Ferry Mursyidan Baldan Diduga Minum Obat Sakit Gigi Sebelum Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil
Ferry Mursyidan Baldan meninggal dunia, Kamis (2/11/2022). Ferry baru diketahui meninggal ketika keluarga mendapat kabar dari pihak Hotel Bidakara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Agragia dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional, Ferry Mursyidan Baldan meninggal dunia, Kamis (2/11/2022).
Ketua RT 02 RW 03, Kelurahan Kemanggisan Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Husnul Taufan, mengatakan Ferry baru diketahui meninggal ketika keluarga mendapat kabar dari pihak Hotel Bidakara Jakarta.
Saat itu pihak hotel menyampaikan jika Ferry ditemukan sudah tak bernyawa di dalam mobil pribadinya yang terparkir dalam basemen hotel.
"Meninggalnya baru diketahui tadi siang setelah salat Jumat dari Hotel Bidakara kalau Pak Ferry sudah tidak ada dan ditemukan di dalam mobil," ujar Taufan saat ditemui di rumah duka, Kamis (2/11/2022).
"Semalam ditelpon sama keluarganya tapi enggak diangkat," lanjutnya.
Baca juga: Sebelum Ditemukan Meninggal, Mantan Menteri ATR/BPN Ferry Mursyidan Sempat Hadiri Wisuda di Hotel
Di tempat yang sama, adik ipar almarhum yakni Syahrial mengatakan Ferry sempat pamit kepada sang istri yang hendak pergi ke Cianjur.
Saat itu, Ferry mengatakan jika ia akan menghadiri acara di Hotel Bidakara Jakarta.
Namun tepat pukul 00.00 WIB saat sang istri kembali dari Cianjur, Hanifah tak mendapati Ferry di dalam rumah.
"Malamnya ketika kakak saya Hanifah kembali dari Cianjur jam 12 malam, kakak saya nggak melihat Pak Ferry. Akhirnya ia tidur sampai subuh," ujar Syahrial saat ditemui.
Kemudian, lanjut Syahrial, Hanifah mengetahui jika pukul 10.00 WIB, Ferry harus menghadiri rapat MPR di Hotel Santika.
Nnamun sang suami belum mengisi daftar hadir.
Seolah paham ada yang tidak beres, Hanifah meminta agar anggota keluarga mengecek ke Hotel Bidakara.
Saat itu, pihak keluarga menemukan Ferry tengah duduk di kursi kemudi dalam mobilnya namun sudah tidak bernyawa.
"Sepertinya habis minum obat sakit gigi, ketiduran dan mungkin kena serangan jantung jadi enggak bangun lagi," jelas Syahrial.
Diketahui, sebelumnya Ferry memang mengeluhkan sakit gigi kepada sang isteri dan memintanya membelikan obat.
Sementara itu, pantauan Wartakotalive.com di lokasi sejumlah keluarga dan tetangga berdatangan ke rumah duka untuk melayat.
Adapun, jenazah Ferry baru tiba di rumah duka, Jalan Anggrek Cendrawasih IX / 24, RT 001/003, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, sekira pukul 16.00 WIB.
Profil Singkat
Drs. Ferry Mursyidan Baldan merupakan mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional.
Ferry Mursyidan Baldan menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Sebelum menjabat sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, pada tahun 2004 hingga 2009 lalu Ferry Mursyidan Baldan menjabat sebagai anggota Komisi II DPR RI.
Saat itu ia juga menjadi Ketua Pansus Rancangan Undang-Undang Pemilu.
Ferry Mursyidan Baldan memulai kariernya di bidang politik pada tahun 1992 silam.
Saat itu Ferry Mursyidan resmi menjadi anggota Golongan Karya (Golkar) yang kini dikenal sebagai Partai Golongan Karya (Partai Golkar).
Kemudian pada tahun 1992, Ferry Mursyidan terpilih menjadi anggota MPR RI periode 1992-1997. Ia mewakili organisasi pemuda/mahasiswa.
Pemilu 1997 menjadi pengalaman pertama Ferry menjadi anggota calon legislatif dan mengantarnya sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Bandung.
Saat itu Ferry ditempatkan di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Hukum, Kepolisian, dan Aparatur Negara.
Seharusnya masa keanggotaan DPR RI hingga 2002.
Namun, tumbangnya rezim Orde Baru memaksa dipercepatnya pelaksanaan Pemilu.
Otomatis masa kerja DPR RI hasil pemilu 1997 hanya sampai 1999.
Pada pemilu 1999, Ferry kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 1999 -2004.
Ia terpilih menjadi Wakil Ketua Komisi II.
Dalam periode ini, Ferry terlibat penyusunan UU yang dinilai banyak pengamat sebagai landasan menuju Indonesia yang demokratis, yakni UU No 22/1999 tentang Otonomi Daerah, UU No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, dan Pansus tiga UU Bidang Politik, khususnya UU Parpol dengan Ferry sebagai Ketua Pansus.
Ferry Mursyidan Baldan lahir di Jakarta, 16 Juni 1961.
Ia merupakan putra dari pasangan Baldan Nyak Opin Arif dan Syarifah Fatimah.
Bapak ibunya orang Aceh yang lama tinggal di Bandung Jawa Barat.
Ferry merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Ferry menamatkan sekolah dasarnya hingga menengah atas di Jakarta.
Setelah itu, Ferry melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung dan lulus pada tahun 1988.
Sejak kecil, Ferry memiliki cita-cita menjadi seorang Pilot.
Adapun alasannya ingin menjadi Pilot yakni ia ingin keliling dunia.
Namun, cita-citanya itu harus kandas lantaran ia berkacamata.
Saat masih menjadi mahasiswa, Ferry sudah tercatat menjadi aktivis.
Selain bergiat di organisasi intra kampus, Ferry juga adalah aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam.
Di HMI, dia pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI periode 1990-1992.
Selepas dari aktivitas kemahasiswaan, Ferry terjun ke Kosgoro, dan menjadi Ketua DPP Kosgoro pada 1994-1999.
Dia juga aktif di AMPI, dengan jabatan tertinggi Sekretaris Jenderal DPP AMPI pada 1998-2003.
Di Partai Golkar, dia juga pernah menjadi Ketua Departemen Pemuda DPP Partai Golkar pada 1998.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ferry Mursyidan Baldan Meninggal Dunia dalam Mobil, Sempat Mengeluh Sakit Gigi