Inilah Dampak Terjadinya Fenomena Solstis 21 Desember 2022, Secara Alami Maupun Bagi Tubuh
Berikut dampak dari fenomena Solstis, secara alami dan bagi tubuh manusia, akibat gerak semu harian Matahari saat terbit, berkulminasi dan terbenam.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Daryono
![Inilah Dampak Terjadinya Fenomena Solstis 21 Desember 2022, Secara Alami Maupun Bagi Tubuh](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/titin-17-des-8.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Inilah dampak dari fenomena Solstis.
Muncul himbauan di media sosial untuk tidak keluar rumah pada 21 Desember 2022.
Hal itu lantaran terjadinya fenomena Solstis yang akan terjadi.
Secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam.
Intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada panjang siang dan panjang malam.
Solstis yang terjadi di bulan Desember ini disebut juga Solstis Desember.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Solstis? Benarkah Tak Boleh Keluar pada 21 Desember? Ini Penjelasan LAPAN
Lalu apa dampak dari fenomena Solstis ini?
Simak penjelasan dari LAPAN terkait dampak terjadinya fenomena Solstis, mengutip dari Instagram @lapan_ri.
Dampak fenomena Solstis secara alami
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA/ LAPAN), telah menjelaskan melalui akun Instagram @lapan_ri terkait fenomena Solstis.
Menurut LAPAN, dampak dari fenomena Solstis adalah panjangnya waktu siang dan malam hari.
Serta berdampak ke pergantian musim.
Sebenarnya dampak dari solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan.
Meskipun berbarengan dengan terjadinya letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob.
Fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis.
Dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi.
Sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi.
Baca juga: Mengenal Fenomena Solstis 21 Desember dan Perbedaan dengan Solstis Juni
Dampak fenomena Solstis bagi tubuh
Di banyak tempat di seluruh dunia, titik balik matahari musim panas melambangkan awal musim panas, yang dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan.
Termasuk tidur yang lebih nyenyak dan suasana hati yang lebih positif.
Selama musim ini, orang cenderung merasa lebih baik dan suasana hati mereka sedikit meningkat.
Ini mungkin karena tambahan sinar matahari membantu mengatur waktu dalam beraktivitas.
Melansir dari laman chiball.com.au, hal itu karena reseptor cahaya mata dapat lebih mudah mengenali waktu bangun dan tidur.
Di sisi lain, selama titik balik matahari musim dingin yang terjadi antara 21 atau 22 Desember.
Hal itu akan membuat waktu siang menjadi lebih pendek dan malam jadi panjang di belahan bumi utara.
Kemiringan Bumi menyebabkan perubahan musim, dan selama titik balik matahari musim dingin, khususnya, belahan Bumi Utara berada paling jauh dari matahari.
Ini dapat memengaruhi ritme tubuh, yang mengatur siklus tidur normal.
Serta kemampuan memproduksi melatonin, alias hormon tidur tubuh.
Sederhananya, kurangnya sinar matahari pasti dapat mengurangi waktu istirahat.
Semua orang pernah mendengar tentang musim dingin yang sedih.
Tetapi ada ilmu nyata di balik mengapa sepanjang tahun ini sering merasa kecewa.
Sepanjang tahun ini, kadar serotonin otak neurotransmiter atau "merasa-baik" yang diproduksi tubuh kita sebagian besar dipengaruhi oleh jumlah paparan yang dapatkan di siang hari.
Jadi, ketika hari-hari mulai semakin singkat, dan jumlah sinar matahari terbatas.
Kadar serotonin bisa turun, hingga menyebabkan merasa sedikit murung dan melankolis.
Baca juga: Benarkah Tak Boleh Keluar Rumah pada 21 Desember karena Ada Fenomena Solstis? Ini Faktanya
Penyebab terjadinya fenomena Solstis
Terjadinya Solstis bermula ketika sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika.
Ketika Bumi berotasi, sekaligus mengorbit matahari.
Sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara condong ke Matahari.
![Solstis Desember.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/solstis-desember.jpg)
Sementara Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari.
Kondisi tersebut terjadi saat Solstis di bulan Juni, atau disebut juga Solstis Juni.
Sebaliknya, terkadang Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari.
Sementara Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari.
Inilah kondisi saat Solstis di bulan Desember, atau disebut juga Solstis Desember.
Kapan terjadinya fenomena Solstis di tahun 2022 dan 2023?
Tahun 2022
- Solstis Juni terjadi pada 21 Juni pukul 16.13 WIB / 17.13 WITA/ 18.13 WIT.
- Solstis Desember terjadi pada 22 Desember pukul 04.49 WIB / 05.49 WITA/ 06.49 WIT.
Tahun 2023
- Solstis Juni terjadi pada 21 Juni pukul 21.57 WIB / 22.57 WITA/ 23.57 WIT.
- Solstis Desember terjadi pada 22 Desember pukul 10.27 WIB / 11.27 WITA/ 12.27 WIT.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.