Kutuk Aksi Teror, Ketua GP Ansor: Waspada, Teroris Masih Ada
Nuruzzaman, Ketua PP GP Ansor sekaligus Kadensus 99 Asmaul Husna Banser NU menyatakan duka atas aksi bom bunuh diri di Bandung.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menyatakan duka cita mendalam bagi keluarga kepolisian yang menjadi korban meninggal dunia dan luka-luka atas aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022).
"Aksi terkutuk ini harus dihentikan. Terorisme harus dibasmi hingga ke akar-akarnya," tegas Nuruzzaman, Ketua PP GP Ansor sekaligus Kadensus 99 Asmaul Husna Banser NU.
Menurut Bib Zaman, panggilan akrabnya, ada indikasi kuat terkait pelaku dan afiliasi jaringannya.
Pelaku terindikasi kuat anggota JAD, karena sasarannya adalah aparat kemanan yang dianggap toghut
Diketahui pelaku adalah mantan narapidana teroris yang bebas murni.
Artinya, lanjut dia, ada potensi napiter bebas murni akan melakukan tindakan terorisme lagi.
"Pelaku juga merespons fatwa jubir ISIS internasional Syekh Abu Umar Al Muhajir yang menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia yang takut pada tiran, khususnya umat Islam di Filipina, Singapura, Malaysia, Indonesia, India, Bangladesh dan Pakistan, untuk bergabung dengan Daulah Islamiyah dan berperang," kata Nuruzzaman.
Nuruzzaman lantas mengutip isi surat jubir ISIS.
“Kami melihat bahwa kalian itu lemah, bukan dari sisi kwantitas, karena jumlah kalian banyak, tetapi kalian kurang dalam tekad, kalian dihinggapi rasa takut, lemah dalam mendukung agama Allah. Maka bergabunglah dengan saudara-saudaramu di medan perang, perang melawan Hindu, komunis, kafir, di negara kalian. Karena musuh kalian semakin menghina agama kalian. Berapa lama kalian akan diam dan tetap diam dalam kehinaan?"
Untuk itu, Nuruzzaman Atas hal mengajak seluruh lapisan masyarakat dari segala entitas untuk waspada mamun tetap tenang.
Dia mendorong aparat kemanan untuk membongkar sel teror di Indonesia hingga ke akarnya.
Baca juga: Aipda Sofyan Gugur Akibat Bom Bunuh Diri di Bandung, Sempat Halangi Pelaku Masuk Posek Astana Anyar
Dia juga engajak semua masyarakat untuk mewaspadai paham-paham keagamaan yang mengajarkan intolernasi dan radikalisme yang potensial menjurus ke terorisme.
Dengan begitu, "early warning system" masyarakat akan kembali terasah dan mampu menghadapi mereka.
"GP Ansor mengajak tokoh agama untuk mendakwahkan ajaran yang damai dan tidak menebarkan kebencian kepada siapa pun dan golongan apa pun. Negara ini negara hukum dan biar mekanisme hukum yang menyelesaikan jika terjadi ajakan kebencian. Masyarakat harus pro aktif memantau dan melaporkan kepada pihak yang berwajib jika mendeteksi adanya kelompok teroris," kata Bib Zaman. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.