Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembukaan Muktamar ke-3 KMF, Wagub Jateng Berharap Identitas Pesantren Terus Dikuatkan

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengatakan organisasi pesantren harus dikuatkan identitasnya terutama di kampus.

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pembukaan Muktamar ke-3 KMF, Wagub Jateng Berharap Identitas Pesantren Terus Dikuatkan
Istimewa
Wagub Jateng H Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Muktamar ke-3 Keluarga Mathaliul Falah di Kampus I UIN Walisongo, Kota Semarang. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Mathaliul Falah atau KMF menggelar Muktamar ke-3 di Kampus I UIN Walisongo, Kota Semarang.

KMF merupakan jaringan alumni Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) Kajen Pati.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) H Taj Yasin Maimoen selaku wakil pemerintah yang hadir dalam pembukaan muktamar KMF mengaku senang kegiatan ini dilaksanakan di kotanya.

Taj Yasin menyebutkan kehadiran muktamar ini sudah diwanti-wanti oleh istrinya, Hj Nawal Arofah yang merupakan alumnus Perguruan Islam Mathaliul Falah (PIM) Kajen Pati.

Baca juga: Jelang Tahun Politik, Dewan Syura PKB: Pesantren harus Belajar dari Muktamar Cipasung

Menurutnya, organisasi pesantren harus dikuatkan identitasnya terutama di kampus. Hal ini karena ada alumni pesantren yang tidak berani membuka identitasnya.

"Saya merasakan betul jika alumni pesantren di kampus ikut mewarnai kegiatan, cara berpikir, musyawarah, jam belajar, maka kekhawatiran ulama kepada santri-santri yang akan kuliah agar tidak terbawa arus tidak ada," ujar Taj Yasin, dalam keterangannya, Sabtu (7/1/2023).

Berita Rekomendasi

Taj Yasin berharap Muktamar ke-3 KMF ini mencetuskan sebuah program yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan anggota KMF ataupun masyarakat.

"Saya yakin jika program ini diterapkan, adanya paham-paham radikal tidak ada," kata Taj Yasin.

Sementara itu, Direktur PIM, KH Muhammad Abbad Nafi' mengatakan banyak anggota KMF terutama anggota nonstruktural yang belum paham arah PP KMF.

"Jadi alangkah baiknya kalau sudah terpilih, ketua baru melakukan pendataan dan peresmian KMF Wilayah baik yang di daerah maupun luar negeri," ujarnya.

Selain itu juga, dia meminta pimpinan baru melaksanakan sosialisasi agar KMF lebih dikenal, terutama tujuan dan arah kerjasamanya, membuat program riil untuk pengembangan anggota sesuai dengan tujuan awal didirikannya KMF.

Baca juga: Musim Libur Sekolah, Fatayat NU Kota Tangerang Gelar Pesantren Kilat untuk Anak

"Seperti menyejahterakan anggota, evaluasi setiap program agar bisa terukur dan mendapat hasil yang diharapkan seperti harapan KH. MA Sahal Mahfudz," ujar Abbad.

Sekjen PP KMF, Alfoe Niam Alwi menambahkan muktamar Ke-3 KMF dihadiri oleh 20an perwakilan KMF daerah dari seluruh Indonesia dan bahkan luar negeri secara hibrid.

Muktamar akan menetapkan Garis Besar Haluan Kerja atau GBHK yang 5 tahun ke depan akan dijadikan arah tujuan dan kegiatan organisasi.

"Kegiatan ini sekaligus akan memilih siapa figur yang paling pas dan cocok menjadi ketua umum yang punya kapasitas dan kualitas mumpuni. Pemilihan nanti akan memakai mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 pengasuh KMF daerah, yang selanjutnya 7 nama kader terbaik KMF akan diajukan ke AHWA untuk dipilih 1 yang terbaik sebagai ketua umum PP KMF," kata Niam.

Sebagai informasi, KMF merupakan jaringan alumni dari Perguruan Islam Mathaliul Falah atau PIM.

Madrasah yang dikenal dengan sebutan Mathole'ini berdiri sejak 1912 di Kajen, Margoyoso, Pati. Adapun KMF secara organisasi berumur 1 dekade atau 10 tahun.

PIM adalah salah satu satuan pendidikan muadalah di Indonesia. Ia mempunyai status kesetaraan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan formal.

Sejak berdiri tahun 1912 PIM sebagai sebuah lembaga pendidikan sangat independent, baik dari segi kurikulum maupun tata kelola yang sama sekali tidak bisa diintervensi pemerintah, maka di PIM evaluasi pembelajarannya sangat independent dan internal tanpa mengikuti Ujian Nasional yang diadakan oleh negara.

Namun kemudian Satuan Pendidikan Muadalah dalam UU Pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan formal di bawah naungan pendidikan pondok pesantren.

Sehingga lulusan PIM dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Profil Lulusan Mathaliul Falah

Sekjen Pengurus Pusat (PP) KMF Alfoe Niam Alwi menyebut beberapa tokoh alumni PIM, di antaranya:

1. KH. Imam Azis, stafsus wapres
2. KH.Abdul Ghofar Rozien, M.Ed., Ketua Majlis Masyayikh, Katib PBNU
3. KH. Ulil Abshar Abdalla, Ketua Lakpesdam PBNU
4. Savic Ali, Ketua PBNU dan Pegiat Media Sosial
5. Nyai Badriyah Fayumi Lc.MA., Pengasuh Ponpes Mahasina Darul Quran wal Hadits, tokoh Ulama Perempuan KUPI
6. Hj. Saidah Sakwan, MA., Komisioner Baznas Pusat
7. Marwan Jafar, Ph.D., Anggota DPR RI
8. KH. Zulfa Musthofa, Ketua PBNU
9. H. Syafiq Syauqi, Ketua Ansor Jatim
10. KH. Tengku Syarqowi, Bupati Bener Meriah Aceh
11. KH. Sholahudin Al Ayubi, Ketua MUI Pusatr
12. Saiful Umam Ph.D, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13. Dr. Arief Subhan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2020-2022
14. Muhammad Zaimul Umam, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
15. Muhammad Dawam, Kompolnas
16. Muhammad Sulahuddin, Wasekjen PBNU, Staf Wapres
17. Muhammad Khoironi, Advokat dan Kurator
18. KH. Aziz Hakim Syaerozie, Ketua PCNU Cirebon

Selain ke-18 nama tersebut, ada masih banyak lagi alumni PIM yang berkiprah di berbagai bidang di segenap penjuru tanah air, khususnya dalam bidang pendidikan keagamaan dan masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas