Penanganan Gempa di Cianjur, BNPB Berharap Kolaborasi Lebih Intens dengan DVI Polri
Peristiwa Cianjur merupakan pembelajaran terkait salah satu mekanisme terintegrasi dari sisi data yang akan disampaikan kepada publik.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu proses penanganan yang masih berlanjut hingga kini terkait bencana gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu adalah identifikasi korban meninggal dunia oleh Tim Identifikasi Korban Bencana atau yang lebih dikenal dengan Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan, tim DVI menjadi bagian dari pendataan korban yang dikeluarkan oleh Posko Tanggap Darurat Gempa Cianjur.
Data korban yang dikeluarkan oleh data center di posko, kata dia, salah satunya dari DVI yang ada di RSUD Sayang Cianjur.
Dia menambahkan, penanganan gempa Cianjur ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran.
Baca juga: Pengungsi Korban Gempa Cianjur Dapat Bantuan Popok hingga Biskuit
Peristiwa Cianjur, kata dia, merupakan pembelajaran terkait salah satu mekanisme terintegrasi dari sisi data yang akan disampaikan kepada publik.
Hal tersebut disampaikannya saat menyambangi Pos DVI di RSUD Sayang, Cianjur, Jawa Barat pada Sabtu (10/12/2022).
"Ke depannya diharapkan kolaborasi lebih intens dengan tim DVI terutama dalam proses respon tanggap darurat," kata Raditya dalam keterangan resmi Humas BNPB, Sabtu (10/12/2022).
Pada kesempatan yang sama Dokter Puspa Yuwi yang menjadi salah satu personil tim DVI Polda Jawa Barat mengatakan DVI melakukan pendataan berdasarkan adanya laporan kehilangan dari keluarga maupun kerabat.
"Pos ante mortem yang menerima pelaporan orang hilang, dengan menggali sebanyak mungkin ciri-ciri fisik ketika hidup dan mengumpulkan bukti identitas orang yang dilaporkan hilang tersebut serta mengambil sampel DNA keluarga," kata Puspa.
Baca juga: Fakta Sesar Cugenang Penyebab Gempa M 5,6 di Cianjur, Punya Panjang 9 Kilometer Lewati 9 Desa
Sementara itu Dokter Ihsan Wahyudi selaku Dokter Forensik yang bertugas menangani identifikasi jenazah menjelaskan pos post mortem salah satu tugasnya melakukan pencocokan data dari jenazah yang ditemukan dengan data-data orang yang dilaporkan hilang.
"Menerima korban atau jenazah dan melakukan pemeriksaaan secara detail dan identifikasi, kemudian melakukan pengambilan sampel DNA, hingga pemulasaran sesuai permintaan keluarga," kata Ihsan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.