Refleksi Akhir Tahun 2022, PKB Beri Perhatian Tata Kelola Pangan Nasional
Wakil Sekjen PKB Daniel Johan menyoroti tata kelola pangan nasional saat refleksi akhir tahun 2022.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Wahyu Aji
Daniel mengatakan Fraksi PKB menugaskan anggotanya di Komisi IV untuk mengawal pangan dengan serius, dan mengawal pemerintah agar program-program lebih terukur, tepat sasaran serta memberikan dampak konkrit bagi peningkatan pangan.
PKB, lanjut Daniel, memiliki landasan yang jelas soal pangan ini yaitu landasan kemandirian pangan, bukan ketahanan pangan.
Maka itu, Daniel terus berupaya agar paradigma kedaulatan pangan ini menjadi pandangan bersama, sehingga arah kebijakan pangan menyasar pada kemandirian pangan dan kedaulatan pangan.
"Dengan punya pemahaman yang sama soal kedaulatan pangan maka kebijakan-kebijakan mengarah pada kedaulatan dan kemandirian pangan, ini soal paradigma dulu," imbuhnya.
Lalu, dapat dituangkan dalam berbagai kebijakan, program dan strategi dalam mewujudkan kedaulatan pangan tersebut.
Kemudian Badan Pangan Nasional (Bapanas) harus difungsikan sebagaimana amanat dari UU pangan dan Perpres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan untuk merumuskan tata kelola pangan nasional.
"Bukan hanya soal bagaimana jual beli pangan, tugas Bapanas adalah mereformasi soal tata kelola pangan, bertindak sebagai regulator bukan menjadi operator semata sebagaimana bunyi pada pasal 3 perpres tesebut,” imbuh Daniel Johan.
Selain itu, PKB mendorong agar pertama anggaran untuk pangan harus ditingkatkan persentase dari APBN.
Hal ini akan memberikan ruang gerak dalam mengelola pangan, diantaranya anggaran tersebut untuk meningkatkan skill SDM Pertanian, upgrade teknologi pertanian, memperbaiki infrastruktur pertanian.
Kemudian yang utama adalah menerapkan UU perlindungan lahan yaitu UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, hal ini untuk menjaga lahan-lahan produktif untuk produksi pangan tidak beralih fungsi, sanksi tegas harus diterapkan.
Baca juga: Peringatan Hari Ibu, Gus Muhaimin Minta Perempuan Inovatif dan Kuatkan Daya Tahan Pangan
"Jika lahan-lahan produktif ini tidak dilindungi maka lambat laun lahan-lahan akan terpinggirkan, dan menyisakan lahan marginal dan untuk melakukan budidaya maka butuh effort dari berbagai sisi. Terakhir bahwa, soal pangan, soal urusan perut, soal hidup mati bangsa kita," kata Daniel.
"Makanya sebelum terlambat kita harus bergerak cepat, menyelamatkan pangan kita, dengan produksi yang terkelola dengan baik sehingga kita terhindar dari kerawanan pangan dan kelaparan, karena soal pangan adalah soal jati diri bangsa," tambahnya.