Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diisukan Jadi Target Reshuffle, Ini Kata Tiga Menteri dari NasDem

3 menteri asal NasDem memberikan tanggapan menyikapi isu reshuffle kabinet. Mereka di antaranya Johnny G Plate, Syahrul Yasin Limpo, dan Siti Nurbaya

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Diisukan Jadi Target Reshuffle, Ini Kata Tiga Menteri dari NasDem
Tribunnews.com Irwan Rismawan/ISTIMEWA
Tiga menteri NasDem, Johnny G Plate, Siti Nurbaya Bakar, dan Syahrul Yasin Limpo (kiri ke kanan), diisukan bakal terkena reshuffle oleh Jokowi. Berikut respons ketiganya menyikapi isu tersebut. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan merombak kabinetnya terus bergulir.

Bahkan muncul kabar menteri dari Partai NasDem bakal direshuffle.

Terdapat tiga menteri dari NasDem yang berada di Kabinet Indonesia Maju.

Mereka yakni, Menteri Komunikasi dan Informatikan Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Para Menteri dari NasDem tersebut masih tampak rapat bersama Presiden Jokowi.

Saat ditanya mengenai isu perombakan kabinet mereka menjawab santai.

Baca juga: 3 Nama Diprediksi Jadi Menteri Jika NasDem Kena Reshuffle, Kader PDIP, Gerindra dan Golkar

Berita Rekomendasi

Seperti Mentan Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan bahwa dirinya hanya fokus kerja.

Mengenai reshuffle semuanya diserahkan kepada Presiden.

"Kita ini kan menteri kerja. Kerja aja. Kita di lapangan terus. Semuanya kita serahkan kepada beliau-beliau," kata Syahrul kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Tidak berbeda dengan Syahrul Yasin Limpo, Menteri LHK Siti Nurbaya juga enggan berkomentar banyak mengenai isu rehuffle.

Ia mengatakan soal perombakan kabinet sebaiknya jangan ditanyakan kepadanya.

Baca juga: Ada Reshuffle Kabinet, Jokowi Diminta Pertahankan Sri Mulyani

Termasuk mengenai kabar menteri yang akan direshuffle berasal dari NasDem.

"Ah ngaco aja, jangan tanya saya dong," katanya di Istana.

Sementara itu Menteri Kominfo Johnny Plate pada Ahad 8 Januari lalu mengatakan reshuffle merupakan hak Presiden Jokowi.

Menurut dia, dalam merombak kabinet, presiden selalu mempertimbangkannya dengan matang.

Baca juga: PDIP sudah Beri Pertimbangan pada Presiden Soal Reshuffle Kabinet

“Bapak Presiden ini kan bukan baru pertama kali jadi presiden ya, sudah sekian lama, sudah dua periode. Dan beberapa kali melakukan reshuffle kabinet pasti setiap kebijakan-kebijakan penting terkait dengan kewenangannya itu sudah dipertimbangkan, dipikirkan dengan baik," kata Johnny di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1/2023).

Kata Pengamat

Pengamat politik Agung Baskoro menyebutkan politisi dari PDIP berpotensi besar mengisi kekosongan kursi jika menteri NasDem terkena reshuffle.

Tak hanya PDIP, partai politik lain turut berpotensi mengisi kekosongan kursi menteri, di antaranya Golkar hingga Gerindra.

“Secara kuantitatif, kursi atau suara di parlemen, besar kemungkinan kader-kader PDIP, Gerindra, dan Golkar akan menggantikan menteri-menteri Nasdem jika reshuffle jadi dilakukan,” kata Agung Baskoro saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).

“Baik sekadar mengurangi jatah menteri Nasdem maupun mendepak seluruh kader Nasdem di kabinet,” sambungnya.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) ini menyebut sejumlah nama yang berpotensi mengisi kursi menteri pasca-reshuffle.

“Kader PDIP seperti Budiman Sudjatmiko mengemuka. Sementara di sisi Gerindra, muncul figur Erzaldi Rosman dan Golkar, sosok Ahmad Dolly Kurnia patut dipertimbangkan,” ujarnya.

Selain PDIP, Golkar dan Gerindra, Agung mengatakan ada partai politik di luar jika dilihat secara kualitatif.

Partai Perindo menjadi satu opsi yang dapat dipertimbangkan.

Partai yang diketuai Hari Tanoesoedibjo ini memiliki bisnis media yang punya pengaruh kuat untuk partai politik.

“Karena partai ini juga memiliki media yang lebih solid dari Nasdem di luar hadirnya tokoh-tokoh berpengaruh seperti Tuanku Guru Bajang, Ferry Kurnia, Mahyuddin,” kata Agung.

Di sisi lain, ia mengingatkan agar Presiden Jokowi memastikan bahwa kinerja menteri yang berpotensi terkena reshuffle ini telah bekerja dengan baik.

Hal itu supaya tidak meninggalkan kesan politis jika nantinya kocok ulang resmi dilakukan.

“Presiden hendaknya tak lupa memastikan bahwa kinerja para menteri di luar kader-kader NasDem, memang sudah sesuai harapan,” ucap Agung.

“Agar reshuffle yang dilakukan tak identik dengan pertimbang politik semata, namun juga ada soal-soal substantif yang utama terkait kinerja, kebijakan yang dihasilkan dan prestasi yang sudah ditunjukkan,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa punya pandangan serupa.

Ia mengatakan bahwa PDIP berpeluang besar mengisi kekosongan menteri jika NasDem terdampak reshuffle.

“Mungkin dari PDIP ada Gubernur Sulawesi Utara 2 periode, Olly Dondokambey, ada mantan Gubernur Bali I Wayan Koster,” katanya.

Namun selain partai berlambang banteng dengan moncong putih itu, Herry menilai ada sosok Yusril Ihza Mahendra yang merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Herry melihat Presiden Jokowi belum lama ini mendukung langkah Yusril menjadi calon presiden. Dukungan tersebut, kata dia, tak lepas dari tindak tanduknya yang kerap membela Presiden Joko Widodo.

“Kompensasi dukungan politik saja apalagi Yusril kerap tampil memberikan dukungan dan counter kritikan terhadap Jokowi saya kira ini konsekuensi logis,” ucap Herry.

Selain politisi, kedua pengamat ini juga menilai ada opsi lain yang bakal mengisi kekosongan jika menteri dari NasDem ini terdampak reshuffle.

Opsi kedua ini dimungkinkan bakal diisi oleh sosok berlatar belakang profesional dan memiliki keahlian secara spesifik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas