Jokowi Belum Terima Kajian Penghentian PPKM
Pemerintah berencana menghentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam waktu dekat.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana menghentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan rencana tersebut belum final.
Kajian mengenai penghentian PPKM atau PSBB belum ia terima.
“Belum, belum sampai. Untuk PSBB, PPKM belum sampai ke meja saya,” kata Jokowi saat meresmikan pengembangan Stasiun Manggarai tahap 1, pada Senin, (26/12/2022).
Menurut Presiden kajian mengenai penghentian PPKM harus detil.
Jangan sampai kebijakan tersebut nantinya menyebabkan kegagalan dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Ini kajian-kajian yang harus saya minta harus detail, jangan sampai fail (gagal) memutuskan sehingga sebaiknya kita sabar untuk menunggu,” katanya.
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Deretan Tragedi Pilu Akibat Pelonggaran PPKM
Sebelummya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah membuka opsi untuk memberhentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022.
Hal tersebut mengingat situasi pandemi di Tanah Air yang saat ini terus membaik.
"Hari ini, kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200 dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM kita," kata Jokowi saat memberikan sambutan di acara Indonesia Economic Outlook 2023 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Jokowi lantas menjelaskan kembali bagaimana selama ini situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang naik turun hampir tiga tahun ini, terutama saat varian Delta masuk Indonesia.
"Saat itu saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk (melakukan) lockdown termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan muncul varian Omicron yang saat puncaknya kasus harian mencapai 64 ribu kasus.
"Kita ingat saat itu alat pelindung diri (APD) kurang, oksigen enggak ada, pasien numpuk di rumah sakit. Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup tidak gelagapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa kita kelola dengan baik," lanjutnya.
"Perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulitnya. Oleh sebab itu kemampuan domestik kita harus terus kita garap," kata Jokowi.