Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Jam Jalani Proses Uji Kelayakan, Yudo Margono Disetujui Jadi Panglima TNI Oleh Komisi I DPR

Komisi I DPR RI menyetujui Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tiga Jam Jalani Proses Uji Kelayakan, Yudo Margono Disetujui Jadi Panglima TNI Oleh Komisi I DPR
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Tiga Jam Jalani Proses Uji Kelayakan, Yudo Margono Disetujui Jadi Panglima TNI Oleh Komisi I DPR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI menyetujui Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid membacakan hasil rapat internal atas fit and proper test terhadap Yudo Margono.

"Komisi I DPR RI memutuskan memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI," kata Meutya, di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Adapun Yudo menjalani uji kelayakan kurang lebih tiga jam di Komisi I DPR RI.

Sebelumnya, calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memulai uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.

Yudo memulai dengan menyampaikan pandangannya soal kondisi global, regional, hingga nasional.

Di tataran nasional, Yudo mengatakan kondisi keamanan cenderung stabil.

Berita Rekomendasi

Laksamana Yudo paparkan soal kondisi global regional nasional.

Namun, Yudo mengatakan masih ada beberapa isu yang menurutnya menonjol

"Mulai dari gangguan keamanan di daerah tertentu, rencana pembangunan IKN, dinamika situasi politik jelang pesta demokrasi 2024, kenaikan harga bbm dan kebutuhan pokok, serta percepatan penanganan Covid-19, dan pemulihan ekonomi nasional," kata Yudo di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Kemudian, Yudo menyampaikan pandangan soal situasi di tataran global. Menurutnya, pada tataran global, geopolitik dunia masih dihadapkan pada kemajuan teknologi informasi dan digital beserta dampaknya.

"Konflik kepentingan dan kompetisi kekuatan negara-negara besar, terlebih situasi konflik terbuka Rusia-Ukraina saat ini persaingan dagang dan investasi, dampak perubahan iklim, wabah penyakit dan biosecurity, serangan siber serta ada potensi ancaman kelangkaan pangan dan energi," kata dia.

Baca juga: Laksamana Yudo Ingin Wujudkan TNI Kuat: Rakyat dan Bangsa Indonesia Bermartabat di Mata Dunia

Pada tataran regional, Yudo menjelaskan soal potensi instabilitas kawasan Asia-Pasifik yang mengemuka sebagai akibat dari adanya ketegangan dan kehadiran kekuatan asing di wilayah Laut Cina Selatan.

"Konflik di semenanjung korea, dan potensi konflik antara tiongkok dan tawan yang mengemuka akhir-akhir ini," kata Yudo.

"Di samping itu terdapat pula penguatan keja sama keamanan antara US, Australia India dan jepang serta munculnya aliansi aukus antara australia inggris dan us untuk mengimbangi strategi belt and root inisiatif Republik Rakyat Cina," tandas Yudo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas