KPU: Sura dan Sulu Terpilih Jadi Maskot Pemilu 2024
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi memilih "Sura dan Sulu" sebagai maskot Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Jumat (25/11/2022).
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi memilih "Sura dan Sulu" sebagai maskot Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Jumat (25/11/2022).
Maskot baru tersebut dipilih melalui sayembara nasional yang telah dilaksanakan sejak 22 Agustus 2022 hingga 22 Oktober 2022.
Total ada 540 peserta yang mengirimkan 681 karya.
Dari 681 karya, dewan juri pun memilih 25 desain yang dianggap sesuai dengan ketentuan, yaitu berdasarkan keaslian, kreativitas, komunikatif, inspiratif, estetika, totalitas, dan mencerminkan identitas Indonesia.
Selanjutnya dari 26 desain maskot, terpilihlah 10 desain untuk melaju ke babak final.
"Melalui rangkaian tahapan seleksi, mulai babak penyisihan, babak semifinal, selanjutnya Dewan Juri menetapkan 10 desain maskot Pemilu 2024 yang dinilai dalam babak final," kata Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU, August Mellaz pada Jumat (25/11/2022).
Pada babak final, dewan juri pun memutuskan untuk memilih satu desain sebagai maskot Pemilu 2024.
"Satu pemenang terbaik yaitu Maskot dengan nama Sura (Suara Rakyat) dan Sulu (Suara Pemilu) karya Stephanie," kata August.
Maskot baru ini rencananya akan diluncurkan secara resmi pada Jumat (2/12/2022) mendatang di Beach City Entertainment Ancol Center (BCEC) Ancol.
Baca juga: Kata Komisioner KPU, Berikut 8 Sistem Elektronik Yang Siap Digunakan Jelang Pemilu 2024
"Bersamaan dengan Launching Jingle KPU pada kegiatan Konsolidasi Nasional KPU untuk Peningkatan Layanan Pemilu 2024."
Sebagai informasi, penyelenggaraan sayembara maskot Pemilu 2024 ini dimaksudkan untuk menyosialisasikan penyelenggara dan penyelenggaraan pemilu dengan melibatkan partisipasi masyarakat, mengubah pola pikir masyarakat bahwa Pemilu adalah suatu proses yang menghibur dan menyenangkan, serta menjaring keterlibatan masyarakat.
"Khususnya para desainer grafis, sehingga masyarakat merasa menjadi bagian penting dari setiap proses penyelenggara Pemilu," kata August.
Dalam sayembara ini, KPU mengamanatkan para ahli di bidang desain grafis untuk menjadi juri.
Mereka ialah Rektor Institut Kesenian Jakarta, Indah Tjahyawulan; Deputi Program Desain Grafis (DGI) dan Bussines Development Manager Multimedia Nusantara Polytechnic, Caroline Sunarko; dan Dosen Institut Kesenian Jakarta, Saut Irianto Manik.
Kemudian terdapat pula dua juri khusus, yaitu Anggota KPU Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, August Mellaz dan Anggota KPU Wakil Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Betty Epsilon Idroos.