Pencarian Korban Longsor Gempa Cianjur Terkendala Tanah Mulai Mengeras, Tim SAR Terjunkan Ekskavator
Tim SAR telah meminta kepada Kementerian PUPR untuk mengerahkan alat berat ekskavator dalam rangka mencari korban longsor gempa Cianjur.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Tim SAR gabungan hingga kini masih melakukan pencarian korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang tertimbun longsor, Kamis (1/12/2022).
Sebagai informasi, pencarian kali ini merupakan hari ke-10 pasca-gempa bumi melanda Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu.
Beberapa kendala mulai dihadapi tim SAR dalam mencari korban yang tertimbun longsor.
Salah satu titik longsor terparah diketahui berada di Jalan Cugenang, Kabupaten Cianjur atau tepatnya di kafe Arseven serta Warung Sate Shinta.
Adapun kendala yang dihadapi adalah mulai mengerasnya tanah longsor di sekitar lokasi.
Baca juga: Relawan Mengaku Mulai Kesulitan Cari Korban Longsor Gempa Cianjur karena Tanah Mulai Mengeras
Alhasil untuk melanjutkan pencarian, tim SAR telah meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengerahkan alat berat ekskavator.
"Kami sudah berkoordinasi dengan kementrian PUPR bahwa kita meminta bantuan untuk alat berat, untuk bisa turun ke bawah," kata Komandan Tim Alfa Basarnas Priyo Prayuda Utama saat ditemui di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (1/12/2022).
Kendati demikian, untuk dapat melakukan pengerukan tanah, saat ini tim sedang mengupayakan untuk mencari akses agar ekskavator tersebut bisa turun.
Baca juga: Pramuka Cikarang Utara Bangun Mushala dan Beri Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur
Hal itu dikarenakan sulitnya konstruksi tanah menurun, serta gemburnya tanah di beberapa bagian.
"Saat ini kami sedang mencari akses untuk bisa turun ke bawah, harapannya agar pencarian di lokasi Warung Sate Sinta dan kafe Arseven ini bisa lebih maksimal," kata dia.
Sejauh ini, pihaknya juga kata Priyo telah mengerahkan polisi satwa atau K9 untuk melakukan pencarian.
Baca juga: Air Bersih, Diaper hingga Pembalut Jadi Hal Paling Dibutuhkan Pengungsi Gempa Cianjur saat ini
Pengerahan K9 itu sudah dilakukan tim Basarnas sejak Rabu kemarin, hanya saja hingga sore ini, belum ada penambahan jumlah korban yang berhasil ditemukan, mengingat tingginya gundukan tanah akibat longsor tersebut.
Sebelumnya, Relawan pencarian korban longsor gempa Cianjur masih merasa kesulitan dalam proses evakuasi. Hal ini dikarenakan di beberapa titik longsor kondisi tanah mulai mengeras. Sehingga proses penggalian pun semakin berat.
Hal ini dirasakan langsung oleh seorang relawan BNPB, Rian, yang turut melakukan pencarian jenazah korban gempa di sekitaran Kafe Arseven, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Untuk proses pencarian semakin sulit, karena tanah juga mengeras, jadi proses penggalian juga susah," kata Rian kepada Tribunnews di sekitar lokasi evakuasi, Kamis (1/12/2022).
Sejauh ini proses pencarian oleh Tim Search and Rescue (SAR) gabungan ini masih dilakukan manual. Pun penggunaan anjing pelacak dalam pencarian baru diterjunkan Rabu (31/11/2022) kemarin.
Proses pencarian menggunakan anjing pelacak, lanjut Rian, juga tampak terkendala mengingat timbunan tanah longsor yang dalam.
"Pencarian mulai terbatas. Pencarian dengan anjing juga susah, penciuman mereka juga terbatas karena timbunan tanahnya dalam," lanjut Rian.
Sementara itu, Komandan Tim Alfa Basarnas Priyo Prayuda Utama mengatakan pihaknya masih memetakan beberapa titik duga di sekitar kawasan Cafe Arseven yang menjadi wilayah pencarian Tim SAR.
Teridentifikasi sejauh ini masih ada delapan korban yang terimbun di kawasan tersebut.
Di hari kesepuluh pencarian, tim gabungan masih menurunkan personel secara penuh tanpa adanya pengurangan anggota.
"Saat ini kita baru memetakan daerah bagian Arseven yang jatuh, nanti kita dapat pemetaan yang jelas, maka kita akan mempunyai titik duga," kata Priyo.
"Kita masih 200 sampai 300 personel di sini. Gabungan tin Basarnas, TNI, Polri, dan Potensi SAR gabungan," tukasnya.
Diketahui, gempa yang terjadi pada Senin 21 November 2022 lalu ini telah menyebabkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Cianjur.
Ratusan bangunan dilaporkan rusak ringan hingga berat yang menyebabkan banyaknya warga mengungsi dari berbagai kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Tak hanya menimbulkan dampak materil, gempa bumi ini juga turut menelan korban luka hingga korban jiwa.
Di mana berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Data Posko Utama, dilaporkan bahwa terdapat korban luka sebanyak 656 orang, korban meninggal dunia 328 orang dan 12 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sementara, untuk warga yang mengungsi ada sekitar 109.386 warga yang tersebar di beberapa posko.