Sejarah Tahun Baru pada 1 Januari, Beserta Perayaan Negara di Dunia
Berikut mengenai sejarah tahun baru pada 1 Januari, perayaan ini ditetapkan kembali oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582, beserta perayaannya
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Simak mengenai sejarah tahun baru.
Tahun baru dirayakan setiap tanggal 1 Januari tiap tahunnya.
Tanggal 31 Desember banyak dinanti orang-orang untuk merayakan malam tahun baru atau pergantian tahun.
Hal itu dikarenakan tengah malam pada 31 Desember menjadi detik-detik pergantian tahun menuju 1 Januari.
Diketahui, banyak pertanyaan mengenai mengapa tahun baru dirayakan setiap 1 Januari.
Simak sejarahnya berikut ini:
Baca juga: Jalan Sudirman-Thamrin Ditutup karena Car Free Night saat Tahun Baru 2023, Ini Pengalihan Arusnya
Sejarah Tahun Baru
Dilansir laman History, sejak zaman Romawi, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai awal tahun baru.
Sebelumnya, kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan dan 304 hari.
Saat itu, tahun baru dimulai pada tradisi vernal equinox yang diciptakan oleh Romulus pada abad ke-8 sebelum Masehi.
Romulus merupakan pendiri Roma.
Setelah Romulus lengser dari tahtanya sebagai raja, ia digantikan oleh Numa Pompilius yang menyandang gelar sebagai raja
Numa Pompilius pun menambahkan bulan Januarius dan Februarius ke dalam kalender, namun setelah berabad-abad, penambahan bulan pada kalender tersebut tidak selaras dengan matahari.
Diketahui, hal itu membuat Kaisar Julius Caesar memutuskan untuk mengubah kalender yang berkonsultasi dengan para astronom serta matematikawan terkenal.
Setelah memperbaiki kalender itu, Kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender dengan nama Julian Kalender yang sudah diselaraskan dengan matahari.
Julian Kalender ini mirip dengan kalender Gregorian yang sudah digunakan di sebagian negara di dunia.
Kaisar Julius Caesar pun mereformasikan penetapan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru.
Selain itu, tanggal 1 Januari juga ditandai dengan hari dimana pejabat tertinggi di Roma mulai menjabat dan bekerja selama setahun.
Kaisar Julius Caesar membuat tanggal 1 Januari untuk menghormati nama dewa yang mirip dengan nama bulan Januari.
Nama dewa tersebut adalah Janus, dewa yang memiliki dua wajah sebagai dewa permulaan di Romawi.
Dua wajahnya tersebut memungkinkan untuk melihat ke masa lalu dan masa depan.
Sebagai informasi, di Eropa pada pertengahan abad para pemimpin Kristen untuk sementara mengganti 1 Januari dengan hari yang lebih bermakna religius.
Seperti halnya 25 Desember untuk peringatan kelahiran Yesus dan 25 Maret sebagai Pesta Kabar Sukacita.
Namun, Paus Gregorius XIII kembali menetapkan 1 Januari sebagai Hari Tahun Baru pada tahun 1582.
Baca juga: Polri Siapkan Pasukan Antisipasi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem Selama Natal dan Tahun Baru
Perayaan tahun baru
Perayaan tahun baru menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu masyarakat sedunia.
Ada juga beberapa negara merayakan tahun baru dengan tradisinya.
Seperti Amerika Serikat memiliki tradisi tahun baru dengan menjatuhkan bola raksasa di Times Square New York City.
Tradisi itu dimulai sejak tahun 1907.
Bola yang dijatuhkan itu terbuat dari besi dan kayu dengan berat 700 pon dengan diameter 12 kaki.
Dikutip dari Kompas.com, di Spanyol memiliki tradisi tahun baru dengan memakan 12 buah anggur yang dimulai sejak tahun 1800-an.
Selain itu, ada juga negara Columbia memiliki tradisi tahun baru dengan berjalan-jalan di sekitar rumahnya dengan membawa koper kosong.
Untuk negara Denmark tradisinya dengan cara melempar piring dan gelas ke pintu rumah untuk mengusir roh-roh jahat.
Ada juga negara Panama memiliki tradisi tahun baru dengan cara membakar patung (munecos).
(Tribunnews.com/Pondra Puger) (Kompas.com/Anya Dellanita)