Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fahri Hamzah: IPK Indonesia Turun Bukan Tanggung Jawab KPK, Tapi Jokowi

Ada pihak yang lebih bertanggung jawab dalam perbaikan IPK Indonesia ini, tegas Fahri, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Fahri Hamzah: IPK Indonesia Turun Bukan Tanggung Jawab KPK, Tapi Jokowi
Tribunnews.com/Naufal Lanten
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Fahri Hamzah: IPK Indonesia Turun Bukan Tanggung Jawab KPK, Tapi Jokowi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah tidak sepakat jika Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang merosot dianggap sebagai kesalahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ada pihak yang lebih bertanggung jawab dalam perbaikan IPK Indonesia ini, tegas Fahri, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“IPK itu adalah prestasi negara semuanya. Tidak bisa keberhasilannya diklaim KPK atau ketika ada penurunan IPK lantas  kesalahannya dibebankan ke KPK kalau IPK-nya turun,” kata Fahri Hamzah dalam keterangannya, Senin (6/2/2023).

“Kemana tanggung jawab presiden? Apakah Anda mengabaikan kekuasaan yang besar ini," tambahnya. 

Atas dasar alasan itu, mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2029 ini menilai publik tidak perlu muluk-muluk memberi beban KPK sebagai pihak yang melakukan pemberantasan korupsi.

Sebab, lanjut Fahri, Jokowi lah yang lebih cocok disebut sebagai pahlawan dalam hal pemberantasan korupsi karena pemilihannya menghabiskan anggaran hingga Rp100 Triliun.

"Sementara memilih ketua KPK ongkosnya kurang dari Rp1 Miliar. Mengerti enggak beda antara miliar dan triliun?" tanya Fahri.

Berita Rekomendasi

Jika memang publik serius dengan pemberantasan korupsi, lanjut Fahri, maka Jokowi harus dituntut untuk konsentrasi melakukan pembenahan.

Baca juga: KPK Bantah Salah Satu Faktor Penyebab Anjloknya IPK Indonesia 2022 karena TWK 2020

Diketahui sebelumnya, laporan Transparansi Internasional Indonesia menyebut IPK Indonesia turun drastis. Penurunan IPK Indonesia dari peringkat ke-38 menjadi 34.

Selama pemerintahan Jokowi IPK Indonesia memang turun naik. Pada 2014 di awal menjabat, Jokowi mewarisi skor 34. Setahun kemudian, skor naik menjadi 36.

Lalu,  kembali naik menjadi 37 dan sempat mencapai posisi tertinggi di 2019 dengan 40. Sayang setahun kemudian turun ke 37, dan bahkan tahun 2022 kembali ke peringkat ke-34.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas