Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perjalanan Hidup KH Ali Yafie, Mantan Ketua MUI yang Wafat di Usia ke-96 Tahun

Perjalanan hidup KH Ali Yafie, mantan Ketua MUI yang meninggal dunia di usia ke-96 tahun karena sakit di RS Bintaro, pada Sabtu (25/2/2023).

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Perjalanan Hidup KH Ali Yafie, Mantan Ketua MUI yang Wafat di Usia ke-96 Tahun
kolase Tiwtter NU
KH Ali Yafie, mantan ketua MUI yang meninggal dunia pada Sabtu (25/2/2023). Berikut ini perjalanan hidup KH Ali Yafie. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perjalanan hidup mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Ali Yafie, yang meninggal dunia pada Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 WIB.

KH Ali Yafie wafat di usia ke-96 tahun di RS Bintaro, Tangerang Selatan.

Jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Menteng Residence, Jl Menteng V Blok FC 5 No 12, Sektor 7 Bintaro Jaya, dikutip dari MUI.

KH Ali Yafie merupakan Ketua MUI yang menjabat pada 1998-2000.

Beliau lahir pada 1 September 1926 di Desa Wanidonggala, Sulawesi Tengah.

KH Ali Yafie merupakan putra dari KH Muhammad Yafie, ulama yang berpengaruh di daerahnya.

Baca juga: Profil KH Ali Yafie, Mantan Ketua MUI yang Meninggal Dunia, Pernah Jadi Rais Aam PBNU

Ibunya bernama Imacayya, seorang putri raja dari sebuah kerajaan di Tanete, Bulukumpa, Sulawesi Selatan, dikutip dari TribunTimur.

Berita Rekomendasi

KH Ali Yafie adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Beliau juga merupakan cucu dari Syaikh Abdul Hafidh Bugis, ulama yang cukup lama mengajar di Masjidil Haram, Mekah.

Pendidikan KH Ali Yafie

KH Ali Yafie mendapatkan pendidikan agama sejak kanak-kanak dari orang tuanya.

Pada usia ke-12 tahun, KH Ali Yafie sudah mampu membaca kitab kuning.

KH Ali Yafie menempuh pendidikan formal di Sekolah Rakyat.

Beliau kemudian dikirim oleh ayahnya ke sejumlah pesantren di Sulawesi Selatan.

KH Ali Yafie rajin mengaji kitab kuning di Pesantren Ainur Rofiq, Rappang-Sidrap, Sulawesi Selatan, di bawah asuhan as-Syeikh Ali Mathar.

KH Ali Yafie juga mengaji kitab kuning dibawah bimbingan Syeikh Mahmud Abdul Jawad di Bone, Makassar dan Syeikh Abdurrahman Firdaus di Jampoe, Pinrang.

Kemudian, KH Ali Yafie juga belajar pada Syeikh KH Muhammad As’ad, pendiri Pesantren As’adiyah di Sengkang.

Selain aktif mengaji kitab kuning dari sejumlah ulama terkemuka di Sulawesi Selatan, KH Ali Yafie juga aktif berorganisasi.

Wapres RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) saat menjenguk KH. Ali Yafie beberapa waktu lalu. KH Ali Yafie meninggal dunia pada usia 96 tahun setelah sempat dirawat selama beberapa saat.
Wapres RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) saat menjenguk KH. Ali Yafie beberapa waktu lalu. KH Ali Yafie meninggal dunia pada usia 96 tahun setelah sempat dirawat selama beberapa hari. (Istimewa)

KH Ali Yafie bergabung di Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI) bersama Abdurrahman Ambo Dalle.

Abdurrahman Ambo Dalle menjadi Ketua Pertama Darud Dakwah wal-Irsyad.

Sementara itu, KH Ali Yafie menjadi sekretaris pertama Pengurus Besar Darud Dakwah wal-Irsyad, PBDDI.

Kemudian, KH Ali Yafie aktif di Nahdlatul Ulama sejak di Parepare, kemudian aktif di Makassar.

Saat di Makassar, KH Ali Yafie tercatat sebagai Dekan Pertama Fakultas Ushuluddin di UIN Alauddin.

Keterlibatan KH Ali Yafie di NU Makassar dan Sulawesi Selatan, mengantarkannya berkiprah di Jakarta hingga masuk di jajaran PBNU.

KH Ali Yafie dikenal sebagai ulama fiqih paling disegani seperti KH Sahal Mahfudh.

Selain itu, KH Ali Yafie adalah ulama yang memperkenalkan wacana fiqih sosial.

Berkat keilmuannya, Prof KH Ibrahim Husen kala itu menjabat rektor IIQ (Institut Ilmu Al-Qur’an) menganugerahkan gelar professor kepada KH Ali Yafie pada 12 Oktober 1991 di Jakarta.

Kontribusi keilmuan dan pengabdian KH Ali Yafie ditandai dari keterlibatannya di MUI, NU, hingga ICMI.

Baca juga: Waketum MUI Minta Masyarakat Tak Salah Tafsir soal Pidato Megawati tentang Ibu-ibu Pengajian

Karier KH Ali Yafie

KH Ali Yafie pernah bekerja sebagai Hakim di Pengadilan Agama Ujungpandang, Makassar pada tahun 1959-1962, dikutip dari TribunnewsWiki.

Pada tahun 1962, KH Ali Yafie menjabat sebagai Inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur hingga tahun 1965.

Kemudian, KH Ali Yafie bertugas sebagai Dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Ujungpandang pada tahun 1965-1971.

KH Ali Yafie terpilih menjadi salah seorang Rais Syuriyah PBNU pada Muktamar NU di Surabaya tahun 1971.

Beliau kembali mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PBNU saat Muktamar NU di Semarang (1979) dan Situbondo (1984).

Pada Muktamar NU di Krapyak tahun 1989, KH Ali Yafie menjabat sebagai wakil Rais 'Aam PBNU.

Setelah menyelesaikan tugasnya, KH Ali Yafie menjadi Penjabat (Pj) Rais 'Aam PBNU pada tahun 1991-1993.

KH Ali Yafie lalu menjabat Ketua Umum MUI pada tahun 1998-2000, menggantikan KH Hasan Basri.

Pada tahun 2002 hingga 2005, KH Ali Yafie menjadi Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

Selain itu, KH Ali Yafie menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, yang didirikan oleh beliau sejak tahun 1947.

Baca juga: Mantan Ketua MUI KH Ali Yafie Meninggal Dunia, Jenazah Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Besok

Karya KH Ali Yafie

- Menggagas Fikih Sosial: dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi hingga Ukhuwah (1995)

- Teologi Sosial: Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan (1997)

- Beragama Secara Praktis agar Hidup Lebih Bermakna (2002)

- Fiqih Perdagangan Bebas (2003)

- Merintis Fiqih Lingkungan Hidup (2006).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)(TribunnewsWiki.com/Yustica)(TribunTimur)

Artikel lain terkait KH Ali Yafie

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas