Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi: TNI AU Ikut Kerahkan Helikopter Super Puma dan Pasukan Kopasgat

Helikopter TNI AU itu dikirim langsung dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Bogor, Jawa Barat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi: TNI AU Ikut Kerahkan Helikopter Super Puma dan Pasukan Kopasgat
dok. TNI AU
Helikopter Super Puma TNI AU. TNI mengerahkan Helikopter NAS-332 Super Puma untuk membantu proses pencarian dan pertolongan (SAR) rombongan Kapolda Jambi yang mengalami kecelakaan helikopter 

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - TNI Angkatan Udara (AU) mengerahkan Helikopter NAS-332 Super Puma untuk membantu proses pencarian dan pertolongan (SAR) rombongan Kapolda Jambi yang mengalami kecelakaan helikopter dan terpaksa mendarat darurat di area Bukit Tamia, Muara Emat, Kerinci, Jambi, Senin (19/2).

Helikopter TNI AU itu dikirim langsung dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Bogor, Jawa Barat.

Helikopter NAS-332 Super Puma itu take off pukul 08.45 WIB dari Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru pada Senin (20/2).

"Helikopter NAS-332 Super Puma diawaki oleh Mayor Pnb M. Ravi Rakasiwi (IP), Kapten Pnb Surya Mega (Penerbang I), dan Letda Wisnu Dwi (Penerbang II)," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah dalam keterangan tertulisnya. Ikut dalam Heli H-3211, satu tim Search and Rescue (SAR) Batalyon Komando 462 Pasgat berjumlah 7 personel dibawah pimpinan Danyon 462 Pasgat Letkol Pas Junaidi," kata Indan.

Indan menyebut helikopter itu dilengkapi dengan peralatan hoist yang memungkinkan pertolongan korban dengan teknik hovering (tanpa mendarat).

"Helikopter terbang dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru menuju Jambi dan selanjutnya ke titik koordinat lokasi pendaratan darurat di Bukit Tamia Jambi. Tim SAR Kopasgat TNI AU ini akan membantu melaksanakan evakuasi," tulis Dinas Penerangan Angkatan Udara.

Selain helikopter TNI AU, Basarnas juga ikut mengirimkan helikopter yang digunakan untuk membawa perlengkapan evakuasi dan logistik.

BERITA TERKAIT

"Nanti akan ada dua heli lagi yang didatangkan, dari Basarnas dan TNI AU. Untuk heli dari Basarnas tiba pukul 1 nanti, TNI AU kita masih menunggu," kata Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Mulia Prianto, Senin (20/2).

Baca juga: Kapolda Jambi Cedera Patah Tangan, Hari Ini Dievakuasi Pakai Heli Menuju Lapangan KONI Merangin

Humas Basarnas Jambi Lutfi mengatakan ada tiga orang tim rescue yang dikerahkan Basarnas pusat.

"Heli Basarnas Jambi posisinya sudah berada di Pekanbaru dari Medan yang akan bergerak ke Jambi untuk melakukan evakuasi. Ada tim rescue juga dari Basarnas Jambi," ujarnya.

Tidak hanya helikopter dari kedua instansi itu, Polairud Baharkam Polri, Polda Jambi Sumsel, dan PT WKS juga mengerahkan helikopter yang digunakan dalam proses evakuasi.

Sebelumnya, rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono yang menaiki helikopter Polri jenis Bell 412 SP dengan nomor Registrasi P-3001 terpaksa mendarat darurat di tengah hutan, Bukit Tamia, Muara Emat, Kerinci, Jambi.

Rombongan Kapolda itu berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi dengan tujuan Bandara Depati Parbo.

Rombongan itu kemudian berhasil ditemukan tim SAR melalui jalur darat. Sebanyak 8 orang itu selamat setelah semalaman berada di tengah hutan.

Namun, kondisi mereka luka-luka dan cedera.

"Semua dalam keadaan sadar. Ada beberapa orang yang mengalami luka. Update terbaru nanti kita informasikan," kata Karo Ops Polda Jambi, Kombes Pol Feri Handoko.

Para korban juga sudah mendapatkan penanganan medis pertama.

"Kondisi saat ini masih stabil. Pendarahan tidak terlalu. Nyeri dan ada cedera yang belum bisa kita pastikan. Sudah tidak ada lagi di dalam heli. Nanti kita update lagi," ujar Kombes Feri.

Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono sendiri menjadi korban yang mengalami luka paling parah dalam kecelakaan helikopter Super Bell 300 itu.

Jenderal bintang dua itu mengalami luka patah tangan.

"Pak Kapolda mengalami luka, yang lainnya kondisinya stabil secara bertahap," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin (20/2).

"Kondisi beliau stabil. Jam 4 pagi tadi Kapolres Kerinci dan 9 personel Brimob sudah di lokasi," tukasnya.

Hal itu juga dibenarkan Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto.

Ia menyebutkan bahwa informasi tersebut datang dari kru Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta, yang juga merupakan salah satu penumpang heli.

"Informasi dari Dirreskrimum, seperti itu, tetapi patah atau tidaknya kita tunggu dari tim medis yang berada di titik koordinat," kata Mulia.

Terkait proses evakuasi, Irjen Dedi Prasetyo menyebut ada dua tim yang diterjunkan, yakni tim darat dan tim udara.

"Ada dua tim yang sudah bergerak dimulai tadi malam sampai dengan hari ini, tim udara ada menggunakan tiga heli tapi hari ini kita sudah menggunakan enam helikopter," jelas Dedi.

Rincian enam helikopter itu terdiri dari dua heli dan satu pesawat milik Polri, satu helikopter milik Basarnas, satu helikopter milik TNI AU, dan satu lainnya milik PPNU.

Sementara untuk tim darat dipimpin langsung oleh Kapolres Jambi AKBP Patria Yudha Rahadian yang berisikan sembilan orang anggota Brimob.

"(Tim darat) sudah berhasil ke titik di mana heli tersebut mendarat darurat. Jadi sudah berkomunikasi dengan Pak Kapolda, Dirkrimum, Dirpolair, Sripim dan tiga kru," ucapnya.

"Dan saat ini tim udara sudah mendroping bahan makanan, minuman, termasuk selimut serta powerbank yang dibutuhkan untuk mengkomunikasi dengan tim yang ada baik di Kerinci maupun ya berada di Jambi," imbuhnya.

Untuk proses evakuasi, Dedi menyebut pihaknya memaksimalkan evakuasi melalui udara lantaran proses evakuasi jalur darat melalui proses panjang.

Menurut Dedi, evakuasi dengan menggunakan jalur darat tidak memungkinkan lantaran bentang alam di sana merupakan hutan lebat dan perbukitan.

"Kondisi mereka sudah stabil dan akan kita evakuasi dengan menggunakan helikopter. Kalau via darat akan sulit," ujarnya.

Sementara proses evakuasi melalui jalur udara hanya menghabiskan waktu 1,5 jam lebih cepat menuju rumah sakit.

"Kalau jalur udara 1,5 jam kita harapkan bisa lebih cepat. RS Kerinci juga sudah kita persiapkan juga untuk penanganan pertama korban," tukasnya.

Hanya saja proses evakuasi udara itu terkendala cuaca berkabut dan hujan.

"Proses evakuasi masih berjalan, hari ini masih jalan. Baik tim darat maupun tim udara. Memang kendala yang paling utama adalah cuaca di sana," ujar Irjen Dedi Prasetyo.

Ia menuturkan cuaca buruk yang dihadapi berupa kabut hingga intensitas hujan yang tak menentu. "Cuaca (buruk) baik berkabut maupun tiba-tiba hujan ini yang menghambat proses evakuasi yang dilakukan kemarin pada hari minggu," ungkapnya.(tribun network/git/igm/fah/dng/ary/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas