Ade Ungkap Alasan Aniaya Anaknya hingga Tewas, Berharap Tak Tumbuh Jadi Pribadi Nakal
Ayah yang aniaya anak-anaknya di Cimahi hingga salah satunya meninggal melakukan penganiayaan tersebut dengan harapan anaknya tidak jadi nakal.
Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ayah yang aniaya anak-anaknya di Cimahi hingga salah satunya meninggal, yakni Ade Bogel melakukan penganiayaan tersebut dengan harapan anaknya tidak tumbuh menjadi pribadi yang nakal seperti dirinya.
Ade Bogel mengaku bahwa sebelumnya ia sudah pernah sekali memberitahu anak-anaknya, tetapi tidak didengarkan.
Oleh karena itu, Ade melakukan penganiayaan terhadap kedua anaknya tersebut yang berusia 10 tahun berinisial AH, perempuan dan berusia 12 tahun berinisial AMN, laki-laki.
"Saya menyesal, (sering menyiksa anak) tapi enggak sampai kayak gitu (brutal),"
"Alasannya, saya tidak ingin anak saya nakal seperti saya sama ibunya. Sebelumnya pernah diomongin secara baik-baik tetapi tidak nurut," kata Ade Bogel saat ditemui di Mapolres Cimahi, dikutip dari Tribunjakarta.com, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Kronologi Ayah Aniaya 2 Anak Kandung di Cimahi, 1 di Antaranya Tewas, Warga Dengar Suara Ribut-ribut
Ade pun mengaku bahwa menyiksa kedua anaknya tersebut dalam keadaan sadar pada Senin (6/2/2023) dan mengetahui AH meninggal dunia.
"Iya sadar, itu (penganiayaan) karena anak mengambil uang Rp 450 ribu hasil ngamen untuk bayar kontrakan," ucapnya.
Pengakuan Tetangga
Berbeda dengan Ade, banyak para tetangga Ade yang merasa kehilangan atas meninggalnya AH tersebut.
Kemudian, ketika AH dimakamkan di TPU Cibanuray, Kota Bandung banyak warga yang terlihat meneteskan air mata karena kehilangan AH.
Bagi para tetangga, AH merupakan sosok yang periang dan menyenangkan hingga disukai banyak orang.
Selain itu, AH juga dikenal sebagai anak perempuan yang penurut hingga banyak yang ingin merawatnya.
Baca juga: Uang Rp 450 Ribu Diambil Tanpa Izin, Ayah di Cimahi Aniaya 2 Anaknya Secara Brutal
"Banyak yang pengen ngerawat dia malah, saking baiknya anak ini," ujar Jaja salah satu tetangga Ade Bogel.
"Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian anak ini. Apalagi tetangga-tetangga di sini banyak yang menyukainya," katanya.
Ibu Tiri yang Tahu Kejadian Memilih Diam karena Takut
Dikutip dari Tribunjakarta.com, Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan ibu tiri korban berinisial N diketahui ada dalam kontrakan tersebut ketika kejadian.
Namun, karena N berada di bawah tekanan, ia tidak berani menyanggah ataupun membantah perbuatan yang dilakukan suaminya tersebut ketika menganiaya AH dan AMN.
Aldi menuturkan, bahwa saat kejasian, N merasa ketakutan karena suaminya memiliki sifat tempramen.
Karena hal tersebut, N lebih memilih diam ketika melihat Ade menyiksa AH dan AMN.
Ibu Tiri Masih Jadi Saksi
Aldi mengatakan bahwa hingga saat ini, N masih menjadi sebagai saksi dan pihaknya terus mendalami keterlibatan dan peran ibu tiri sekaligus istri Ade tersebut.
"Untuk sementara status ibu tiri masih sebagai saksi, namun kami masih terus akan mendalami, apakah ada kaitan (penganiayaan) atau tidak ibu tirinya ini," kata Aldi.
Ade Tak Sekolahkan Anak-anaknya
Aldi mengatakan bahwa selain dianiaya oleh Ade, AH dan AMN ternyata tidak disekolahkan.
"Jadi untuk anak-anak ini tidak sekolah, sehingga ini yang sangat ironis ya, karena ayahnya hanya bekerja sebagai pengamen," ujarnya saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (7/2/2023).
Kendati demikian, Aldi mengatakan bahwa Ade masih bertanggung jawab agar anaknya bisa belajar seperti anak-anak lainnya, minimal bisa membaca.
Baca juga: Ayah di Cimahi Aniaya 2 Anaknya Karena Ambil Uang: Satu Meninggal Dunia, Pelaku Jadi Tersangka
"Berdasarkan pengakuan pelaku, dia sehari ngamen dan sehari tidak. Nah saat tidak ngamen itu pelaku mengajarkan anaknya supaya bisa membaca," kata Aldi.
Bahkan, Aldi juga memastikan Ade tidak membawa kedua anaknya mengamen.
Sehingga, ketika Ade dan istrinya bekerja, kedua anaknya tersebut hanya diam di kamar kontrakan.
"Berdasarkan keterangan pelaku, anaknya tidak pernah dibawa mengamen," ucapnya.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunjakarta.com/Siti Nawiroh)