Sejarah dan Pengertian Ogoh-ogoh dalam Perayaan Hari Raya Nyepi
Inilah sejarah dan pengertian tentang apa itu ogoh-ogoh dalam pelaksanaan Hari Raya Nyepi, simak penjelasannya berikut ini.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Nuryanti

TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian dan sejarah tentang ogoh-ogoh dalam perayaan Hari Raya Nyepi.
Hari Raya Nyepi di Bali biasanya dirayakan dengan serangkaian tradisi khas Bali, satu di antaranya yakni pawai ogoh-ogoh.
Pawai ogoh-ogoh biasanya menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Bali.
Ogoh-ogoh yang diarak di acara pawai umumnya memiliki tampang yang mengerikan.
Mengutip bulelengkab.go.id, ogoh-ogoh biasanya memiliki fungsi dan makna tersendiri.
Pawai ogoh-ogoh ini sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi tradisi khas Bali.
Baca juga: Makna Ogoh-ogoh Jelang Hari Raya Nyepi
Pengertian Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh sendiri berasal dari kata ogah-ogah.
Kata ogah-ogah dalam bahasa Bali berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan.
Ogoh-ogoh biasanya dibuat dengan wujud makhluk yang mengerikan.
Umumnya ogoh-ogoh ini akan diarak menjelang perayaan Hari Raya Nyepi.
Bukan tanpa makna, ogoh-ogoh ini memiliki fungsi dan makna khusus.
Baca juga: Apa Itu Pawai Ogoh-ogoh yang Muncul Saat Perayaan Nyepi? Ini Arti dan Maknanya
Orang awam biasanya mendefinisikan ogoh-ogoh sebagai boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum Hari Raya Nyepi (ngerupukan).
Pawai ogoh-ogoh ini juga diiringi dengan gamelan bali yang disebut Bleganjur.
Nantinya ogoh-ogoh ini akan dibakar di suatu tempat.
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang dapat menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi tahun 1986, ogoh-ogoh didefinisikan sebagai ondel-ondel yang beraneka ragam dengan bentuk yang menyeramkan.

Baca juga: Gelar Unjuk Rasa di Depan DPR, Massa Buruh Bawa Spanduk Ogoh-Ogoh Dengan Gambar Tiga Menteri
Sejarah Ogoh-ogoh
Kemunculan ogoh-ogoh ini bermula saat tahun 1983.
Pada tahun itulah ogoh-ogoh mulai dibuat dengan wujud-wujud bhuta kala yang berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Kemudian Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa.
Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti naga, gajah, Widyadari, bahkan, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.
Ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang luar biasa.
Kekuatan itu dapat dibagi dua, pertama kekuatan bhuana agung, yang artinya kekuatan alam raya, dan kedua adalah kekuatan bhuana alit yang berarti kekuatan dalam diri manusia.
Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.