Sosok Laksamana Muda Cokky, Penjaga Laut saat KTT G20, Pernah Usir China di Laut Natuna
Laksamana Muda TNI (Laksda) Cokky, demikian ia kerap dipanggil, sehari-hari mejabat sebagai Panglima Komando Armada II yang bermarkas di Surabaya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ketiga, pemantauan kapal Fery antar pulau yang datang dan pergi menuju pulau Bali serta pemeriksaan perahu-perahu dan nelayan yang mencurigakan.
Keempat, mengawasi kapal-kapal yang melintas di ALKI, menjamin keselamatan pengguna laut yang melakukan lintas damai namun menjaga agar kapal kapal tersebut tidak keluar dari jalur ALKI yang telah ditentukan.
"Pola operasi yang dilakukan juga telah memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu kemampuan surveilance dan pemantauan dari Puskodal TNI AL serta VTS," kata Laksda Cokky.
Ketika ditanya tentang tantangan dari Satgasla ini, Cokky menyampaikan bahwa Satgasla ini harus menjaga keamanan G20 dan menegakkan kedaulatan, hukum dengan kondisi yang berbeda dibanding Satgas lainnya.
Hal ini karena tugas yang dijalankan Satgasla bukan hanya di wilayah teritorial Indonesia, melainkan berada di wilayah atau rezim laut yang merupakan sovreignty (kedaulatan penuh) dan Sovreignt right (Hak berdaulat).
Dengan demikian, di satu sisi, keamanan peserta G20 harus terjamin sehingga harus ada pembatasan dari pihak yang mendekat, di sisi lain kebebasan kapal yang melintas juga harus dijamin kebebasannya untuk melintas di ALKI dengan aman.
Untuk itu kapal perang telah disiagakan di ALKI. Cokky menjamin bahwa kapal yang melintas ALKI akan dipantau dan dijamin kapal yang datang dari utara akan keluar ke selatan, demikian sebaliknya. Kapal perang akan melakukan tindakan jika didapati adanya kapal yang seharusnya hanya melintas ALKI namun keluar dari jalur dan menuju ke arah Bali atau Lombok.
Ditengah kesibukan aktivitas Satgasla, Cokky masih memberi peluang untuk media meliput dan on board di kapal perang yang melaksanakan patroli di selatan Hotel Apurva.
Menurutnya hal ini adalah arahan dari Kasal. Laksamana TNI Yudo Margono, bahwa TNI AL harus trasnparan sebagai bagian dari akuntabilitas publik.
Saat dirinya menjelaskan tentang tantangan tantangan yang dihadapi Satgasla. Ia tetap merendah dan negatakan bahwa Setiap Satgas memiliki tantangan masing masing dan dalam menangani pengamanan VVIP dirinya hanya bagian sangat kecil dari sistem yang kompleks.(Willy Widianto)