Jokowi Sengaja Batuk Saat Pidato untuk Respons Pernyataan Yusril Soal Pemimpin Kurus Kering
Presiden Jokowi sengaja batuk untuk merespon pidato Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra sebelumnya.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Partai Bulan Bintang (PBB) di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Peristiwa menarik terjadi, saat Presiden Jokowi memberikan pidatonya.
Presiden Jokowi sengaja batuk untuk merespon pidato Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra sebelumnya.
“Saya batuk tadi, saya ingat sambutannya Prof Yusril, saya juga kan kurus,” kata Jokowi disambut tawa tamu dan peserta yang hadir dalam Rakornas tersebut.
Sebelumnya Yusril dalam pidatonya sempat menyinggung bahwa biasanya pemimpin zaman dulu itu badannya kurus kering dan sering batuk saat pidato karena kecapean.
“Kalau zaman dulu pemimpin itu kurus kering badannya ya, kan kecapean kerja terus, ga sempat mikir apa-apa, kalau pidato di podium batuk terus saking kecapean dan kurusnya, itu pemimpin zaman dulu,” kata Yusril.
Baca juga: Ingatkan Jangan Gunakan Politik Identitas di Pilpres 2024, Jokowi: Menanglah Dengan Cara Intelek
Semakin keras batuknya kata Yusril, pemimpin zaman dulu semakin berwibawa di mata pengikutnya.
Hal itu berbeda dengan sekarang dimana pemimpin itu gemuk-gemuk.
“Kalau zaman sekarang pemimpinnya itu pemimpin itu yang gemuk-gemuk yang banyak duitnya yang bisa traktir orang makan di hotel, bisa segala macam,” katanya.
Baca juga: Jokowi Akan Dukung Yusril Ihza Mahendra Bila Maju Pilpres 2024 tapi Ini Syaratnya
“Zaman sudah jauh berubah ya ideologi politik pun kadang-kadang sudah jauh berganti dengan pragmatisme,” pungkasnya.
Dukung Yusril
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan mendukung Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bila maju sebagai Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2024 nanti.
Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri acara Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Dewan PBB di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, (11/1/2023).
“Tapi kalau menyimak apa yang disampaikan oleh prof Yusril tadi dengan pengalaman yang sangat panjang, saya mendukung lho. kalau Prof Yusril di 2024 nanti dicalonkan jadi Presiden atau Wakil Presiden,” kata Jokowi.
Dukungan tersebut kata Jokowi, akan diberikan apabila Yusril mendapatkan kendaraan di Pilpres 2024.
Oleh karena itu tugasnya PBB menurut Presiden, mencarikan kendaraan agar memenuhi syarat untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
Baca juga: Ingatkan Jangan Gunakan Politik Identitas di Pilpres 2024, Jokowi: Menanglah Dengan Cara Intelek
“Ini serius, serius, tugasnya PBB mencarikan kendaraan supaya sampai 20 persen. Iya dong, ya tugasnya di situ. Begitu dapat kendaraan, saya dukung. Serius,” kata Jokowi.
Dukungan tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Menurut Presiden, saat ia menjabat Wali Kota, salah satu partai yang mendukungnya adalah PBB.
Selain itu saat menjadi Presiden sekarang ini, PBB merupakan salah satu partai pendukung pemerintah.
“Jadi kalau saya dukung gantian nggak ada salahnya,” Jelasnya.
Partai Islam
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bercerita ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertanya kepadanya soal PBB itu partai Islam yang seperti apa.
"Kemarin Pak Presiden tanya kepada saya, PBB itu Islam yang bagaimana? Yang mungkin kalau ini acara PKB barangkali ada Cak Imin mungkin yang menari itu enggak menari-nari orang dayak kaya tadi itu, mungkin menarinya tari hadroh yang pakai rebana begitu. Tapi kok PBB menari-nari dayak, macam-macam itu," kata Yusril dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PBB, Rabu (11/1/2023).
Yusril kemudian menjelaskan bahwa PBB merupakan partai Islam sekaligus kebangsaan.
"Itu yang telah kita tegaskan sejak awal," ucapnya.
PBB, dikatakan Yusril, memiliki ideologi modernisasi Islam.
Menurut Yusril, ideologi ini berlaku secara universal dan mencakup seluruh aspek kehidupan.
Ajaran-ajarannya itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, tapi sejauh menyangkut kehidupan sosial politik, kemasyarakatan, kenegaraan, hubungan internasional ekonomi dan lain-lain yang diberikan oleh ajaran Islam itu adalah prinsip-prinsip yang dapat ditafsirkan ulang sesuai dengan situasi dan perkembangan zaman," pungkas Yusril.