Dihadiri Uskup Agung Medan, Hasto Sampaikan Kuliah Umum Pancasila di Hadapan Ratusan Mahasiswa
Ditegaskan Hasto, pada dasarnya Pancasila adalah ideologi yang membebaskan dan bertujuan mengangkat harkat dan martabat Wong Cilik.
Editor: Hasanudin Aco
Selain itu, mahasiswa bisa belajar dari proses Soekarno dan pendiri bangsa dalam membangun Indonesia.
“Soekarno adalah rakyat biasa. Tapi dia dibedakan karena punya daya imajinasi dan mimpi akan masa depan. Maka sekarang, menjadi mahasiswa artinya berani bermimpi untuk masa depan. Persiapkan diri anda dari sekarang menjadi pemimpin negarawan dalam seluruh aspek kehiduoan. Bagaimana anda mahasiswa bisa jadi daya gerak kemajuan bangsa,” beber Hasto.
Ia juga menjelaskan tradisi intelektual Soekarno, dan mendorong para mahasiswa banyak membaca buku, bersifat kritis dan berdialektika saat mempelajari sejarah dunia serta Nusantara.
“Mahasiswa harus membaca buku dan mengembangkan wawasan intelektualnya. Anda harus kritis atas kondisi lingkungan anda saat ini. Misalnya kenapa kita impor kedelai? Kenapa kita impor daging sapi dari Australia? Kalau mahasiswa tak punya ide masa depan, jangan menjadi mahasiswa. Mulailah berpikir mau jadi apa di masa depan. Kuasai pengetahuan dan teknologi, baca buku dan berpikir kritis kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Hasto.
Di acara itu, hadir Uskup Agung Medan yang juga Pembina Unika St Thimas Mgr.Kornelius Sipayung dan Vikjen Romo Michael Manurung, dan Ketua Panitia Romo Godlif Sianipar.
Hadir juga Anggota DPR RI Sofyan Tan, Ketua DPRD Prov.Sumut Baskami Ginting, dan Ketua DPRD Kota Medan Hasyim.
Jajaran PDIP Sumut juga hadir dipimpin Rapidin Simbolon dan Soetarto. Tampak juga kader muda PDIP Bane Raja Manalu di tengah mahasiswa.
Dalam sambutannya, Mgr.Kornelius Sipayung mengatakan kuliah umum oleh Hasto menjadi penting di tengah situasi bangsa yang tidak terlalu kuat mempertahankan dasar negara yakni Pancasila. Hal itu tampak dari perilaku banyak orang yang ekstrem dalam hal idealisme, dan yang tak terlalu menginginkan Pancasila menjadi dasar negara.
“Tujuan utama kita adalah mendalami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Semoga kita bisa mewujudkan dalam hidup kita demi kelangsungan bangsa dan tanah air kita,” kata Mgr.Sipayung.
Selain itu, Mgr.Sipayung mendukung perlunya kesadaran geopolitik dalam pembangunan Indonesia ke depan.
Artinya, mahasiswa dan anak muda harus membangun diri dan bangsa atas dasar pemahaman terhadap tanah air, manusia, jiwa bangsa, sumber daya, dan kekuatan budaya bangsa.
“Jika semua poin tadi dipertahankan, maka kita bertahan sebagai suatu bangsa. Banyak di dunia ini, yang dulu satu negara, kini pecah jadi banyak. Itu tak kita inginkan di Indonesia ini,” kata Mgr.Sipayung.
Rektor Unika Prof.Dr. Maidin Gultom menambahkan semua bisa melihat di belakangan ini banyak kejadian intoleransi, berbau SARA, dan cenderung memojokkan kelompok satu dengan lainnya.
Dan itu terjadi di tengah besarnya ancaman globalisasi terhadap kehidupan.
“Maka penting bagi kita membahas dan menanamkan nilai Pancasila dan merajut kebangsaan di era kompetisi dan di tengah era global ini,” kata Gultom.