem tegas sistematis kerjanya dan saya pikir beliau paling layaklah," tuturnya.

Namun, dia mengatakan, semua Kepala Staf TNI kekinian punya peluang yang sama menjadi Panglima TNI.

"Ya bisa saja itu kan semuanya hak prerogatif presiden. Tunggu sebentar lagi (supres nama calon Panglima TNI) diantar," ujarnya.

Semua Kepala Staf masih berpeluang

Sementara Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai, semua matra di TNI berpeluang menjadi Panglima.

"Saya pikir semua berpeluang," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11/2022).

Ketua Harian Partai Gerindra itu mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki hak prerogatif untuk mengajukan calon Panglima TNI berikutnya.

Karena itu, Dasco menilai kepala negara pasti memiliki pertimbangan untuk mengajukan calon Panglima TNI menggantikan Andika Perkasa.

"Itu tergantung dari pada kebutuhan panglima tertinggi yaitu presiden dalam melihat situasi dan kondisi saat ini," ucap Dasco.

"Sehingga kami di DPR karena itu hak prerogatif presiden kami tentunya menunggu dan kemudian akan melakukan tahapan sesuai mekanisme apabila sudah diterima," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas