VIDEO EKSKLUSIF Ketua Umum PKN Gede Pasek: Partai Baru Hadir Tidak untuk Mengganggu Partai Lama
PKN sendiri sebagai partai politik baru, kata Gede Pasek tidak bertujuan untuk mengganggu partai politik yang lama.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai politik (parpol) yang baru muncul, tidak bertujuan untuk mengganggu partai lama.
Hal itu dinyatakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) I Gede Pasek Suardika dalam acara Mata Lokal Memilih yang digelar di Studio 1 Kompas TV, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2022).
Partai baru, Gede Pasek menjelaskan, hadir untuk memberikan tawaran gagasan baru dan kanal saluran aspirasi baru untuk masyarakat yang selama ini tidak bisa diwakili oleh partai politik yang sudah ada.
PKN sendiri sebagai partai politik baru, kata Gede Pasek tidak bertujuan untuk mengganggu partai politik yang lama.
Menurut Gede Pasek PKN menawarkan dua gagasan politik untuk mewakili masyarakat yang menginginkan kebangkitan Nusantara dan menginginkan Anas Urbaningrum kembali ke kancah politik nasional.
Gede Pasek mengatakan, selain menawarkan gagasan baru dan saluran aspirasi baru, partai politik baru juga membantu mengatasi persoalan angka golput yang tinggi.
Diharapkan hadirnya partai-partai politik baru, masyarakat yang tadinya tidak memiliki pilihan dalam Pemilu menjadi punya pilihan.
Sehingga jumlah pemilih dalam Pemilu 2024 nanti akan berkurang.
Tribun Network Luncurkan Kanal Pemilu untuk Angkat Perspektif Lokal ke Nasional
Tribun Network meluncurkan kanal berita pemilu 'Mata Lokal Memilih', Senin (5/12/2022).
Peluncurkan kanal berita pemilu ini dibuka dengan Temu Wicara Nasional Tribun Series bertemakan Partai Baru VS Partai Partai Lama: Dinamika Pendaftaran, Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu 2024.
CEO Tribun Network Dahlan Dahi mengatakan program ini sudah dicanangkan dengan penuh pertimbangan untuk mengangkat perspektif pemilu daerah ke level nasional.
Sebab menurut Dahlan, mekanisme pemilu berjalan demokratis. Sehingga akses dari perspektif daerah juga harus diberi panggung untuk menjamah ke tingkat nasional.
"Mata Lokal Memilih adalah program yang kami canangkan dengan beberapa pertimbangan. Pemilih pada dasarnya ada di daerah, mereka mendengar, mengetahui, mengenal calon perspektif daerah dan para pemimpin dari daerah masuk level kabupaten, provinsi, bahkan nasional," ujar Dahlan dalam sambutannya.
"Jadi pemilu ada mekanisme demokratis yang beri akses pada mata lokal, perspektif lokal untuk mengelola dinamika sosial politik kebangsaan. Sebagai pilar dmeokrasi Tribun ingin beri panggung bagi perspektif lokal dalam proses demokrasi," tambahnya.
Lebih lanjut, Tribun Network berkomitmen untuk terus mengangkat perspektif dari penjuru daerah ke tingkat nasional supaya proses politik dapat berjalan secara demokratis dan bisa memperkokoh keberagaman Indonesia Indonesia
"Kami, Tribun, ingin ambil bagian dalam rangka pembentukan Indonesia yang beragama, berbeda tetapi tetap satu dan kuat untuk menuju bangsa Indonesia yang bisa bersaing secara global dan bermatabat di mata dunia internasional," tegasnya.
Temu wicara yang berlangsung di Studio I Kompas TV, Gedung Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta ini turut mengundang beberapa tokoh yang berhubungan dengan dunia politik dan kepemiluan.
Adapun para tokoh tersebut ialah Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Waketum Partai Gelora Fachri Hamzah, Ketum Partai Kebangkitan Nusantara I Gede Pasek Suardika.
Dirjen Politik dan Pemerintahan Kemendagri Bachtiar, Anggota KPU RI Idham Holik, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, dan Pengamat Politik Ari Junaidi.
Temu wicara yang dipimpin langsung oleh News Director Tribun Network Febby Mahendra Putrra ini juga diikuti secara virtual para penyelenggara Pemilu, yakni KPUD dan Bawaslu se-Indonesia, serta manajemen Tribun Network.(Tribunnews/Lendy Ramadhan)