Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Tsunami Besar yang Terjadi di Indonesia: Pernah Melanda Pulau Banda, Pulau Krakatau, Hingga Aceh

Inilah daftar 7 tsunami besar yang terjadi di Indonesia, berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018, menimbulkan 100 orang lebih tewas.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Daryono
zoom-in 7 Tsunami Besar yang Terjadi di Indonesia: Pernah Melanda Pulau Banda, Pulau Krakatau, Hingga Aceh
Pinterest
Ilustrasi Tsunami - Inilah daftar 7 tsunami besar yang terjadi di Indonesia, berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah 7 daftar tsunami besar yang terjadi di Indonesia.

Tsunami merupakan bencana yang berpotensi akan terjadi di Indonesia dengan wilayahnya yang berupa kepulauan dengan jajaran gunung aktif.

Serta aktivitas gempa bumi tektonik yang membuat wilayah pesisir Indonesia rawan tsunami.

Berdasarkan catatan Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat 7 tsunami besar yang terjadi di Indonesia.

Dari 7 tsunami besar yang terjadi di Indonesia, semuanya menimbulkan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Lalu kapan saja 7 Tsunami besar yang pernah terjadi di Indonesia itu?

Baca juga: Foto-foto Tsunami Aceh 2004, Kini 18 Tahun Bencana Tsunami Aceh Berlalu

Simak daftar 7 Tsunami besar yang terjadi di Indonesia, mengutip dari Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018: 

BERITA TERKAIT

1. Tsunami Pulau Banda Tahun 1674

Tepat pada 17 Februari 1674, terjadi gempa bumi yang mengguncang Ambon dan sekitarnya.

Melansir bnpb.go.id, gempa yang terjadi disusul tsunami dari Laut Banda.

Kejadian tsunami itu dicatat oleh Georg Everhard Rumphius (1627-1702) seorang ilmuwan Eropa yang pernah tinggal di Ambon.

Gempa yang terjadi pada antara pukul 19.30–20.00 waktu setempat bertepatan dengan suasana perayaan Tahun Baru Cina yang berlangsung cukup meriah di sekitar pasar.

Terjadinya gempa menyebabkan banyak korban meninggal akibat reruntuhan dan rumah-rumah rusak.

Setelah gempa terjadi gelombang pasang terjadi di seluruh pesisir Pulau Ambon.

Pesisir Utara di Semenanjung Hitu menderita kerusakan yang paling parah, terutama di daerah Ceyt di antara Negeri Lima dan Hile.

Di daerah ini air naik setinggi 40–50 toises atau sekitar 70–90 meter.

Gempa dan tsunami berdampak kerusakan rumah warga dan menelan korban jiwa yang dperkirakan mencapai 2.500 orang meninggal dunia.

2. Tsunami Krakatau Tahun 1883

Sebelum terjadi tsunami, terdapat tiga gugusan pulau di sekitar Gunung Krakatau.

Yakni Pulau Venlaten, Pulau Rakata dan pulau Lang.

Pulau Rakata merupakan pulau terbesar dari ketiganya yang terdapat Gunung Krakatau.

Setelah Krakatau meletus, beberapa saat kemudian menimbulkan gelombang tsunami dahsyat.

Letusan besar aktifitas vulkanik G. Krakatau mencapai area hingga seluas 8 km3.

Akibat letusan itu sebagian besar Pulau Rakata hilang menjadi lautan dan hanya menyisakan sedikit daratan.

Hingga saat ini dan di tempat bekas gunung Krakatau tersebut muncul gunung api baru yang disebut gunung anak Krakatau.

Gunung tersebut masih sangat aktif sampai sekarang.

Menurut catatan BMKG, jumlagh korban meninggal yang ditimbulkan adalah 36.000 jiwa.

Saat terjadi tsunami, salah satu Kapal Uap Berouw terseret gelombang tsunami masuk ke Lembah Sungai Koeripan.

Kapal perang itu terseret sejauh 3 km ke daratan pada ketinggian 10 m.

3. Tsunami Flores Tahun 1992

BMKG mencatat sebelum terjadi tsunami, telah terjadi gempa 7.8 SR.

Episenter 121.890 BT, 8.480 LS hingga sebabkan bencana besar dan banyak terjadi kerusakan.

Ketinggian gelombang tsunami bervariasi antara 1,8 - 3,6 m.

Di sebuah desa di Pulau Flores, tinggi tsunami yang terukurmencapai 26 m.

Korban tewas akibat gempa dan tsunami berjumlah 137 orang.

Desa yang berlokasi di mulut sungai Nipah, sebuah sungai kecil yang berada di sisi Barat Laut perairan Laut Flores.

Jarak dari perairan hingga sungai hingga 600 m.

Sedangkan di desa Pagaraman di Pulau Babi yang mengalami kerusakan berat yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami yang hebat.

Sekitar 700 orang di kabarkan tewas, dan sekitar 100 orang di nyatakan hilang.

Lokasi ini menelan korban terbanyak di bandingkan di tempat lainnya di P. Flores.

Seorang saksi mata menyebutkan begitu banyak sampah termasuk jasad manusia dan ranting pepohonan.

P. Babi berlokasi sekitar 5 km dari pantai Pulau Flores.

Diperkirakan korban meninggal dunia akibat tsunami ini mencapai 2.500 jiwa.

Baca juga: Hari Ini Tepat 18 Tahun Tsunami Aceh: Begini Detik-detik Bencana Mematikan Itu Datang di Minggu Pagi

4. Tsunami Aceh Tahun 2004

Tepat pada 26 Desember 2004, Aceh diguncang Gempa 9.0 SR Episenter 95.980 BT, 3.290 LU atau 149 km selatan Meulaboh.

Guncangan tesebut menimbulkan tsunami antara 3-7 meter genangan.

Sedangkan puncang tertingginya mencapat 30 meter di Lhok Nga.

Bencana gempa dan tsunami Aceh 2004.
Bencana gempa dan tsunami Aceh 2004. (Kompas TV)

Jumlah korban meninggal dunia mencapai 227.890 orang.

166.080 orang korban hilang di Aceh dan 6.245 orang di Sumatera Utara.

Sementara korban luka-luka mencapai 2.500 orang.

Tsunami ini menjadi satu di antara tsunami yang terbesar terjadi di Indonesia dengan korban terbanyak sampai saat ini.

Akibat tsunami Aceh, banyak bangunan yang tersisa hanya lantai dan puing-puing serta lumpurcoklat yang dibawa tsunami.

Sebagian daratan tenggelam, hingga vegetasi hilang.

Sebagian besar bangunan di dekat pantai tersapu tsunami.

Sapuan tsunami hanya menyisakan pondasi rumah, sementara puingpuing sisa bangunan hanyut ke tengah kota.

5. Tsunami Pangandaran tahun 2006

Kerusakan bangunan di dekat Pangandaran 2006. Perhatikan atap yang rusak pada bangunan di sebelah kiri, yang menunjukkan ketinggian
tsunami.
Kerusakan bangunan di dekat Pangandaran 2006. Perhatikan atap yang rusak pada bangunan di sebelah kiri, yang menunjukkan ketinggian tsunami. (IST)

Akibat gempa yang terjadi pada 17 Juli 2006, sebesar 7.7 SR dan Episenter 107.410 BT, 9.250 LS.

Menimbulkan Tsunami di kawasan pantai di Kecamatan Pangandaran, Kalipucang, Parigi, Cijulang, Sidamuih dan Cimerak.

Mengutip The 17 July 2006 Tsunami Earthquake in West Java, Indonesia, tsunami yang terjadi memiliki ketinggian mencapai 21 meter.

Jumlah pengungsi diperkirakan 43.759 orang, 300 orang meninggal dunia, 301 luka berat, 551 luka ringan dan 156 orang hilang.

Sedangkan menurut catatan BMKG, terdapat 664 korban meninggal dunia.

6. Tsunami Kepulauan Mentawai Tahun 2010

Saat itu terjadi gempa dengan kekuatan a 7.7 SR. Episenter 99.930 BT, 3.570 LS.

Kerusakan parah terjadi di pantai barat Kepulauan Mentawai Bagian Selatan Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Selatan.

Permukiman warga di Dusun Muntei Baru, Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat, rata dengan tanah pasca-gempa berkekuatan 7,2 SR dan tsunami, Senin (25/10/2010).
Permukiman warga di Dusun Muntei Baru, Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat, rata dengan tanah pasca-gempa berkekuatan 7,2 SR dan tsunami, Senin (25/10/2010). (Setwapres/Krishadiyanto)

Dikutip dari kompas.com, tsunami yang terjadi akibat gempa tersebut menimbulkan 509 orang tewas.

Serta lebih dari 11.000 orang kehilangan rumah mereka.

Baca juga: Mengenal Kuburan Massal Siron yang Jadi Tempat Pusat Peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh

7. Tsunami Palu – Sigi - Donggala Tahun 2018

Gempabumi dengan Magnitude 7.7 di Darat dengan mekanisme strike-slip, memicu longsor di bibir pantai dekat teluk Palu yang menyebabkan tsunami.

Lokasi sumber tsunami yang dekat daratan menyebabkan tsunami tiba sangat cepat dan menyebabkan banyak orang tidak sempat menyelamatkan diri.

Tinggi gelombang di pantai antara 2 – 7 m.

Puing-puing masih berserakan pasca Tsunami yang menghantam kawasan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)) mengumumkan bahwa Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan masa tanggap darurat gempa dan tsunami Palu akan diperpanjang hingga 14 hari ke depan, dari tanggal 13 Oktober hingga 26 Oktober 2019. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Puing-puing masih berserakan pasca Tsunami yang menghantam kawasan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (12/10/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)) mengumumkan bahwa Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan masa tanggap darurat gempa dan tsunami Palu akan diperpanjang hingga 14 hari ke depan, dari tanggal 13 Oktober hingga 26 Oktober 2019. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Jatuhnya korban dengan jumlah besar juga disebabkan oleh bencana liquifaksi.

liquifaksi yang terjadi menyebabkan pergerakan tanah yang menyeret pemukiman.

Korban meninggal dunia dari bencana tsunami ini, yaitu sekitar 2037 jiwa.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka/Sara Masroni)(kompas.com/Ellyvon Pranita)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas